Para mahasiswa baru Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto didorong jadi pribadi yang berempati agar jadi pribadi yang utuh dan bermakna. Ini penting, terutama di masa pandemi, saat banyak orang mengalami kesulitan.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO—Tangkapan layar suasana kegiatan penerimaan mahasiswa baru Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (8/9/2020), yang disiarkan secara dalam jaringan (daring/online).
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah, menerima 4.821 mahasiswa baru tahun akademik 2020/2021. Empati terhadap sesama terutama lingkungan perdesaan serta cinta Tanah Air ditanamkan kepada mahasiswa baru di tengah tantangan global dan pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Sensitivitas dan rasa solidaritas harus dipupuk terus. Caranya bagaimana, dulu saya waktu di kampus mengajak teman-teman yunior turun ke lapangan,” kata CEO Kitabisa.com M Alfatih Timur saat menjadi pembicara dalam talk show bertajuk ”Kolaborasi Lintas Generasi untuk Hidupkan Kembali Empati yang Perlahan Mati” yang digelar dalam rangka penerimaan mahasiswa baru Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dan disiarkan secara langsung, Selasa (8/9/2020).
Timur meyakini, banyak sekali kegiatan mahasiswa turun ke lapangan di Unsoed, di antaranya kuliah kerja nyata. Ia menilai hal itu sangat penting. ”Saya yakin setiap intelektual tidak boleh berjarak, jangan sampai kampus jadi menara gading. Atau teman-teman sudah pakai jaket almamater, merasa pintar, lalu merasa berjarak dengan masyarakat. Jaga terus supaya jaraknya jangan terlalu jauh. Teman-teman bisa belajar di internet, tetapi juga turun ke lapangan, harus seimbang,” tuturnya.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO—Tangkapan layar suasana talkshow dalam rangka penerimaan mahasiswa baru Unsoed Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (8/9/2020), yang disiarkan secara daring.
Menurut Timur, mengutip hasil survei CAF World Giving Index 2018, Indonesia dinilai sebagai negara yang paling memiliki modal sosial dari kekuatan berdonasi, menjadi sukarelawan, serta keinginan membantu orang yang tidak dikenal. ”Ada dua faktor, ada dorongan dan unsur pemicu. Yang mendorong mengapa orang Indonesia punya solidaritas karena jiwanya komunal, guyub, gotong royong. Faktor dari luar (pemicu) ada banyak bencana alam dan sekarang pandemi,” ujarnya.
Timur mengatakan, sebagai individu, mahasiswa memiliki hak istimewa untuk mengenyam pendidikan tinggi. Dengan begitu, empati adalah sebuah kewajiban. Ketika manusia sudah mendapatkan privilese atau hak istimewa, secara alamiah, harus mampu mengembalikannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk empati.
Rektor Unsoed Profesor Suwarto menyampaikan, salah satu potret terbesar Indonesia adalah perdesaan. Sumber daya alam, sosial, budaya, serta manusia adalah kekuatan potensial yang dapat menjadikan negara ini jadi makmur dan sejahtera. Keberpihakan negara terhadap perdesaan juga diwujudkan melalui penetapan desa menjadi prioritas agenda pembangunan nasional.
”Situasi ini menjadi peluang bagi sivitas akademika Unsoed untuk ambil bagian, berperan serta secara strategis, dan berkontribusi optimal berkaitan dengan perdesaan,” katanya.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO—Rektor Unsoed Purwokerto Prof Suwarto memberikan sambutan dalam kegiatan penerimaan mahasiswa baru Unsoed Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (8/9/2020), yang disiarkan secara daring.
Suwarto mengatakan, Unsoed selalu berpegang teguh dalam pola ilmiah pokoknya, yakni pengembangan sumber daya perdesaan dan kearifan lokal yang berkelanjutan. Menurut dia, Unsoed memiliki kesadaran strategis sekaligus historis bahwa desa adalah mata air kehidupan dan soko guru berdirinya bangsa. Dengan begitu, kemandirian dan kesejahteraan desa akan berdampak bahkan turut menentukan tegak kokohnya republik ini.
Suwarto mengajak mahasiswa baru memanfaatkan waktu sebaik-baiknya selama kuliah di Unsoed untuk mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat berkontribusi menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat.
”Apabila kita mampu berkontribusi, kita akan jadi pribadi yang selalu dibutuhkan. Tentunya ini akan membuat kita yakin dan percaya bahwa kita adalah pribadi yang bermanfaat,” katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga menjadi narasumber dalam talkshow tersebut menegaskan, salah satu wujud empati terhadap sesama di kala pandemi ini adalah dengan menggunakan masker dan menjaga jarak untuk memutus penularan virus korona jenis baru. ”Menggunakan masker, menurut saya, ini merupakan bagian dari kita berempati kepada yang lain,” kata Ganjar.
Oleh WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Editor: GREGORIUS FINESSO
Sumber: Kompas, 8 September 2020