Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tuntas Dirangkai, Ini Kecanggihannya

- Editor

Selasa, 18 Oktober 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan proses produksi rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sudah selesai dikerjakan di Shandong, China.

Berupa kereta Electric Multiple Unit (EMU) sebanyak 11 unit dan Comprehensive Inspection Train (CIT) atau kereta inspeksi sejumlah 1 unit.

Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, seluruh EMU dan CIT telah selesai diproduksi menyongsong persiapan uji coba kereta cepat pada November 2022 mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rangkaian EMU dan CIT ditargetkan bakal sampai di Indonesia pada semester II-2022.

“Sekarang sedang memasuki tahap static commissioning dan dynamic test,” ujar Dwiyana dikutip dari Antara, Jumat (09/04/2022).

EMU merupakan rangkaian kereta cepat dengan spesifikasi canggih dan mampu memonitor bahaya. Seperti bencana gempa bumi, banjir, serangan objek asing, serta tahan api.

Seperti rancangan konstruksinya, baik rangkaian EMU maupun CIT juga didesain sesuai dengan kondisi geologis di pulau Jawa.

“Di dalamnya terdapat teknologi canggih berupa disaster monitoring sehingga kereta ini bukan hanya mampu melesat dengan cepat, namun juga memiliki tingkat keamanan dan kenyamanan yang sangat tinggi,” jelasnya.

Sistem keamanan yang terpasang dalam rangkaian EMU akan ditopang oleh berbagai instrumen keamanan.

Seperti Dispatching Monitoring Center, sensor pendeteksi ancaman di sepanjang trase kereta, dan Disaster Monitoring Terminal di Tegalluar sebagai pusat pengelolaan data kebencanaan.

Selain itu, terdapat juga instrumen pengamatan langsung di lapangan dengan CCTV yang tersambung ke command center kereta cepat untuk mengirim informasi visual.

Operasional kereta cepat ditopang dengan teknologi CTSC 3/GSM-R network dan fiber optik yang sudah terbukti secara global terkait keselamatan perkeretaapian, khususnya kereta cepat.

Kemudian, terdapat pula Internal dan Eksternal Lighting Protection System pada konstruksi kereta.

“Sistem keamanan kereta cepat tidak hanya terpasang pada rangkaian EMU. Tetapi juga mulai dari Tegalluar, dan di sepanjang trase kereta. Kami sudah siapkan berbagai sistem keamanan tingkat tinggi agar kereta cepat dapat melesat dengan baik dan optimal,” imbuh Dwiyana.

Dengan kecepatan operasional yang mencapai 350 kilometer per jam, rangkaian EMU juga memiliki kemampuan untuk meminimalisasi getaran dan kebisingan.

Baik yang berasal dari akselerasi kereta maupun yang bersumber dari luar, sehingga penumpang bisa merasakan pengalaman bepergian dengan kenyamanan tinggi.

Kendati mengusung teknologi modern, EMU kereta cepat juga tetap memiliki muatan lokal dengan bentuk yang terinspirasi dari Komodo sebagai hewan endemik Indonesia.

Interiornya pun dilengkapi motif batik Megamendung, sehingga ada perpaduan modern-tradisional di dalamnya.

Di dalam rangkaian EMU ini terdapat beberapa kelas yang bisa dipilih penumpang. Di antaranya VIP Class, First Class, hingga Second Class.

Lalu, ada pula fasilitas Dining Car, fasilitas untuk difabel, Charging Port, sampai Luggage Storage.

Sementara untuk CIT kereta cepat, Dwiyana menjelaskan, rangkaian kereta ini dirancang untuk kebutuhan ujicoba dan perawatan.

Kereta inspeksi ini sudah memiliki kelengkapan untuk memenuhi kebutuhan inspeksi sesuai dengan kondisi geologis di sepanjang trase KCJB.

CIT juga dirancang agar dapat mendeteksi kondisi lintasan, pengukuran listrik aliran atas atau Overhead Contact System (OCS).

Selain itu, pengujian dan pemeriksaan jaringan komunikasi, sistem sinyal, serta dinamika dan integrasi rel-roda dalam kecepatan tinggi hingga 350 kilometer per jam.

Kereta inspeksi ini pun dilengkapi sistem yang dapat mengumpulkan, memproses, dan menganalisa data terkait kondisi lintasan yang dilaluinya secara otomatis, realtime, serta menyeluruh.

Menurut Dwiyana, kemampuan yang dimiliki CIT tersebut sangat dibutuhkan di industri kereta cepat agar proses pemeliharaan infrastruktur dapat berjalan optimal dan efisien.

“Di samping teknologi yang sama canggihnya dengan EMU, CIT punya kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhan ujicoba dan maintenance. Teknologinya sudah tertanam untuk melakukan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Jadi kehadiran CIT kereta cepat ini sangat penting untuk operasional dan keselamatan kereta cepat,” pungkasnya.

Penulis : Muhdany Yusuf Laksono
Editor : Muhdany Yusuf Laksono

Sumber: Kompas.com – 09/04/2022

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 32 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB