Kemampuan Peneliti Kependudukan Perlu Ditingkatkan

- Editor

Jumat, 9 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kemampuan peneliti di bidang kependudukan dan keluarga berencana perlu terus ditingkatkan karena laju pertumbuhan penduduk yang semakin cepat dan dinamis. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.

Peningkatan kemampuan peneliti ini menjadi fokus penekanan dalam Konferensi Dua Tahunan Soal Kependudukan dan Kesehatan Asia Tenggara yang berlangsung di Batu, Jawa Timur, 8-9 November 2018. Kegiatan ini diikuti sekitar 250 peserta dari 11 negara. Mereka terdiri atas berbagai latar belakang, seperti akademisi, pejabat pemerintahan, hingga organisasi masyarakat.

Konferensi yang merupakan hasil kerja sama Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Portsmouth Inggris didukung oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta Kedutaan Besar Inggris, ini, akan membicarakan berbagai persoalan kependudukan dan kesejahteraan keluarga, seperti migrasi, fertilitas, penyakit, dan gaya hidup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

DEFRI WERDIONO–Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Universitas Portsmouth Sherria Hoskins tengah memberi sambutan pada pembukaan Konferensi Dua Tahunan Soal Kependudukan dan Kesehatan Asia Tenggara yang berlangsung di Batu, Jawa Timur, Kamis (8/11/2018).

“Kita merasakan kemampuan periset kita, peneliti kita belum sehebat kemampuan peneliti di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan universitas. Padahal kita sudah membuka peluang adanya peneliti-peneliti internal di BKKBN,” ujar Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal saat jumpa pers setelah pembukaan konferensi, Kamis (8/11/2018).

Hadir pada kesempatan ini Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Sigit Priohutomo, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani, dan Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Universitas Portsmouth Sherria Hoskins, serta pihak Kedutaan Besar Inggris.

Menurut Nofrijal, ada sejumlah faktor yang memengaruhi masih lemahnya kemampuan peneliti, mulai dari latarbelakang sampai perkembangan metodologi penelitian yang berlangsung cepat. Ia menyebut beberapa hal yang perlu dibenahi dan ditingkatkan, di antaranya soal metodologi, pengambilan sampel, dan penulisan hasil riset yang harus cepat diketahui oleh pengambil kebijakan.

Dampaknya, hasil penelitian sulit masuk ke jurnal penelitian internasional dan nasional lantaran belum memenuhi standardisasi yang diberlakukan.

Nuhfil Hanani mengatakan, baik Universitas Brawijaya maupun Portsmouth memiliki pusat riset soal kependudukan dan kesehatan. Di Brawijaya ada 60 pusat penelitian, belum termasuk yang ada di fakultas. Pihaknya pun berharap ada ide yang bisa ditindaklanjuti dari konferensi kali ini.

Sherria menyambut baik keterlibatan banyak pihak dalam konferensi, mulai dari ilmuwan, peneliti medis, hingga peneliti sosial. Keberadaan pejabat pemerintahan juga penting karena mereka merupakan pengambil kebijakan.

Sementara itu, terkait dengan pertumbuhan penduduk di wilayahnya, Syaifullah Yusuf mengatakan dunia kampus juga ikut berperan dalam hal pengendalian laju pertumbuhan penduduk di Jatim. Jatim memiliki penduduk 40 juta jiwa atau terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa Barat.

Menurut Syaifullah ada lima hal yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, yakni sosialisasi pentingnya dua anak cukup, program transmigrasi, penambahan fasilitas kesehatan, peningkatan mutu pendidikan, dan peningkatan pendapatan keluarga.–DEFRI WERDIONO

Sumber: Kompas, 8 November 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:41 WIB

Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial

Berita Terbaru

Profil Ilmuwan

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Selasa, 29 Apr 2025 - 12:44 WIB

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB