Manajemen pengairan menjaga gambut tetap lembab dan basah menjadi kunci pengelolaan rawa gambut. Peran serta masyarakat lokal perlu diperkuat dengan memberi insentif dalam pengelolaan rawa gambut.
Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Palangkaraya Darmae Nasir mengatakan, permasalahan mengelola rawa gambut adalah soal pilihan hendak dikembangkan untuk lahan budidaya atau sepenuhnya untuk konservasi. “Itu adalah masalah memilih,” katanya pada Diskusi Kelompok Terfokus “Pengelolaan Gambut Berbasis Karakteristik Wilayah”, Kamis (19/11), di Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah.
Kegiatan digelar Himpunan Masyarakat Gambut Indonesia (HGI) bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian serta Pemerintah Kabupaten Kapuas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Darmae mengatakan, pengelolaan rawa gambut untuk budidaya dan konservasi bisa dipertemukan karena sumber daya alam gambut bisa memberi jasa ekosistem. Artinya, ekosistem punya fungsi pengatur, produksi, pendukung, dan sosial budaya.
Untuk menjaga ekosistem rawa gambut, lanjut Darmae, manajemen pengairan jadi kunci pengelolaan yang harus diperhatikan agar gambut tetap basah. Caranya, tak membuat kanal pada kubah gambut, tetapi memperhatikan pasang surut sungai.
Saluran kanal irigasi seharusnya dibuat melengkung sesuai alur sungai. Lebar dan dalamnya disesuaikan luasan lahan budidaya. “Sistem ini memanfaatkan mekanisme pasang surut. Mengubah daya gravitasi ke daya kinetik, yaitu daya dorong air saat pasang dan surut,” katanya.
Selain itu, zonasi gambut yang meliputi zona inti, zona penyangga, dan zona pemanfaatan harus dipetakan berikut dengan tingkat kealamian, juga kerusakan yang sudah terjadi hingga saat ini.
Ketua Umum HGI Supiandi Sabiham menggarisbawahi, rawa gambut dapat dimanfaatkan untuk budidaya dan konservasi.
Namun, sejumlah pakar menyebut, awal kebakaran hutan dan lahan gambut adalah pengeringan untuk aktivitas di atas gambut. (DKA)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 November 2015, di halaman 14 dengan judul “Manajemen Air Kunci Pengelolaan”.