Internasionalisasi pendidikan tinggi diperlukan untuk menghasilkan lulusan kompetitif di tengah globalisasi. Hal itu dapat dilakukan melalui kolaborasi riset internasional serta pengiriman pelajar Indonesia untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke luar negeri.
Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Hari Purwanto mengatakan, kerja sama riset dengan asing akan meningkatkan pengalaman dan pengetahuan peneliti Indonesia. Dampaknya, publikasi penelitian internasional dosen dan peneliti Indonesia akan bertambah.
“Kolaborasi riset internasional sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan global terkait ekonomi, kesehatan, hingga lingkungan,” ujar Hari saat membuka Pameran Pendidikan Amerika Serikat, di Hotel Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Minggu (21/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam dua tahun terakhir, tiga hingga lima institusi tinggi Indonesia selalu masuk 500 universitas top dunia. Ia mengharapkan, peningkatan publikasi hasil riset peneliti Indonesia pada jurnal internasional akan meningkatkan pula kualitas perguruan tinggi di Indonesia.
Selain untuk riset, lembaga pendidikan tinggi merupakan tempat untuk menghasilkan tenaga kerja kompetitif dalam berbagai bidang karier. Posisi Indonesia yang terikat dalam berbagai kerja sama internasional membuat Indonesia memerlukan tenaga yang betul-betul mampu berkompetisi dengan tenaga dari negara lain.
“Peran Indonesia yang semakin aktif dalam kerja sama multilateral membuat warganya harus lebih mengenal dunia. Akses pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri pun perlu diperluas melalui beasiswa dan pameran pendidikan,” tutur Hari.
Di tempat yang sama, Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake menilai, pendidikan adalah faktor kunci dalam meningkatkan daya saing Indonesia di dunia. Tenaga kerja Indonesia harus mampu berpikir kreatif dan mengikuti perkembangan isu internasional.
Menurut dia, perkembangan perekonomian sangat bergantung pada keterampilan dan kemampuan untuk berinovasi. Karena itu, institusi pendidikan tinggi di AS mengakomodasi para pelajar dari berbagai penjuru dunia untuk membuka peluang bagi mereka melanjutkan pendidikan di negara itu.
“Fokus dari institusi pendidikan tinggi Amerika adalah mengembangkan kemampuan pelajar agar memiliki kecakapan dan pengetahuan,” ujar Blake.
Pameran pendidikan AS diprakarsai oleh Kedubes AS. Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari 47 institusi pendidikan tinggi AS.
Edwin (27), salah satu pengunjung, menghadiri pameran untuk mendapatkan informasi mengenai program studi Natural Resources and Environmental Studies. Sarjana biologi ini memilih AS karena fasilitas universitasnya memadai untuk melakukan riset ilmu terapan.(C06)
———–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Februari 2016, di halaman 11 dengan judul “Kerja Sama Internasional Tingkatkan Kualitas Peneliti”.