Konsumsi ikan sangat dianjurkan bagi ibu-ibu sebelum atau sesudah hamil. Kandungan gizi ikan baik untuk pembentukan tulang. Ikan juga dapat mengatur hormon pertumbuhan janin saat ibu sedang mengandung.
Mengonsumsi ikan bagi ibu mengandung dapat mencegah anak mengalami tengkes atau stunting. Namun, konsumsi juga harus memperhatikan frekuensi, jumlah, dan pilihan atau jenis ikan yang dimakan.
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB University Hardiansyah dalam webinar bertajuk ”Gemar Makan Ikan untuk Pencegahan Stunting”, Sabtu (22/8/2020), menyampaikan, penyebab terbesar terjadinya tengkes pada anak adalah kurangnya pemenuhan kebutuhan gizi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Guna mencegah tengkes, ikan sangat penting dikonsumsi oleh ibu sebelum dan ketika hamil serta saat melahirkan atau hingga anak mencapai seribu hari pertama kehidupan (HPK). Dari metaanalisis, ibu harus mengonsumsi ikan paling tidak empat kali dalam satu minggu.
Ikan dikenal memiliki zat gizi yang sangat baik bagi tubuh manusia sebagai sumber mineral, protein, vitamin, dan lemak baik. Di samping berperan sebagai pembentuk tulang, ikan juga dapat mengatur hormon pertumbuhan bagi janin saat ibu sedang mengandung.
”Minimal konsumsi ikan itu dua porsi atau 200 gram. Jadi, edukasi harus dikaitkan dengan frekuensinya, jumlahnya, dan pilihan ikan yang dimakan. Ketika hamil, upayakan makan dengan kulit ikan yang tebal karena kandungan kolagen yang luar biasa,” ujarnya.
Namun, konsumsi juga harus memperhatikan jenis ikan. Menurut Hardiansyah, mengonsumsi ikan kembung dapat menjadi pilihan utama karena nilai gizi yang terkandung lebih besar daripada ikan salmon. Kandungan gizi dalam 100 gram ikan kembung antara lain 21,4 gram protein, 0,9 miligram zat besi, 2,6 gram omega 3, dan 2,3 gram lemak.
Pakar neurosains Taufik Pasiak mengatakan, kaitan antara tengkes dan otak sangat kuat. Sebab, mengembangkan bagian tubuh tertentu akan memengaruhi otak, begitu juga sebaliknya. Pemenuhan nutrisi yang tepat juga menjadi salah satu cara untuk mengoptimalkan otak.
”Kalau kita kampanye tentang pencegahan stunting dan makan ikan, orang tidak boleh hanya membicarakan kebaikan bagi fisik atau tubuh. Ilmu pengetahuan kuno dan modern membuktikan bahwa nutrisi dalam ikan itu dapat menjadi fondasi kebahagiaan karena salah satunya memproduksi serotonin,” tuturnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyampaikan, angka konsumsi ikan (AKI) nasional terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2015, AKI mencapai 40,90 kilogram per kapita dan meningkat hingga 54,49 kg per kapita pada 2019. Adapun pada 2024 ditargetkan AKI nasional mencapai 62,05 kg per kapita.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga melakukan program peningkatan produk perikanan tangkap dan budidaya yang didukung penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Pembangunan sarana dan prasarana pemasaran juga tengah dilakukan, seperti pasar ikan modern, sentra kuliner, dan ice flake machine (IFM).
”KKP juga melaksanakan program gerakan memasyarakatkan makan ikan atau gemar ikan yang saat ini sudah menjangkau 113 kabupaten/kota, yang 30 persennya wilayah dengan indeks stunting tinggi,” ujarnya.
Upaya percepatan penurunan tengkes menjadi salah satu prioritas yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Dari survei status gizi anak balita Indonesia 2019, prevalensi tengkes anak Indonesia 27,67 persen. Pemerintah menargetkan penurunan hingga mencapai 14 persen pada 2024.
Oleh PRADIPTA PANDU
Editor:ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Sumber: Kompas, 22 Agustus 2020