Pendiri PT Kalbe Farma Tbk, Boenjamin Setiawan, turut menekankan pentingnya inovasi untuk mengembangkan usahanya. Tanpa inovasi, kemajuan suatu usaha, industri, bahkan negara bakal terhambat dan berhenti.
KOMPAS/AYU PRATIWI–Acara peluncuran buku biografi pendiri PT Kalbe Farma Tbk, Boenjamin Setiawan, berjudul Ilmu Kunci Kemajuan, di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Sabtu (18/1/2020).
Kebijakan yang mendukung pengembangan inovasi menjadi salah satu kunci keberhasilan transformasi PT Kalbe Farma Tbk menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Produk inovatif yang dihasilkan dari riset berkualitas memiliki potensi daya saing tinggi hingga ke pasar global. Capaian itu diharapkan dapat mengembangkan industri farmasi Indonesia yang mandiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Indonesia terus mendorong perkembangan industri farmasi sehingga Indonesia mandiri (dari impor obat). Untuk itu, kami terus mendorong pelaku industri terkemuka, seperti Kalbe Farma, untuk berinovasi dan mengembangkan risetnya sehingga menghasilkan produk komersial tidak hanya untuk kepentingan dalam negeri, tetapi juga sebagai pengekspor produk kesehatan,” kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito di sela-sela acara peluncuran buku biografi pendiri PT Kalbe Farma Tbk, Boenjamin Setiawan, berjudul Ilmu Kunci Kemajuan di Hotel Mulia, Jakarta, Sabtu (18/1/2020).
Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, perwakilan dari Kementerian Kesehatan serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) periode 2014-2019 Kadarsah Suryadi, serta jajaran direksi Kalbe Farma.
Penny melanjutkan, untuk mewujudkan salah satu prioritas pemerintah dalam mengembangkan industri farmasi, BPOM siap mendampingi hilirisasi riset dan memastikan produk yang dihasilkan itu berkualitas di dalam dan luar negeri. ”Kami mendorong pengembangan riset sehingga pelaku tidak hanya jadi produser, tetapi juga terus menghasilkan berbagai inovasi. BPOM akan terus menunggu produk inovasi yang dihasilkan dari riset berkualitas. Kami siap mendampingi untuk hilirisasi,” tutur Penny.
Pendiri PT Kalbe Farma Tbk, Boenjamin Setiawan, turut menekankan pentingnya inovasi untuk mengembangkan usahanya. Tanpa inovasi, kemajuan suatu usaha, industri, bahkan negara bakal terhambat dan berhenti.
”Negara tanpa inovasi tidak akan berkembang. Inovasi penting sekali dilakukan melalui riset dan penelitian. Berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus berkembang sehingga terjadi disrupsi. Hal tersebut perlu diantisipasi sejak dini,” kata Boenjamin.
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Pendiri PT Kalbe Farma Tbk, Boenjamin Setiawan (tengah) bercengkrama dengan lima peneliti yang terpilih untuk menerima dana penelitian dari program pendanaan peneltiian Risetdikti-Kalbe Science Awards (RKSA) 2018. Mereka mendapatkan dana penelitian dengan total Rp 1,65 miliar.
Dalam buku biografi Boenjamin, istrinya, Poppy Setiawan, menyampaikan dalam kata pengantarnya bahwa Boenjamin selalu terobsesi untuk belajar dan giat melahirkan produk baru yang lebih unggul.
”Semangatnya untuk terus berinovasi tertuang pula dalam berbagai anak perusahaan baru. Tidak semua yang diperjuangkan adalah mudah. Bahkan, banyak yang memerlukan disiplin, ketekunan, waktu lama, dan investasi besar,” ujar Poppy.
Semangat untuk berinovasi tanpa henti itu berhasil membawa PT Kalbe Farma Tbk yang kegiatan usahanya diawali dari sebuah garasi bekas bengkel di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 1966, menjadi salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia saat ini. Boenjamin pun masuk dalam daftar ”50 orang terkaya di Indonesia” oleh Forbes pada 2019.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA–Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (tengah) mengajak keluarganya untuk berfoto bersama seusai dianugerahi gelar doktor kehormatan (honoris causa) oleh Institut Teknologi Bandung di Aula Barat ITB, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (13/1/2020).
Bagi Jusuf Kalla, Dokter Boen, demikian sapaan akrab Boenjamin Setiawan, merupakan sosok hebat dan inovatif. Tidak hanya ahli sebagai dokter, Dokter Boen juga seorang pendidik dan wirausahawan.
”Beliau hebat karena dapat mengembangkan dan menggabungkan ketiga-tiganya. Sebagai seorang dokter, pendidik, dan entrepreneur, beliau memberikan kemajuan dan kontribusi besar kepada dunia kesehatan dan kemajuan bangsa kita,” ucapnya.
Sebelumnya, saat menerima anugerah doktor honoris causa bidang produktivitas dan teknologi industri dari ITB di Bandung, 13 Januari 2020, Kalla menekankan pentingnya inovasi mendorong produktivitas bagi kesejahteraan bangsa.
”Kekayaan alam sering membuat suatu bangsa terjebak dalam kebijakan salah dan konflik berkepanjangan. Mereka fokus pada upaya mengeksploitasi, tetapi lupa inovasi,” ujarnya.
CEO Kalbe Farma Vidjongtius menambahkan pentingnya menerapkan kebijakan yang mendukung inovasi secara terus menerus. Sebab, inovasi tidak bisa dihasilkan dalam sesaat.
”Inovasi adalah suatu hal di mana ide-ide baru harus muncul. Kalbe Farma banyak melakukan penelitian, apakah itu bidang herbal, biologi, kanker, dan lainnya secara terus menerus. Inovasi tidak bisa sesaat. Tanpa inovasi dan SDM yang unggul, produk dan layanan baru kesehatan tidak akan terjadi,” ujarnya.
Oleh AYU PRATIWI
Editor: HAMZIRWAN HAM
Sumber: Kompas, 19 Januari 2020