Kartu Kredit Berikut Pemindai Sidik Jari

- Editor

Selasa, 25 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perusahaan teknologi pembayaran Mastercard sukses menguji coba kartu kredit dengan teknologi pemindai sidik jari di Afrika Selatan. Hal ini membuka peluang untuk memperluas implementasi fitur tambahan keamanan ke lebih banyak negara di berbagai kawasan, seperti Asia atau Eropa.

Tidak lagi mengandalkan mesin pemindai, pemindai sidik jari berupa sensor biometrik terletak pada permukaan kartu kredit. Dengan demikian, sebagaimana disebutkan dalam situs BBC.com, Kamis (20/4), jari yang didaftarkan harus diletakkan di atas sensor saat kartu menggesek mesin pembaca sebagai metode untuk verifikasi transaksi. Metode ini diharapkan bisa menjadi pelengkap dari lapis pengamanan identitas pengguna dari cip ataupun kode rahasia yang harus dihafal. (BBC.COM/ELD)

—————————-

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Laboratorium Antariksa Teliti Kanker Payudara

Laboratorium Propulsi Jet (JPL) merupakan bagian dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang bertanggung jawab dalam misi pesawat luar angkasa nirawak untuk menjelajah tata surya. Kini mereka juga menjelajah tubuh manusia untuk mencari penyebab kanker payudara. Kolaborasi riset kanker payudara itu untuk memahami bioma mikroba di dalam saluran payudara di bawah kulit yang mengalirkan susu ke puting. Hampir semua kasus kanker payudara bermula dari saluran payudara. Hasil penelitian, sebagaimana disebutkan dalam ScientificAmerican, 18 April lalu, terdapat bioma mikroba dalam saluran payudara yang berbeda antara pasien sehat dan mereka dengan riwayat kanker.

(SCIENTIFICAMERICAN/ELD)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 April 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

————–

Mahasiswa Indonesia Bawa Aplikasi ke Final

Tim Cimol yang terdiri atas mahasiswa Institut Teknologi Bandung mewakili Indonesia sebagai pemenang Final Imagine Cup Asia Tenggara. Pencapaian ini diumumkan Microsoft dalam acara di Manila, Filipina, Rabu (26/4). Tim Indonesia mengalahkan sembilan tim lain dari negara Asia Tenggara. Tim Cimol membuat aplikasi Hoax Analyzer, yakni aplikasi berbasis web yang bertujuan memerangi berita palsu atau hoaks. Aplikasi ini mampu mengidentifikasi hoaks pada sumber informasi tertentu. Tim Cimol akan berkompetisi lagi di Imagine Cup World Finals di Seattle pada Juli nanti. Sebanyak 50 tim mahasiswa dari seluruh dunia akan bersaing mendapatkan hadiah utama lebih dari Rp 1 miliar. (*/ELN)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 April 2017, di halaman 11 dengan judul “Langkan”.

——————

Rekayasa Genetika Dapat Eliminasi HIV-1

Selama ini upaya penyembuhan infeksi HIV dianggap sangat sulit karena kemampuan virus ini bersembunyi di dalam berbagai cairan tubuh. Namun, penelitian terbaru oleh Lewis Katz School of Medicine at Temple University (LKSOM) dan University of Pittsburgh memberikan harapan baru. Riset yang dipublikasikan di jurnal Molecular Therapy ini menunjukkan bahwa DNA HIV bisa dikeluarkan dari genom binatang hidup. Sebagaimana dikutip Sciencedaily.com pada Senin (1/5), tim peneliti yang dipimpin Wenhui Hu ini awalnya berhasil menunjukkan bahwa HIV-1 dapat dieliminasi dari sel tikus yang terinfeksi dengan melakukan rekayasa genetika yang dikenal sebagai CRISPR/Cas9. (AIK)
————————-
El Nino Diperkirakan Menguat Medio Tahun Ini

Fenomena cuaca El Nino atau Southern Oscillation (ENSO) diperkirakan akan kembali menguat pada pertengahan tahun ini dengan kemungkinan 50-60 persen. Demikian rilis Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization) pada 28 April lalu. El Nino secara alami dipengaruhi oleh memanasnya suhu perairan di Pasifik bagian timur (sekitar Peru dan Ekuador), yang akan memengaruhi kondisi cuaca secara global, termasuk di Indonesia. Menguatnya El Nino biasanya akan menyebabkan kekeringan panjang di Indonesia sebagaimana pada 2015. El Nino yang kuat pada 2015-2016 menyebabkan kekeringan, banjir, dan memutihnya karang. (AIK)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Mei 2017, di halaman 13 dengan judul “Kilas Iptek”.
————-

Riset tentang Patahan Palu Koro Masih Minim

Riset atau dokumentasi tentang Patahan Palu Koro di Sulawesi Tengah masih minim. Padahal, sesar ini salah satu yang teraktif di Indonesia dan memiliki potensi kegempaan yang besar. Untuk menggali informasi terkait patahan tersebut, akan digelar Ekspedisi Palu Koro pada Agustus-Oktober. Ekspedisi ini untuk memperingati 90 tahun gempa 6,5 skala Richter di Watusampu, Kota Palu, pada 1927 yang dipicu aktivitas Sesar Palu Koro. Sekretaris Jenderal Platform Nasional Trinirmala Ningrum, Kamis (18/5), mengatakan, satu-satunya dokumentasi terkait Patahan Palu Koro disimpan di Belanda. Lembaga Platform Nasional akan terlibat dalam ekspedisi ini. (VDL)
————————
Penyelundupan Gading Gajah Terus Terjadi

Penyelundupan gading gajah terus terjadi. Pada 13 Januari 2017, petugas Bea dan Cukai di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Kalimantan Utara, menangkap seorang perempuan berinisial MRA dari Malaysia yang hendak menyelundupkan 5 gading gajah ke Flores, Nusa Tenggara Timur. Pada 13 Mei 2017, petugas Bea dan Cukai di Pelabuhan Tunon Taka menangkap seorang laki-laki berinisial FLM yang hendak menyelundupkan 4 gading gajah ke Lembata, NTT. Wiwin Effendy, Manager Program East And North Kalimantan, WWF Indonesia, Kamis (18/5), di Jakarta, minta aparat keamanan menindak tegas pelaku penyelundupan gading gajah dan mengusut asal-usul gading itu. (*/IKA)
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Mei 2017, di halaman 18 dengan judul “Kilas Iptek”.

——————-

Leluhur Orang Bajau Ditemukan

Riset genetika terbaru menemukan orang bajau yang dikenal sebagai pengembara di lautan terkait erat dengan masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Riset yang difokuskan di tiga komunitas bajau di Indonesia menemukan pembauran asal-usul dengan etnis lain. Tiga komunitas bajau yang diteliti itu ada di perairan Derawan (Kalimantan Utara), Kotabaru (Kalimantan Selatan), dan Kendari (Sulawesi Tenggara). Menurut hasil riset yang dipublikasikan peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Pradiptajati Kusuma dkk, di European Journal of Human Genetics, Rabu (17/5), ada bauran genetika antara warga Bugis dan populasi lain, meliputi Melayu, Filipina, dan Papua 1.600 tahun lalu. (AIK)
—————
Pelihara Rasa Ingin Tahu Anak

Orangtua diharapkan tidak memadamkan keingintahuan anak demi masa depan yang lebih baik. Sikap seperti itu berpotensi mematahkan semangat anak, yang pada akhirnya bisa berdampak kurang optimal dalam pengembangan minat dan bakat mereka. Hal itu menjadi salah satu penekanan pesan dari acara Festival Anak Bertanya 2017 yang digelar di Gedung Sasana Budaya Ganesa Institut Teknologi Bandung di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (20/5). Dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Efnie Indrianie, mengatakan, dunia anak-anak penuh dengan imajinasi dari apa yang mereka dengar, baca, dan lihat. Karena itu, penting bagi orangtua untuk mendengar keingintahuan atau rasa penasaran mereka. (SEM)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Mei 2017, di halaman 18 dengan judul “Kilas Iptek”.

————–

Aplikasi Biro Jodoh dengan Fitur Keamanan

Perusahaan penyedia layanan perangkat lunak untuk manajemen sumber daya manusia, DataOn, mengakuisisi layanan biro jodoh PerfectMatch Jakarta menjadi layanan baru, yakni Flutter Asia. Menurut Co-Founder Flutter Asia, Gordon Enss, Jumat (26/5), di Jakarta, pengalaman yang dimiliki PerfectMatch Jakarta menjadi modal berharga untuk mengembangkan Flutter Asia sebagai layanan biro jodoh dengan fitur keamanan dan kerahasiaan. Untuk menjadi anggota terverifikasi, seorang pengguna harus membuktikan keaslian identitas melalui enam parameter, yakni nomor telepon, salinan kartu tanda penduduk, ijazah sekolah, surat izin mengemudi, paspor, dan kartu nama, untuk kemudian dipastikan secara manual. Enss mengatakan, layanan ini ditujukan kepada pengguna yang serius mencari pasangan hidup. Berbagai filter bisa dipakai untuk mempersempit kriteria pasangan mereka seperti usia, agama, suku, hingga rentang usia. Industri biro jodoh digital, katanya, masih terbuka lebar peluang untuk berkembang. (ELD)
————-
Obyek Luar Angkasa Baru Diusulkan

Para ilmuwan mengusulkan obyek baru sejenis planet yang disebut synestia. Synestia berukuran sangat besar, berputar, berbentuk seperti donat, terdiri atas massa yang panas, berupa batuan yang terevaporasi yang berbenturan satu sama lain. Menurut ahli planet dari University of California, Sarah Stewart, penulis rekanan riset itu pada Journal of Geophysical Research: Planets,Bumi pada awalnya juga seperti synestia.Seperti dimuat pada situs www. phys.org,Senin (22/5), penelitian Stewart yang dibantu mahasiswa Harvard University di Cambridge, Simon Lock, menyelidiki soal kemungkinan terbentuknya planet sebagai akibat dari benturan-benturan besar. Teori pembentukan planet saat ini menyatakan, planet terbentuk akibat benturan obyek-obyek kecil satu sama lain pada awal sistem matahari. Benturan-benturan tersebut demikian keras yang mengakibatkan obyek-obyek kecil itu meleleh, sebagian menguap lalu mengalami pendinginan dan pembekuan yang akhirnya membentuk planet-planet berbentuk eliptik seperti kita kenal sekarang. (PHYS/ISW)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Mei 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
————–
Kecerdasan Buatan Google di Igo

AlphaGo yang menjadi nama untuk sistem kecerdasan buatan dari Google baru saja menundukkan pemain catur igo nomor satu dunia, Ke Jie, dalam laga pertama dari tiga laga yang direncanakan, Selasa (23/5). Tahun lalu, AlphaGo mengalahkan jawara lain dari permainan papan strategi, Lee Se-dol. Dua pertemuan berikutnya akan terjadi minggu ini. Pendiri DeepMind dari Google, Demis Hassabis, menyebut pertemuan AlphaGo dengan Ke Jie berhasil memaksa kecerdasan buatan itu bekerja keras dengan adu strategi selama pertandingan. Tujuan akhir dari pelatihan kecerdasan buatan ini adalah mencari implementasi untuk bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan. (BBC/ELD)
————–
Pemanfaatan Sinyal Otak untuk Deteksi Narkoba

Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tengah meneliti pemanfaatan sinyal otak untuk mendeteksi penggunaan narkoba. Penelitian yang masih dikembangkan hingga tiga tahun ke depan ini diharapkan berkontribusi untuk dunia kesehatan saat memeriksa riwayat penggunaan narkoba pada seseorang. ”Tujuannya menggunakan sinyal otak yang direkam untuk membedakan orang yang pernah menggunakan narkoba dan tidak. Selama ini, hal itu hanya dibedakan dengan cara medis, seperti melalui tes urine,” ujar peneliti Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI, Arjon Turnip, di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/5). Penelitian awal dilakukan pada Mei 2016 di Rumah Sakit Hasan Sadikin dan melibatkan 30 orang sebagai sampel. (TAM)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Mei 2017, di halaman 18 dengan judul “Langkan”.

