Kasus Kelas Jauh; Pengawasan Pemerintah Dinilai Lemah

- Editor

Rabu, 22 Juni 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengawasan yang dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi terhadap dugaan pelanggaran pengelolaan perguruan tinggi negeri dan swasta dinilai lemah. Dalam berbagai kasus pelanggaran, diindikasikan ada pembiaran dan baru ditindak jika mulai diributkan oleh publik serta media massa.

Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah, Selasa (21/6), di Jakarta, mengatakan, pembatalan pemilihan rektor Universitas Negeri Manado (Unima) yang dilakukan Menristek dan Dikti Muhammad Nasir memperlihatkan lemahnya pengawasan kementerian ini. “Penyelenggaraan kelas jauh Unima berlangsung selama beberapa tahun. Jika aktivitas itu diketahui bermasalah dan tidak ada izin, mengapa tindakan terhadap Unima baru-baru ini diambil? Pengawasan tidak berjalan sehingga ada kasus pembatalan hasil pemilihan rektor,” ujarnya.

Menurut Ferdiansyah, sejumlah kasus, antara lain ijazah palsu dan perguruan tinggi “abal-abal”, bisa terjadi akibat pengawasan yang tidak berjalan baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sanksi
Menristek dan Dikti membatalkan hasil pemilihan rektor Unima dengan alasan calon terpilih bermasalah. Rektor terpilih, Harold Lumapow, yang tadinya Pembantu Rektor I, dibebastugaskan dari jabatan fungsional sebagai dosen. Sanksi pembebastugasan ini diberikan terkait kasus kelas jauh S-2 Unima di Nabire, Papua.

Menurut Nasir, Harold bukan dosen lagi, melainkan PNS biasa. Padahal, syarat untuk menjadi rektor adalah memiliki jabatan fungsional lektor kepala atau guru besar (Kompas, 21/6).

Pada 13 Mei 2016, terkait kasus pembukaan kelas jauh, Menristek dan Dikti memberhentikan Rektor Unima Philoteus Tuerah. Sesuai jadwal, masa jabatannya berakhir sehari kemudian dan digantikan Harold. Namun, akhirnya Harold diberhentikan.

Pengajar Unima, Stanley Ering, yang melaporkan kasus kelas jauh, menyatakan, pada 2011, universitas itu membuka Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Setelah lima tahun atau 10 semester, mahasiswa tak dapat mengikuti ujian akhir karena prodi tak terdaftar di Kemristek dan Dikti. Menurut dia, Unima juga menyelenggarakan kelas jauh tanpa kegiatan akademik semestinya (Kompas, 16/5).

unimaKemarin, Nasir menyatakan, pengawasan terhadap PTN dan PTS dilakukan dengan baik. “Jika ada laporan dari masyarakat, kami akan tindak lanjuti. Seperti juga pada kasus Unima,” ucapnya.

Pada kesempatan terpisah, Ketua Forum Rektor Indonesia Terpilih 2017 Suyatno yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Jakarta, mengingatkan Kemristek dan Dikti memperbaiki layanan pembukaan program studi baru. Pelayanan secara daring belum terasa manfaatnya karena respons pengajuan pembukaan prodi baru tidak pasti waktunya. (ELN)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Juni 2016, di halaman 12 dengan judul “Pengawasan Pemerintah Dinilai Lemah”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB