Kesehatan Reproduksi

- Editor

Kamis, 16 Oktober 2003

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salah satu naluri dari mahluk hidup adalah suatu proses reproduksi atau perkembangbiakan yang berguna untuk malestarikan jenisnya di muka bumi ini. Proses reproduksi ini bermacam-macam caranya tergantung pada tingkat biologiknya.

Pada mahluk hidup tingkat rendah, cara pembuahannya adalah secara pembelahan diri yang akan menghasilkan individu baru yang mampu untuk membiak lebih lanjut. Pada makhluk hidup tingkat tinggi proses reproduksi melalui peristiwa pembuahan yaitu pertemuan dan persatuan dari sel telur dan sel sperma yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi makhluk atau individu baru.

Sesudah 40 minggu maka lahirlah sebagai seorang bayi perempuan atau bayi laki-laki, sesuai dengan jenis alat reproduksi yang dimilikinya. Sejak lahir, bahkan sejak dalam kandungan individu baru ini telah tertentukan jenis kelaminnya. Ini berarti bahwa potensi untuk berproduksi telah tersiapkan sejak dini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tahap Matang
Pada anak perempuan tahap pematangan alat reproduksi ditandai dengan terjadinya haid atau menstruasi yang pertama yang disebut Menarche. Umumnya peristiwa ini terjadi pada waktu anak perempuan berumur sekitar 12 atau 13 tahun. Faktor-faktor suku bangsa, iklim, sosio-budaya, gizi, olah raga dan individual mempunyai pengaruh terhadap saat datangnya haid yang pertama ini.

Pada anak laki-laki tahap kematangan alat reproduksinya ditandai dengan timbulnya rasa tertarik dan birahi melihat lawan jenisnya dan kemampuan untuk mengeluarkan air mani, baik dengan cara yang disengaja dengan merangsang diri maupun tak disengaja yang terjadi sewaktu tidur dan bermimpi.

Jika tahap kematangan alat reproduksi ini telah tercapai maka anak laki-laki ini sudah mampu menghamili, sedangkan anak perempuan telah mungkin menjadi hamil dan melahirkan bayi. Masa subur atau masa mampu hamil bagi seorang wanita adalah sejak datangnya haid yang pertama pada usia sekitar 13 tahun yang akan berlangsung sampai saat berhenti haid yang disebut Monopause pada usia sekitar 45 tahun.

Menjaga kesehatan reproduksi tidak hanya masalah menunda kehamilan pertama sampai umur 20 tahun, dengan menunda perkawinan atau pelayanan kontrasepsi. Terdapat hal-hal yang dapat mempengaruhi proses reproduksi ini yang terjadi bukan setelah perkawinan berlangsung, tetapi yang timbul atau terjadi jauh sebelumnya yaitu saat mereka masih remaja, saat mereka asyik berpacaran.

Jaga Kesehatan
Setiap remaja yang sadar akan pentingnya kesehatan reproduksinya kelak, harus memperhatikan dan menjaga kesehatan tubuhnya, cukup gizi, tidak berlebihan tetapi juga tidak terlalu kurus, bebas dari penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, asma, gangguan kelenjar getah bening, penyakit gula, radang, usus buntu, tuberkulosis, batu saluran kemih, dan gangguan pada gigi. Penyembuhan dengan obat-obatan atau operasi bila perlu harus diusahakan sebelum masa perkawinan.

Bagi wanita yang sudah merencanakan perkawinan sebaiknya bebas dari keputihan karena gangguan yang tampaknya tidak berbahaya ini bisa menyulitkan kelahiran sang bayi. Sebelum perkawinan juga perlu dilakukan imunisasi untuk mencegah terjadinya tetanus yang berakibat fatal pada ibu maupun anaknya waktu melahirkan nanti.

Saat berpacaran adalah saat pengenalan bagi kedua remaja mengenai sifat dan tabiat pasangannya. Remaja kalau ingin berpacaran haruslah secara sehat, untuk saling mengenal diri dan keluarganya, bukan menjurus pada hal yang ada kaitannya dengan menuruti pemuasan naluri nafsu belaka. Pacaran yang tidak sehat yang menjurus pada hubungan badan semata akan membuahkan hal yang merusak kesehatan reproduksi dan kesucian nilai perkawinan. Terjadi kehamilan remaja yang tidak termasuk reproduksi sehat karena penuh risiko untuk ibu dan anaknya.

Pikiran masa remaja yang menjurus ke arah hubungan seksual sangat merugikan karena akan menyita waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk belajar mempersiapkan diri memasuki kehidupan dewasa yaitu masa perkawinan yang indah tetapi penuh tanggung jawab terhadap keluarga dan keturunannya sebagai buah kasih sayang dengan pasangannya.

dr Pantjer Budi Waluyo, Spesialis Kebidanan di RSUDr M Ashari, Pemalang, Jawa Tengah

Sumber: Suara Merdeka (tanpa tanggal)

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:11 WIB

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB