Salah satu mikroba yang dipamerkan dalam LIPI Expo 2014 ternyata dapat menghasilkan hidrogen yang dapat menjadi sumber energi. Mikroba tersebut berasal dari ganggang yang ada di laut.
Seorang peneliti LIPI, Dr. Dwi Susilaningsih fokus pada pengembangan mikroba jenis mikroalga dan bakteria fotosintesa. Mikroalga dapat menghasilkan protein yang berguna untuk tubuh manusia, bakteri fotosintesa menghasilkan hidrogen yang dapat menjadi sumber energi.
“Fungsi alga membuat protein, seluruh selnya mayoritas adalah protein, 70 persen. Bisa dijadikan untuk suplemen untuk manusia. Spesies ini ditemukan di ganggang,” ungkap Dwi di lokasi Expo, gedung InaCC, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46, Cibinong, Bogor, Jabar, Kamis (11/9/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dwi bersama seorang dokter muda mengembangkan mikroba menjadi suplemen dengan bentuk kapsul dan bubuk. Suplemen tersebut awalnya dicobakan kepada anak-anak dan orang dewasa dan ternyata mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
“Yang bubuk kita taburkan ke makanan anak-anak, ternyata hasilnya mereka jadi lebih gesit dan semakin doyan makan. Kita taruh juga ke klinik-klinik herbal. Ada yang sakit diabetes setelah minum kapsul ini katanya badannya jadi lebih enakan,” tutur Dwi.
Suplemen yang belum dipasarkan ini menurut Dwi masih perlu pengembangan lagi. Pasalnya Dwi ingin mengetahui khasiat apa lagi yang dihasilkan dari mikroba jenis ini selain untuk kekebalan tubuh.
Untuk mikroba jenis bakteri fotosintesa, Dwi berhasil menemukan kandungan hidrogen dan karbondioksida. Hidrogen yang dipanen dapat dijadikan sumber energi, sementara karbondioksidanya dijadikan makanan untuk bakteri fotosintesa itu sendiri.
“Dia konversi, dia kan makan dan terjadi metabolisme di dalam tubuhnya, lalu diolah. Akhirnya keluar gas, nah itu hidrogen dan karbondioksida yang keluar. Gas hidrogennya bisa kita panen untuk jadi energi,” jelas Dwi.
Wanita yang telah menjadi peneliti sejak tahun 1994 ini mengaku tertantang untuk menjadikan hidrogen dari mikroba ini sebagai sumber energi yang dapat dikonsumsi masyarakat untuk kehidupan sehari-hari. Sayangnya, penggunaan hidrogen sendiri menurut Dwi masih terkendala pada keamanannya.
“Bagaimana mengekonomiskan gas ini supaya bisa dikonsumsi masyarakat, itu challange ke depan. Ini lebih baik karena ramah lingkungan dan powerful. Tapi kendalanya keamanan karena dia kecil tapi energinya besar. Kita butuh wadah untuk ini supaya tidak mudah meledak,” ujar Dwi.
“Sebenarnya media penampungnya sudah ada namanya canister. Bentuknya seperti tabung tapi sayang mahal, dibuat dari metal hydrade,” lanjutnya.
Selain dapat menjadi sumber energi BBM, hidrogen dapat digunakan untuk hal-hal besar lainnya. Seperti sebagai sumber energi pembangkit listrik, bahkan disebut Dwi hingga roket dan bom atom.
Wapres Boediono yang sempat mampir ke booth pameran hasil penelitian Dwi ini ditunjukkan bagaimana pengolahan mikroba bakteri fotosintesa hingga dapat dijadikan sumber energi yang bisa menjalankan prototipe mobil-mobilan. Boediono yang datang ke lokasi untuk meresmikan gedung InaCC itu pun lalu bertanya apakah hasil penelitian tersebut bisa dalam skala besar.
“Saya justru menunggu Bapak untuk melakukan skala besarnya,” jawab Dwi sambil bergurau.
Elza Astari Retaduari – detikNews
Sumber: Detik.com, Kamis, 11/09/2014 15:14 WIB