Kajian tentang adanya potensi gempa berkekuatan lebih dari 8,9 Magnitudo di selatan Jawa semestinya dijadikan peringatan untuk selalu waspada. Edukasi kebencanaan harus terus dilakukan agar masyarakat lebih siap, sehingga dampak buruk bencana pun bisa diminimalkan.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Warga dibantu anggota Polres Banten bergotong royong merobohkan bangunan rumah Marsani (55) yang rusak akibat gempa. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya korban akibat tertimpa bangunan.
Presiden Joko Widodo di sela-sela acara kumpul keluarga kabinet kerja di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/8/2019), mengungkapkan, bencana, terutama gempa bumi, tidak bisa diperkirakan. Tak hanya waktu terjadinya gempa, kekuatan gempa pun tidak bisa diprediksikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karena itu kajian tentang potensi gempa berkekuatan besar di selatan Jawa semestinya menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu waspada. “Semua itu namanya ada potensi, yang namanya gempa itu tidak dihitung, diperkirakan, terutama waktunya. Karena itu kita harus tetap waspada,” ujarnya.
Jokowi menjelaskan, hal paling penting untuk dilakukan adalah menyiapkan masyarakat agar selalu siap siaga menghadapi bencana. Edukasi secara intensif tentang kebencanaan harus terus dilakukan sebagai upaya mitigasi bencana. “Yang paling penting terus dilakukan edukasi mengenai kebencanaan, terutama gempa bumi, yang sulit diprediksi,” ujarnya.
Yang paling penting terus dilakukan edukasi mengenai kebencanaan, terutama gempa bumi, yang sulit diprediksi.
Edukasi tentang kebencanaan terbukti efektif untuk mitigasi bencana. Hal itu setidaknya terlihat dari langkah yang dilakukan masyarakat di pesisir pantai barat Banten saat menghadapi gempa bumi pada Jumat (2/8/2019) lalu.
Presiden Jokowi menilai, masyarakat Banten sudah relatif siap menghadapi bencana. “Kemarin waktu di Banten saya melihat sebuah lompatan perbaikan yang baik. Bahwa kepanikan itu ada, tapi evakuasi berjalan dengan baik,” katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta menilai, kesiapan masyarakat Banten itu disebabkan adanya edukasi kebencanaan yang dilakukan secara terus menerus. Tak hanya melakukan pendidikan dini bencana di sekolah-sekolah, edukasi juga dilakukan pada masyarakat dengan membentuk kampung siaga bencana.
Oleh ANITA YOSSIHARA
Sumber: Kompas, 4 Agustus 2019