ITB Selidiki Plagiarisme

- Editor

Senin, 19 April 2010

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim khusus bentukan Dekan Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung meminta waktu seminggu untuk menyusun rekomendasi kepada rektor tentang kasus plagiarisme oleh MZ, calon dosen ITB. Bila menyalahi aturan, bakal ada tindakan.

Rektor ITB Ahmaloka mengatakan, tim khusus sudah terbentuk sejak setahun lalu dan terus bekerja untuk meneliti sepak terjang MZ. Tim terdiri dari 11 guru besar STEI termasuk dekan dan wakilnya. ”Bahkan, tim sudah melakukan kontak langsung dengan penulis makalah yang karyanya dijiplak MZ,” kata Ahmaloka di Bandung, Jumat (16/4) malam, seusai bertemu tim khusus di Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika (STEI) ITB.

Kasus plagiarisme ini diketahui setelah situs resmi Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) memasang pengumuman adanya plagiarisme dalam makalah ilmiah hasil karya MZ, SHS, YP, dan CM dari ITB pada 2008.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Judul makalah ilmiah itu adalah ”3D Topological Relations for 3D Spatial Analysis”. Makalah ini sama dengan karya Siyka Zlatanova berjudul ”3D Topological Relationships” yang dipublikasikan dalam ”the 11th International Workshop on Database and Expert System Applications”. Hasil investigasi menyebutkan MZ ternyata mengirimkan makalah itu tanpa persetujuan promotornya, CM, dan dua kopromotor, SHS dan YP.

Ahmaloka mengatakan, meski belum menghasilkan rekomendasi, tim khusus memaparkan sudah melihat disertasi MZ. Tim juga mengatakan bahwa MZ telah mengakui bahwa perbuatannya ini tidak melibatkan promotor dan kopromotornya. Selain itu, menurut konfirmasi pada pihak IEEE, hanya MZ yang masuk daftar hitam. Adapun promotor dan kopromotornya masih bisa mengirimkan makalah ke IEEE. Tim meminta waktu satu minggu untuk memaparkan rekomendasi terkait hal ini.

Keputusan pencabutan

Nantinya, segala bentuk rekomendasi akan disampaikan langsung kepada rektor untuk dikaji, apakah gelar kesarjanaan MZ yang didapat di ITB akan dicabut atau tidak. Bila buktinya mendukung, gelar kesarjanaannya bisa dicabut. Namun, bila tidak terbukti, ITB tidak bisa memaksakannya.

Ditanya mengenai kegiatan belajar mengajar di ITB, Ahmaloka meyakini bahwa kasus ini tidak akan mengganggu keseluruhan proses belajar-mengajar. Ia juga berharap agar kasus ini tidak sampai menurunkan kredibilitas ITB di tingkat nasional dan internasional. Kasus plagiasi, menurut dia, baru terjadi pertama kali ini. (CHE)

Sumber: Kompas, Sabtu, 17 April 2010 | 04:12 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 11 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB