Konsumsi Ikan Menurunkan Risiko Tengkes

- Editor

Minggu, 23 Agustus 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anak-anak bermain sambil belajar pada media pembelajaran yang dibuat dari barang bekas dalam pameran pendidikan dan kebudayaan di Pusdiklat Kemendiknas, Depok, Jawa Barat, Rabu (13/2/2019). Alat peraga pendidikan ini dibuat oleh para siswa SD Deresan, Sleman, Yogyakarta sebagai aplikasi mata pelajaran tematis yang meliputi matematika, ilmu pengetahuan alam, dan pembentukan karakter. 

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN (HAS)
13-02-2019

Anak-anak bermain sambil belajar pada media pembelajaran yang dibuat dari barang bekas dalam pameran pendidikan dan kebudayaan di Pusdiklat Kemendiknas, Depok, Jawa Barat, Rabu (13/2/2019). Alat peraga pendidikan ini dibuat oleh para siswa SD Deresan, Sleman, Yogyakarta sebagai aplikasi mata pelajaran tematis yang meliputi matematika, ilmu pengetahuan alam, dan pembentukan karakter. KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN (HAS) 13-02-2019

Konsumsi ikan sangat dianjurkan bagi ibu-ibu sebelum atau sesudah hamil. Kandungan gizi ikan baik untuk pembentukan tulang. Ikan juga dapat mengatur hormon pertumbuhan janin saat ibu sedang mengandung.

Mengonsumsi ikan bagi ibu mengandung dapat mencegah anak mengalami tengkes atau stunting. Namun, konsumsi juga harus memperhatikan frekuensi, jumlah, dan pilihan atau jenis ikan yang dimakan.

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB University Hardiansyah dalam webinar bertajuk ”Gemar Makan Ikan untuk Pencegahan Stunting”, Sabtu (22/8/2020), menyampaikan, penyebab terbesar terjadinya tengkes pada anak adalah kurangnya pemenuhan kebutuhan gizi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Guna mencegah tengkes, ikan sangat penting dikonsumsi oleh ibu sebelum dan ketika hamil serta saat melahirkan atau hingga anak mencapai seribu hari pertama kehidupan (HPK). Dari metaanalisis, ibu harus mengonsumsi ikan paling tidak empat kali dalam satu minggu.

Ikan dikenal memiliki zat gizi yang sangat baik bagi tubuh manusia sebagai sumber mineral, protein, vitamin, dan lemak baik. Di samping berperan sebagai pembentuk tulang, ikan juga dapat mengatur hormon pertumbuhan bagi janin saat ibu sedang mengandung.

”Minimal konsumsi ikan itu dua porsi atau 200 gram. Jadi, edukasi harus dikaitkan dengan frekuensinya, jumlahnya, dan pilihan ikan yang dimakan. Ketika hamil, upayakan makan dengan kulit ikan yang tebal karena kandungan kolagen yang luar biasa,” ujarnya.
Namun, konsumsi juga harus memperhatikan jenis ikan. Menurut Hardiansyah, mengonsumsi ikan kembung dapat menjadi pilihan utama karena nilai gizi yang terkandung lebih besar daripada ikan salmon. Kandungan gizi dalam 100 gram ikan kembung antara lain 21,4 gram protein, 0,9 miligram zat besi, 2,6 gram omega 3, dan 2,3 gram lemak.

Pakar neurosains Taufik Pasiak mengatakan, kaitan antara tengkes dan otak sangat kuat. Sebab, mengembangkan bagian tubuh tertentu akan memengaruhi otak, begitu juga sebaliknya. Pemenuhan nutrisi yang tepat juga menjadi salah satu cara untuk mengoptimalkan otak.
”Kalau kita kampanye tentang pencegahan stunting dan makan ikan, orang tidak boleh hanya membicarakan kebaikan bagi fisik atau tubuh. Ilmu pengetahuan kuno dan modern membuktikan bahwa nutrisi dalam ikan itu dapat menjadi fondasi kebahagiaan karena salah satunya memproduksi serotonin,” tuturnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyampaikan, angka konsumsi ikan (AKI) nasional terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2015, AKI mencapai 40,90 kilogram per kapita dan meningkat hingga 54,49 kg per kapita pada 2019. Adapun pada 2024 ditargetkan AKI nasional mencapai 62,05 kg per kapita.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga melakukan program peningkatan produk perikanan tangkap dan budidaya yang didukung penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Pembangunan sarana dan prasarana pemasaran juga tengah dilakukan, seperti pasar ikan modern, sentra kuliner, dan ice flake machine (IFM).

”KKP juga melaksanakan program gerakan memasyarakatkan makan ikan atau gemar ikan yang saat ini sudah menjangkau 113 kabupaten/kota, yang 30 persennya wilayah dengan indeks stunting tinggi,” ujarnya.

Upaya percepatan penurunan tengkes menjadi salah satu prioritas yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Dari survei status gizi anak balita Indonesia 2019, prevalensi tengkes anak Indonesia 27,67 persen. Pemerintah menargetkan penurunan hingga mencapai 14 persen pada 2024.

Oleh PRADIPTA PANDU

Editor:ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Sumber: Kompas, 22 Agustus 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB