Kevin (9) mencampur air, pewarna makanan, tepung gaur, dan sesendok serbuk aktivator ke dalam gelas kimia. Dalam sekejap, air yang awalnya berbentuk cair berubah menjadi padat, lengket seperti cacing. ”Kok bisa? Airnya berubah bentuk,” ujarnya.
Siswa kelas III sekolah dasar itu adalah salah satu dari puluhan siswa sekolah dasar yang belajar menjadi kimiawan dalam sehari pada acara ”BASF Kids Lab”, Sabtu (17/9). Acara yang berlangsung di Museum Bank Indonesia, Jakarta, ini bertujuan memperkenalkan kimia kepada anak. Beberapa fenomena di lingkungan sekitar yang menggunakan prinsip kimia diperkenalkan oleh tim dari BASF perusahaan kimia raksasa.
Seusai percobaan membuat slime, Kevin dan anak-anak lainnya diminta Fajar, pemandu percobaan, untuk menuliskan langkah-langkah yang sebelumnya dilakukannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Ada yang tahu kenapa airnya berubah bentuk ” tanya Fajar. Tidak ada anak yang bisa menjawab karena mereka belum mendapat pelajaran kimia di sekolah dasar.
Fajar lantas menjelaskan bahwa aktivator yang terkandung dalam boraks mengikat air yang dicampur dengan tepung gaur. Saat itu, terjadi reaksi kimia sehingga air menjadi padat.
Ada empat percobaan kimia yang dilakukan sekitar 80 anak SD itu. Selain membuat slime, ada percobaan membuat gel rambut, mengukur suhu air, dan menguji daya serap air. Setiap anak bergantian menjajal keempat percobaan selama 20 menit.
Di akhir acara, mereka diminta menuliskan percobaanyang paling disukai. ”Saya suka membuat slime karena bentuknya kental. Saya mau ajak mama bikin di rumah,” kata Kevin.
Pada percobaan daya serap air, Faradytha (8) dan Lyla (9) saling bahu-membahu menuangkan air ke kertas tisu, spons, dan super absorber. Keduanya baru bertemu di acara tersebut dan harus bekerja sama.
”Biar aku yang pegang gelas air, kamu masukkan tisu dan spons,” kata Lyla kepada Faradytha. Mereka hendak membandingkan media mana yang paling banyak menyerap air.
Presiden Direktur BASF Indonesia CP Chan mengatakan, untuk menumbuhkan kecintaan pada kimia, anak-anak dilatih melakukan percobaan pada hal-hal yang saring ditemui, ”Kami ingin membentuk pandangan anak-anak bahwa kimia itu mudah dan menyenangkan,” ujarnya. (C09)
Sumber: Kompas, 27 September 2016