Institut Teknologi Bandung secara resmi mencabut disertasi dan gelar Doktor dari Mochamad Zuliansyah. Namun, tiga dosen pembimbingnya hanya diberi surat teguran dengan alasan lalai karena tidak mengetahui perbuatan plagiasi itu.
”Plagiasi yang dilakukan Zuliansyah mencakup makalah ilmiah dan plagiasi disertasi program doktor. Mulai hari ini kami nyatakan, disertasi dan gelar doktornya tidak berlaku,” kata Rektor ITB Ahmaloka di Bandung, Jumat (23/4).
Keputusan itu merupakan hasil rekomendasi dan pertimbangan dari Tim Khusus Sekolah Tinggi Elektronik dan Informatika (STEI) ITB, Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, dan Majelis Guru Besar ITB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mochamad Zuliansyah adalah pengarang makalah ilmiah berjudul 3D Topological Relations for 3D Spatial Analysis yang dipresentasikan di International Conference on Cybernatics and Intelligent Systems di Chengdu, China, 21-24 September 2008. Konferensi ini digagas oleh Institute of Electronical and Electricity Enginering (IEEE).
Zuliansyah dinyatakan sebagai plagiator setelah komite dari IEEE mengategorikan karyanya sebagai plagiasi paling berat atas karya Syika Zlatanova dari Graz University of Technology Austria berjudul On 3D Topological Relationship yang dipresentasikan pada the 11 th Internasional Workshop on Database and Expert System Application DEXA tahun 2000. Zuliansyah mengutip banyak bahan dan ide tanpa mencantumkan sumbernya.
Ahmaloka menyesalkan tindakan yang dilakukan Zuliansyah. Hal itu menodai nilai akademik dan integritas ITB serta norma akademik internasional.
”Sekitar akhir 2009, kami telah bereaksi menanggapi hal ini dengan meluluskan pengunduran dirinya sebagai calon dosen ITB. Selain itu, ITB juga telah melayangkan permohonan maaf tertulis kepada Siyka Zlatanova atas tindakan ini. Ini adalah yang pertama dan semoga tidak terjadi lagi,” kata Ahmaloka.
Sementara itu, menanggapi tesis Zuliansyah yang juga diambil di ITB tahun 2005, Dekan Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika Adang Suwandi mengatakan, sejauh ini pemeriksaan terhadap tesisnya tidak terindikasi adanya plagiasi.
Menurut Ketua Majelis Guru Besar ITB Hariono, agar kasus ini tidak terjadi lagi, ITB secara serius akan melakukan upaya penyempurnaan tanggung jawab akademik. Alasannya, tanggung jawab akademik ini bisa dijadikan sebagai patokan bagi mahasiswa dan dosen dalam melakukan aktivitas belajar-mengajar. (CHE)
Sumber: Kompas, Senin, 26 April 2010 | 03:33 WIB