——————–

Borneo Berada dalam Bahaya

Borneo berada dalam bahaya karena secara perlahan kehilangan ekosistem utamanya yang sangat penting bagi kelangsungan jangka panjang masyarakat lokal dan ekonomi bagi Brunei, Kalimantan di Indonesia, serta negara bagian Malaysia di Sabah dan Sarawak. Berdasarkan laporan WWF Indonesia dan Malaysia dalam ringkasan eksekutif publikasi berjudul “The Environmental Status of Borneo 2016”, sekitar 74 juta hektar tutupan hutan telah menurun menjadi 55 persen pada 2015. Dalam siaran pers WWF Indonesia, minggu lalu, diperkirakan pada 2020 Borneo bisa kehilangan 75 persen hutannya. (*/IKA)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Juni 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

———————-

Guru Besar UI Raih Gelar Profesor Kehormatan

Guru Besar Teknik Komputer Universitas Indonesia (UI) yang juga ilmuwan teknologi informasi dan pengajar Indonesia, Riri Fitri Sari, memperoleh gelar profesor kehormatan dalam rekognisi “Outstanding contribution to the excellence in Higher Education” dari Kazakh National Agrarian University (Kaznau), Almaty, Kazakhstan. Penganugerahan gelar kehormatan diberikan oleh Rektor Kaznau Profesor Tlektes Yesparov di kampus Kaznau, Almaty, Kamis (22/6). Penghargaan ini diberikan atas kiprah Riri menerapkan teknologi informasi untuk memicu kemajuan pengelolaan pendidikan tinggi di dunia. Salah satu upaya yang dilakukan Riri adalah menciptakan sistem pemeringkatan perguruan tinggi dunia, UI GreenMetric, yang didasarkan pada pengelolaan lingkungan hidup di kampus. (*/ELN)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Juni 2017, di halaman 12 dengan judul “Langkan”.
————
Alarm Gempa Menyalak 92 Tahun Kemudian

Pesan peringatan gempa bumi berkekuatan M 6,8 disebarkan melalui sistem peringatan gempa, Kamis (22/6), oleh US Geological Survey atau USGS (Survei Geologi Amerika Serikat) kepada semua pihak, termasuk lembaga pemberitaan di AS. Ternyata, gempa yang dimaksud terjadi 92 tahun silam di kota Santa Barbara, California, dan kembali disiarkan karena salah menangkap proses revisi pada gempa sebagai peristiwa sedang terjadi. Saat gempa tahun 1925, Santa Barbara luluh lantak. Guncangan gempa itu merusak bangunan dan menggeser sejumlah bangunan dari fondasi. Ada 13 orang meninggal saat bencana itu. Pihak USGS minta maaf atas peringatan palsu itu dan berjanji segera menuntaskan masalah itu. (BBC/ELD)
—————-
Roket Ariane 6 Siap Beroperasi Tahun 2020

Generasi terbaru roket peluncur buatan Eropa, Ariane 6, siap beroperasi pada 2020 menggantikan roket generasi sebelumnya, Ariane 5. “Kini sedang uji mesin pendorong Vinci,” kata CEO ArianeGroup Alain Charmeau, Kamis (22/6). Uji roket itu dilakukan di Vernon, Perancis, dan akan diproduksi di Ottobrunn, Jerman. Mesin Vinci bisa dihentikan dan dihidupkan ulang untuk misi lebih luas. Roket peluncur memungkinkan roket bagian atas meninggalkan orbit setelah melepas muatan sampai area sekitar orbit bersih dari sampah antariksa. Ariane 6 jadi roket multifungsi yang mengambil peran Ariane 5 untuk peluncur besar atau Soyuz untuk peluncur menengah. Roket itu bisa untuk meluncurkan satelit telekomunikasi mini sampai raksasa dan teleskop luar angkasa. (BBC/MZW)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Juni 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
——————–

Bahan Aktif Insektisida Picu Kematian Dini Lebah

Lebah pekerja dan ratu yang terpapar neonicotinoid (bahan aktif insektisida) dari tanaman mengalami kematian dini dan menurunkan kesehatan koloni dalam sarang. Hasil riset biologis York University di Amerika Serikat menunjukkan, serbuk sari (pollen) terkontaminasi neonicotinoid yang dikumpulkan lebah madu berasal dari tanaman yang tumbuh dekat lahan pertanian pengguna insektisida. Amro Zayed, profesor biologi pada Fakultas Ilmu Pengetahuan dari York University, Kamis (29/6), menjelaskan, tim periset mempelajari 5 koloni lebah madu di kebun jagung yang terpapar neonicotinoid dan 6 koloni lebah madu yang jauh dari area pertanian. Pengukuran insektisida pada 11 koloni ini dipantau ekstensif pada Mei sampai September lalu. (SCIENCEDAILY/ICH)

Obat “Heatburn” Bisa Meningkatkan Risiko Kematian

Pengonsumsi obat penghilang heatburn jenis proton-pump inhibitor (PPI) punya risiko kematian dalam lima tahun lebih tinggi ketimbang pengguna obat maag lainnya. Heatburn adalah perih dan panas di dada pada malam atau sesudah makan akibat asam lambung naik ke esofagus. Jenis obat kelompok PPI, antara lain Prevacid dan Nexium. “Jika dikonsumsi lama, PPI berisiko,” kata Ziyad al-Aly dari Sekolah Kedokteran Universitas Washington, di St Louis, Missouri, Amerika Serikat, Senin (3/7). Pemakaian PPI memicu penyakit ginjal dan infeksi bakteri. Riset Al-Aly, menurut data Departemen Veteran AS, menemukan bahwa pengguna PPI berisiko kematian 25 persen lebih tinggi daripada pengonsumsi obat heatburn jenis antagonis reseptor H2. Ini ialah studi observasi sehingga PPI belum tentu memicu kenaikan risiko kematian.(LIVESCIENCE/MZW)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Juli 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
—————-

Deteksi Muatan Truk dengan Frekuensi Radio

Lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah, menemukan inovasi teknologi untuk memantau muatan truk guna mengurangi potensi kecurangan muatan berlebih dan pungutan liar di jembatan timbang. Inovasi tersebut dicetuskan Gilang Dhimas Yurista Nugraha (22), Rofiq Cahyo Prayogo (20), Ajeng Kartika Nugraheni Syafitri (22), Ismulia Nur Berlian (20), dan Rio Julian Azis Pratama (19) dalam proposal program kreativitas mahasiswa (PKM). Mereka membuat sistem pengukuran muatan truk yang dilengkapi sistem portal, pembatas muatan, dan perangkat identifikasi truk yang bisa dikontrol melalui pesan singkat. Sistem ini akan mengidentifikasi muatan melalui pemasangan kartu identifikasi frekuensi radio (RFID) di bagian truk dan sensor berat di jembatan timbang. Kartu RFID berisi identitas truk, mulai dari berat, jenis, dan lokasi asal kendaraan. “Jika beban truk melebihi data yang tercatat dalam kartu RFID, truk tak bisa melanjutkan perjalanan karena portal jembatan timbang tidak terbuka,” kata Rofiq di Semarang, Jumat (14/7).(KRN)
——————–
Masyarakat di Wilayah Konservasi Diberdayakan

Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, Kalimantan Barat, membuat kerja sama dengan 17 mitra kerja untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan memanfaatkan hasil hutan bukan kayu. “Upaya yang dilakukan bukan hanya soal konservasi semata, melainkan juga komunikasi dan interaksi sosial dengan penduduk desa,” kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno dalam sambutannya pada acara penandatanganan kesepakatan antara pengelola Balai Besar Taman Nasional (BBTN) Betung Kerihun dan Danau Sentarum, di Jakarta, Kamis (13/7). Kepala BBTN Betung Kerihun dan Danau Sentarum Arief Mahmud menjelaskan, terdapat 17 mitra kerja yang sudah menandatangani kesepakatan. Beberapa di antaranya telah memulai program pemberdayaan. “Programnya fokus pada pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, seperti madu, kolam ikan, lalu ada banyak lagi. Intinya supaya masyarakat tetap memiliki penghasilan tanpa merusak hutan,” kata Arief. (IDO)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Juli 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
———————–

Terpisahnya Gunung Es Antartika Tertangkap Satelit

Citra satelit Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merekam terbentuknya gunung es raksasa yang terpisah dari lapisan es di Larsen C, Antartika, 10 dan 12 Juli lalu. Gunung es baru itu diperkirakan seberat 1,1 triliun ton air dan ukuran sebesar Negara Bagian Delaware, AS, atau sebesar Pulau Bali. Terpisahnya gunung es itu dilaporkan para peneliti Antartika di Proyek Midas berbasis di Inggris dan dikonfirmasi dengan satelit Sentinel-1 milik Badan Antariksa Eropa (ESA). Keretakan pemicu terpisahnya gunung es itu terdeteksi sejak 1960, tetapi retakan itu tak aktif beberapa dekade, sampai pada 2014-2016 percepatan keretakannya naik. Namun, para ahli tak punya bukti terbentuknya gunung es itu dipicu perubahan iklim. Ketidakstabilan lapisan es di Larsen C diprediksi para ahli sejak lama. Para ahli, dikutip Livescience, Kamis (13/7), memperkirakan lepasnya gunung es itu tak meningkatkan permukaan air laut global karena lapisan es Larsen C mengambang di atas laut sejak dulu. (LIVESCIENCE/MZW)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Juli 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
—————–

Pelajar Indonesia Raih Emas di Olimpiade Fisika

Indonesia bukan saja sukses menjadi tuan rumah penyelenggara Olimpiade Fisika Internasional (International Physics Olympiad/IPhO) Ke-50 di Yogyakarta. Pada penutupan, Minggu (23/7), tim Indonesia yang terdiri atas lima siswa meraih dua medali emas dan tiga medali perak. Medali emas diraih Gerry Widiarto (Sekolah Menengah Atas Negeri MH Thamrin, Jakarta) dan Ferris Prima Hutama (SMA Kristen Penabur Gading Serpong). Adapun medali perak diperoleh Bonfilio Nainggolan (SMAN 48 Jakarta), Faizal Husni (SMA Kharisma Bangsa Tangerang Selatan), dan Fikri Makarim Sosrianto (SMA Islam Terpadu Albinaa Islamic Boarding School (IBS) Bekasi). “Kami yakin kehadiran lebih dari 600 peserta dalam IPhO kali ini menginspirasi jutaan siswa lainnya di Indonesia dan siswa lain di dunia,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad. (*/ELN)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Juli 2017, di halaman 12 dengan judul “Langkan”.
—————–

Aktivitas Vulkanis Sinabung Meningkat

Aktivitas vulkanis Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meningkat sepekan terakhir. Gunung meletus dan mengeluarkan awan panas guguran dua hingga delapan kali sehari. Aktivitas kegempaan juga terus meningkat yang menandakan masih ada tekanan dan suplai energi dari dapur magma. Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Armen Putra, Senin (24/7), mengatakan, Gunung Sinabung meletus hingga delapan kali per hari dengan tinggi kolom 500 meter-3.600 meter. Intensitas erupsi ini meningkat dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya 1-2 kali dalam sehari dengan tinggi kolom 1.000-2.000 meter. Awan panas guguran juga terjadi dua hingga enam kali per hari dengan jarak luncur 500 meter-3.000 meter. Jalur awan panas juga sudah meluas ke arah selatan, yakni ke arah Desa Berastepu. (NSA)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Juli 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

 

 

 

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB