Pemerintah Malaysia memulai program perkuatan industri hilir dan biodisel untuk mengatasi kelesuan industri minyak kelapa sawit. Program itu meliputi investasi senilai RM 250 juta atau senilai Rp 798,03 miliar untuk memberikan nilai tambah minyak sawit, terutama pada industri oleokimia, makanan, dan kesehatan.
Pemerintah Malaysia juga berkomitmen meningkatkan penggunaan biodiesel dari B7 ke B10. Penggunaan biodisel tersebut sejalan dengan Indonesia yang saat ini meningkatkan mandatori biodiselnya dari B15 ke B20.
Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Amar Douglas Uggah Embas mengatakan hal itu ketika membuka Konferensi Minyak Sawit dan Lauric (POC) Ke-27, Senin (7/3), di Kuala Lumpur, Malaysia. Konferensi bertema “Mengelola Ketidakpastian Pasar: Solusi Global Kami” itu dihadiri sekitar 2.000 pelaku industri sawit dari 50 negara, salah satunya Sime Darby Plantation dan anak perusahaannya di Indonesia, Minamas Plantation, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Albertus Hendriyo Widi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Amar, penelitian mengenai aspek nutrisi gizi minyak sawit penting. Upaya tersebut akan memberikan kesempatan lebih lanjut untuk memperluas penggunaan minyak sawit dalam berbagai produk makanan dan kesehatan.
“Kami melakukan penelitian itu melalui Lembaga Minyak Sawit Malaysia (MPOB) berkolaborasi dengan peneliti-peneliti di dalam dan luar negeri. Kami mengalokasikan dana RM 30 juta untuk penelitian tersebut selama lima tahun ke depan,” katanya.
Pemerintah, lanjut Amar, juga meneruskan implementasi program biodiesel B7 yang dilakukan sejak 2015 ke B10 pada tahun ini. Pemerintah menargetkan program pencampuran minyak sawit dengan solar itu meningkatkan konsumsi minyak sawit 575.000 ton per tahun.
“Kami bersama Indonesia juga telah membentuk Dewan Negara-Negara Produsen Minyak sawit. Salah satu tugas dewan tersebut adalah melawan kampanye hitam tentang minyak sawit dan mempromosikan industri minyak sawit yang mengedepankan prinsip berkelanjutan,” ujarnya.
Ketidakpastian
Dalam kesempatan itu, Kepala Bursa Malaysia Tan Sri Amirsham Aziz mengemukakan, ketidakpastian ekonomi global dan volatilitas pasar masih mewarnai industri minyak kelapa sawit pada tahun ini. Kondisi tersebut menyebabkan harga minyak sawit terus bergejolak dan permintaan dari pasar utama turun.
Di tempat terpisah, Direktur Teknologi Informasi dan Divisi Layanan Korporasi MPOB Burhanuddin Abdul Salam mengemukakan, MPOB terus melakukan penelitian untuk menghasilkan produk minyak sawit yang bernilai tambah.
Beberapa produk yang telah dihasilkan antara lain santan dari minyak sawit, cokelat, minyak sawit kelas premium, sabun mandi, kayu-kayu partikel dari tandan kosong minyak sawit, dan perabotan dari kayu kelapa sawit.
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Maret 2016, di halaman 17 dengan judul “Malaysia Perkuat Hilir dan Biodiesel”.