Melalui pembinaan di Inkubasi Teknologi Cimahi Techno Park, teknopreneur muda bisa menghasilkan karya inovasi animasi dan telematika kelas dunia hingga tembus ke pasar dunia. Karya para animator Indonesia itu, antara lain, telah digunakan di Thailand, Banglades, China, dan Jepang.
Akses ke mancanegara juga ditempuh lewat ajang tahunan Baros International Animation Festival yang menampilkan kreasi animasi ini. Untuk mendorong karya inovasi para teknopreneur itu masuk ke tahap bisnis hingga dipasarkan, mereka mendapat pendampingan aspek legal dan insentif dana.
Hal ini disampaikan Penanggung Jawab Program Pengembangan Cimahi Techno Park Dudi Iskandar, Senin (12/6), di Jakarta, berkaitan dengan pameran produk inovasi itu yang akan diadakan di Cimahi, Jawa Barat, Kamis (15/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dalam pengembangan Cimahi Techno Park, sejak 2015 BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) melakukan pendampingan, mulai dari perencanaan, inkubasi, hingga pengelolaan kawasan,” kata Dudi yang juga Direktur Pusat Teknopreneur dan Kluster Industri BPPT.
Salah satu inovasi yang dihasilkan dari inkubasi yang disebut Pusat Inovasi Baros itu antara lain electronic fishery (e-fishery). “Karya M Ihsan dari Bandung ini telah go international,” kata Dudi.
Sistem pemberian pakan ikan secara otomatis ini dapat menekan biaya pakan, yang proporsinya mencapai 70 persen dari biaya operasional budidaya ikan. Penghematan biaya bisa mencapai Rp 2,5 miliar per bulan pada usaha skala besar. Sistem ini tidak hanya diterapkan di Jawa Barat dan Lampung, tetapi juga telah diperkenalkan pada pelatihan budidaya perikanan di Banglades dan Thailand melalui program PBB.
Teknopreneur lain, Gerry Nusa Muhammad, berhasil mengembangkan sistem tampilan virtual reality untuk aplikasi manasik haji. Perusahaan di China kemudian memintanya mengembangkan iklan animasi wisata virtual di situs web untuk obyek kawasan properti di Thailand.
Sementara itu, film animasi Super Neli yang dibuat Ayena Studio berhasil meraih Best Character Asia dalam kompetisi animasi di Jepang. Tahun ini, film itu tengah diproduksi untuk program televisi. Hal yang sama juga dilakukan untuk Laskar Cimahi yang dibuat pada 2015.
Para teknopreneur itu terpilih melalui program seleksi yang disebut Techno Camp. Program itu berhasil menghimpun sekitar 120 proposal bisnis dan terpilih 20 orang untuk dibina di inkubator teknologi menjadi pengusaha pemula berbasis teknologi. Ada delapan teknopreneur yang usahanya berkembang.
Kluster industri
Gedung Cimahi Techno Park (CTP) berlokasi di Lapangan Krida, Kecamatan Cimahi Selatan, untuk Kawasan Manajemen CTP. Lahannya seluas 1 hektar. Area ini menjadi hub bagi kluster industri. Di CTP dikembangkan kluster industri, yaitu kerajinan, tekstil, animasi dan telematika, serta pangan olahan.
Kota Cimahi juga membangun Pusat Inovasi Baros (PIB) untuk mendukung pengembangan bisnis inovatif di CTP. “Fungsi PIB melakukan pengembangan bisnis baru melalui inkubasi bisnis teknologi dengan output berupa perusahaan pemula berbasis teknologi atau teknopreneur baru dan akselerasi inovasi bisnis melalui pendampingan UMKM inovatif,” kata Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kota Cimahi Ade Chandra.
Animasi akan menjadi portofolio Cimahi yang mengandalkan kemampuan SDM. Menurut dia, potensi pasar bidang animasi mencapai Rp 20 triliun.
Kepala Unit Pelaksana Teknis CTP Andri Hardian mengatakan, pembangunan Techno Park di kabupaten/kota diarahkan menjadi pusat penerapan teknologi berskala ekonomi sebagai tempat pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis bagi masyarakat luas. (YUN)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Juni 2017, di halaman 14 dengan judul “Karya dari Cimahi Techno Park Mendunia”.