Hasil penelitian menunjukkan limbah kopi bisa signifikan meningkatkan kesuburan tanah sehingga mempercepat pemulihan lahan yang rusak atau terdegradasi maupun terdeforestasi.
Limbah produksi kopi terbukti bisa menyuburkan lahan, bahkan membantu pemulihan lingkungan. Studi terbaru menemukan bahwa pulp kopi, bagian dari limbah produksi kopi, dapat digunakan untuk mempercepat pemulihan hutan tropis.
Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal British Ecological Society, Ecological Solutions and Evidence yang dirilis pada 30 Maret 2021. Dalam studi tersebut, para peneliti dari University of Hawai menyebarkan 30 truk pulp kopi di area 35 x 40 meter lahan terdegradasi di Kosta Rika. “Hasilnya dramatis,” kata Rebecca Cole, penulis utama studi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Area yang diberi lapisan tebal pulp kopi berubah menjadi hutan kecil hanya dalam dua tahun, sementara plot kontrol tetap didominasi oleh rerumputan.”
Hanya dalam dua tahun, menurut kajian ini, lahan dengan pulp atau bubur kopi memiliki tutupan tajuk 80 persen dibandingkan dengan 20 persen di area kontrol. Kanopi di area pulp kopi juga empat kali lebih tinggi dari area kontrol.
Penambahan lapisan pulp kopi setebal setengah meter menghilangkan rerumputan invasif yang mendominasi lahan. Rerumputan ini sering menjadi penghalang suksesi hutan dan pemindahannya memungkinkan spesies asli, spesies pohon perintis, yang tiba sebagai benih melalui angin dan penyebaran hewan, untuk menempati kembali area tersebut dengan cepat.
Para peneliti juga menemukan bahwa setelah dua tahun, nutrisi termasuk karbon, nitrogen, dan fosfor meningkat secara signifikan di kawasan dengan lapisan bubur kopi dibandingkan dengan kontrol. Cole mengatakan, “Studi kasus ini menunjukkan bahwa produk sampingan pertanian dapat digunakan untuk mempercepat pemulihan hutan di lahan tropis yang terdegradasi. ”
Menurut Cole, sebagai produk limbah yang banyak tersedia dan bernutrisi tinggi, bubur kopi dapat menjadi strategi restorasi hutan yang hemat biaya. Strategi tersebut akan menjadi penting jika kita ingin mencapai tujuan global yang ambisius untuk memperbaiki kawasan hutan yang luas, seperti yang disepakati dalam Perjanjian Paris 2015.
Penelitian dilakukan di daerah Coto Brus di Kosta Rika selatan di bekas perkebunan kopi yang sedang direstorasi menjadi hutan untuk konservasi. Pada tahun 1950-an wilayah ini mengalami deforestasi yang cepat dan mengubah lahan menjadi pertanian kopi dan padang rumput dengan tutupan hutan berkurang hingga 25 persen pada tahun 2014. Pada tahun 2018, para peneliti menetapkan dua area berukuran kira-kira 35 × 40m sebagai lahan eksperimen.
Para peneliti mengambil sampel tanah untuk diteliti nutrisinya sebelum diberi bubur kopi dan proses yang sama dilakukan lagi dua tahun kemudian. Mereka juga mencatat spesies yang ada, ukuran batang berkayu, proporsi tutupan tanah hutan dan menggunakan drone untuk mencatat tutupan kanopi.
Cole menyatakan, sebagai studi kasus dengan data selama dua tahun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menggunakan ampas kopi untuk membantu restorasi hutan. “Studi ini hanya di satu lokasi besar sehingga diperlukan lebih banyak pengujian untuk melihat apakah strategi ini bekerja di berbagai kondisi yang lebih luas,” kata dia.
Rakan A Zahawi, rekan peneliti mengatakan, akan meningkatkan penelitian dengan menguji metode ini di berbagai lokasi terdegradasi dalam lanskap lebih luas. Selain itu, konsep ini dapat diuji dengan jenis limbah pertanian lain, seperti kulit jeruk di pasar.
“Kami berharap studi kami menjadi titik awal bagi peneliti dan industri lain untuk melihat bagaimana mereka dapat membuat produksi mereka lebih efisien dengan menciptakan tautan ke gerakan restorasi global,” kata dia.
Oleh AHMAD ARIF
Sumber: Kompas, 30 Maret 2021