Ratusan siswa mulai tingkat SD hingga SMA, Kamis (28/10), silih berganti memenuhi Gedung Nasional Indonesia Gresik. Mereka menyaksikan berbagai karya ilmiah dan alat peraga karya terbaik siswa di Gresik dalam ajang Festival Sains Gresik.
Di antara karya yang dipamerkan berupa pembangkit listrik mini, miniatur KRI Dewa Ruci, kertas berbahan eceng gondok, alat penjernih air, dan alat sederhana yang mengubah air payau menjadi air tawar.
Sejumlah siswa yang membuat karya itu mempresentasikan dan menjelaskan kepada pengunjung mengenai cara kerja alat yang mereka buat atau teknis membuatnya. Sementara ratusan siswa lain, mendapatkan tugas untuk mencatat stan yang dikunjungi dan mengisi lembar tugas yang telah disiapkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ulin Nuha, Faricha Indina, dan Dyan Ayu Permata Sari dari SMP Negeri 1 Gresik dengan lancar menjelaskan proses pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku kertas.
Bahan eceng gondok dipotong kecil-kecil, lalu dihancurkan dengan blender. Setelah lembut dicampur kanji sehingga seperti menjadi bubur. Bubur itu ditaburkan di atas cetakan sesuai ukuran kertas, baik ketebalan maupun panjang dan lebarnya. ”Saat ini kertas dari eceng gondok lebih banyak untuk suvenir, termasuk bahan baku kotak tisu,” kata Faricha.
Alfiah Ramadhani, Citra Ayu Pradana, dan Mirah Fitri Shabirah memaparkan proses cara kerja alat penetral air payau menjadi air tawar. Alat itu secara berurutan tersusun dari bahan spon, karbon aktif, batu koral, spon, pair halus, dan spon. Rangkaian alat kerja berhasil atau tidak bisa dilihat dari parameter secara fisika, warna, rasa, dan bau. Hasilnya dianalisis di laboratorium dengan parameter standar air bersih.
Penjernih air
SMA Muhammadiyah 1 Gresik membuat alat sederhana untuk filterisasi air. Alat itu berfungsi untuk penjernih air. Sumber air dialirkan ke pengendap dalam tabung yang diberi batu kali. Dari pengendap air dialirkan ke tabung penyaring yang tersusun dari ijuk, pasir halus, ijuk, pasir halus, arang tempurung kelapa, kerikil, dan batu di lapisan bawah. Dari tabung penyaring air dialirkan ke bak penampung.
SD Negeri Segaran memamerkan kapal perahu dengan sejumlah miniatur kapal, termasuk KRI Dewa Ruci. Sementara SD Islam Morowudi Cerme membuat alat peraga berupa pembangkit listrik tenaga air mini. Sementara itu, SD Negeri 2 Karangan Kidul, Kecamatan Benjeng, memamerkan peraga alat hitung dengan dakon faktor dan kelipatan persekutuan. Polanya seperti permainan dakon.
SMP Negeri 1 Kedamean mengangkat tari jaranan sebagai kesenian tradisional yang langka sebagai hiburan khas sunatan di Kedamean. Komponen yang menjadi pembeda dengan tari jaranan di Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, dan Blitar adalah tari jaranan khas Kedamean ada beberapa komponen lainnya. Tari jaranan Kedamean disertai pengantin sunat, jaran nandak, seperangkat gamelan, dengan tokoh manusia harimau, bantengan, jaran kepang dan pecutan.
Dalam Festival Sains Gresik (FSG) yang digelar pertama kali ini sedikitnya ada 30 karya dan inovasi pelajar di Gresik yang dipamerkan. Secara total tercatat ada 135 karya yang diajukan untuk dilombakan yang dinilai dalam beberapa tahapan.
Dalam FSG kali ini juga diberikan penghargaan kepada enam siswa berprestasi yang mengikuti berbagai ajang olimpiade di tingkat nasional dan internasional. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik Chusaini Mustaz, FSG ini dimaksudkan untuk menumbuhkan budaya ilmiah di kalangan siswa.
Melalui kompetisi dan se- leksi serta penilaian karya ilmiah dan lomba karya tulis ilmiah merangsang kreasi dan inovasi siswa.
Oleh Adi Sucipto Kisswara
Sumber: Kompas, Senin, 1 November 2010 | 06:53 WIB