Konstruksi Ekologis Dilupakan

- Editor

Jumat, 17 Juni 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penanganan banjir rob di Kota Semarang, Jawa Tengah, selama ini terfokus pada rancang bangun infrastruktur besar dan melupakan konstruksi ekologis. Pembuatan penahan ombak dari bambu dan penanaman kembali mangrove layak dijadikan solusi alternatif sebagai peredam abrasi dan limpasan air pasang laut dalam jangka panjang.

Hal itu disampaikan Guru Besar Teknik Sipil Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Suripin pada Simposium Nasional Mitigasi, Adaptasi, dan Penanggulangan Banjir Rob di Semarang, Kamis (16/6). Turut berbicara Staf Ahli Menteri Bidang Energi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Arief Yuwono, pakar lingkungan Undip Sudharto P Hadi, dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang Gunawan Saptogiri.

Suripin menjelaskan, penanganan abrasi dan limpasan air laut yang hanya bertumpu pada bangunan terbukti tak menyelesaikan masalah. “Tanggul-tanggul penahan beton menimbulkan sedimentasi, sedangkan pemecah gelombang mengganggu arus alami air laut,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menawarkan penahan gelombang konstruksi bambu dan ranting kayu. Struktur itu punya nilai konservasi dalam jangka panjang, diuji coba di Desa Timbulsloko, Sayung, Demak.

Penanaman mangrove di pesisir utara Jateng juga diperlukan. Mangrove rusak di pesisir Jateng seluas 3.802,38 hektar.

Sururi (54), pegiat penanaman mangrove di Kelurahan Mangunharjo, Tugu Semarang, mengatakan, sejak aktif menanam mangrove di pesisir lebih dari 12 tahun, kampungnya jarang terendam. Hutan mangrove juga mendatangkan ikan-ikan yang menghidupi nelayan.

Dua bulan terakhir, rob melanda Kota Semarang. Saat puncak, ketinggian rob bisa 1 meter. Aktivitas ekonomi dan sosial warga di pantura Semarang hingga Demak pun terganggu.

Perencanaan ulang
Sudharto menyatakan perlu pemetaan dan perencanaan ulang persoalan rob. Selama ini, semua pihak terlalu fokus ke penanganan akibat di kawasan hilir tanpa menyentuh sumber persoalan: penurunan muka tanah.

Penelitian Jurusan Teknik Geodesi Undip mendapati, penurunan muka tanah di Semarang utara 2-15 sentimeter per tahun. Tanpa penanganan berarti, dalam 10 tahun ke depan, rob menggenangi kawasan Tugu Muda. “Harus moratorium pengambilan air bawah tanah hingga stop reklamasi,” ujarnya.

Adaptasi masyarakat di wilayah perbukitan atau pesisir juga penting. Saatnya warga diwajibkan membuat sumur resapan dan lubang biopori untuk memanen air hujan.

Arief Yuwono mengatakan, meski juga terkait perubahan iklim, banjir rob diperparah kebijakan tata ruang yang keliru. Program penanganan yang tumpang tindih membuat penanggulangan rob tidak efektif. (GRE)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Juni 2016, di halaman 13 dengan judul “Konstruksi Ekologis Dilupakan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB