Seperti manusia, lemur ekor cincin betina lebih menyukai pejantan wangi yang beraroma bunga dan buah.
Bau-bauan juga menjadi daya tarik antarjenis kelamin di dunia hewan, tidak peduli baunya wangi atau tidak wangi. Namun, hasil penelitian menemukan, seperti manusia, lemur ekor cincin betina lebih menyukai pejantan wangi yang beraroma bunga dan buah.
Penelitian itu berjudul ”Kelenjar Zat Pembau Kunci Penarik Lemur Ekor Cincin Betina”. Penelitian dimuat dalam jurnal Current Biology yang juga dipublikasikan Science Daily, 16 April 2020. Penelitian dilakukan tim ilmuwan Jepang, yakni Mika Shirasu dan Kazushige Touhara dari Universitas Tokyo serta Kodzue Kinoshita dari Universitas Kyoto. Penelitian dilakukan di Pusat Monyet Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam jurnal yang dapat diakses terbuka itu disebutkan, di dunia primata, informasi dunia luar diperoleh dengan penglihatan. Namun, salah satu subordo primata, yaitu Strepsirrhini, juga menggunakan indera penciuman untuk berinteraksi dengan dunia luar.
Salah satu spesies Strepsirrhini adalah lemur ekor cincin (Lemur catta) yang terkenal karena menggunakan penciuman untuk berkomunikasi dengan sesama mereka. Lemur ekor cincin jantan menyebarkan zat pembau itu dari kelenjar di pergelangan tangan mereka.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis bau yang dipakai untuk komunikasi seksual antara lemur ekor cincin jantan dan betina.
Hasil penelitian menemukan bahwa, selama musim kawin, lemur ekor cincin betina mengendus bau pejantan beraroma buah dua kali lebih lama dibandingkan dengan bau pahit yang dikeluarkan pejantan di luar musim kawin.
”Betina mengendus aroma bunga dan buah selama beberapa detik lebih lama dan kadang-kadang bahkan menjilatnya. Meskipun ini terdengar seperti waktu yang sangat singkat, itu cukup untuk mengenali atau membangkitkan keingintahuan pada pria,” kata Kazushige Touhara, seperti dikutip Science Daily.
Analisis kimia terhadap zat bau yang dikeluarkan pejantan menunjukkan bahwa tiga senyawa aldehida, yaitu dodecanal, 12-methyltridecanal, dan tetradecanal, menunjukkan konsentrasi yang jauh lebih tinggi selama musim kawin.
Penelitian terdahulu tentang indra penciuman lemur ekor cincin di Madagaskar dilakukan Amber D Walker-Bolton dari Universitas Toronto, Kanada, dan Joyce A Parga dari Universitas California di Los Angeles, Amerika Serikat, tahun 2017.
Penelitian mereka berjudul ”Bau Menggoda dalam Lemur Berekor Cincin (Lemur catta): Penciuman Jantan Menunjukkan pada Betina sebagai Sinyal yang Jujur dan Mahal” dimuat dalam American Journal of Primatology edisi 15 November 2017.
Menurut Bolton dan Praga, bau dan tampilan menggoda lemur ekor cincin menjadi ciri dari perilaku seksual lemur ekor cincin.
”Hasil kami menunjukkan bahwa tampilan pengurapan ekor dan ekor berayun oleh pejantan ke betina menjelang berahi berkorelasi dengan dominasi jantan dan tampaknya berfungsi sebagai sinyal yang mahal,” demikian tulis Bolton dan Praga.
Oleh SUBUR TJAHJONO
Sumber: Kompas, 17 April 2020