Kecepatan Akses Meningkat
Teknologi 4G long term evolution sudah bisa dinikmati pengguna telekomunikasi seluler di Indonesia. Kendati belum masif di seluruh wilayah, operator dan pemerintah perlu bekerja sama menyediakan layanan optimal bagi masyarakat. Edukasi dan perlindungan konsumen hendaknya diutamakan.
Pengguna telepon seluler (ponsel) yang ditemui Kompas, Selasa (7/7), menyatakan memanfaatkan teknologi 4G LTE yang relatif lebih cepat ketimbang 3G dalam mengakses data.
Dilla Amran, konsultan kreatif di OMG (Oh My Goodness) Creative Consulting, mengungkapkan, dirinya mulai menggunakan layanan 4G LTE sejak tiga bulan lalu. Sebelumnya, ia sudah menggunakan ponsel pintar 3G.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kecepatan data teknologi 4G LTE membuat berkas pekerjaan Dilla selesai lebih cepat. Ia juga memanfaatkan ponsel pintar 4G LTE sebagai perangkat pengirim koneksi internet (tethering Wi-Fi) ke perangkat pintar lainnya. Dalam sebulan, biaya layanan 3G dan 4G LTE Rp 400.000.
“Biasanya saya mengakses informasi melalui YouTube dan komunikasi data. Tidak melulu di kantor, saya dapat mengakses di kafe dan kendaraan,” ujar Dilla di Jakarta.
Layanan pemerintah
Layanan teknologi 4G LTE digunakan Pemerintah Kota Makassar mengembangkan program telemedis. Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyebutkan, dengan layanan yang dirilis sejak awal 2015 itu, masyarakat bisa mengakses telemedis melalui saluran telepon video (video call) dan berkonsultasi dengan dokter. Layanan itu bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Selular.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang berharap, teknologi 4G LTE meningkatkan layanan pemerintah secara elektronik (e-government) seperti pajak elektronik (e-pajak).
Ketua Bidang Ikatan Sarjana Komunikasi Pusat Irwansyah berpendapat, teknologi 4G LTE hanya tren kecepatan dan akses data. Pemerintah sebaiknya membuat regulasi yang bisa mengakomodasi kemungkinan terjadinya kesenjangan digital.
Transparansi tarif interkoneksi antar-operator juga harus didorong untuk melindungi konsumen dari persaingan harga.
Donny Budi Utoyo, pendiri ICT Watch, mengatakan, tantangan yang muncul dalam layanan 4G adalah membangun perilaku pengguna untuk menjaga privasi di ranah media sosial. Kecepatan akses yang meningkat membuat pengguna kian mudah mengunggah foto atau video.
Berdasarkan data riset Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia dengan Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia pada 2014, hampir 50 persen pengguna internet berusia 18-25 tahun dan mayoritas mengakses dari gawai seperti ponsel pintar.(MED/ELD)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Juli 2015, di halaman 19 dengan judul “Konsumen Jadi Prioritas”.