Inovasi dan Industri Harus Sejalan

- Editor

Kamis, 23 Desember 2010

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salah satu syarat agar inovasi bisa terus berkembang adalah kuatnya industri manufaktur yang digerakkan pasar dalam negeri. Karena itu, industri manufaktur Tanah Air perlu segera mendapat perhatian pemerintah, tanpa membedakan skala industri atau pemiliknya.

Mantan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie saat memberikan pidato utama dalam penganugerahan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Award 2010 di Jakarta, Rabu (22/12), mengatakan, hampir semua pusat perbelanjaan di Indonesia dipenuhi barang-barang luar negeri. Hal itu berarti rakyat Indonesia harus membayar ongkos pekerja luar negeri untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Tersisihnya produk dalam negeri menciptakan defisit jam kerja antara pekerja di Tanah Air dan di luar negeri. Ironisnya, kondisi itu terjadi saat banyak masyarakat Indonesia mengeluhkan kecilnya lapangan kerja dan naiknya pengangguran.

”Membeli produk buatan dalam negeri itu sama dengan mengamankan lapangan kerja serta menjamin pemerataan dan kesejahteraan bangsa,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Defisit jam kerja itu dapat diatasi dengan meningkatkan daya saing industri manufaktur melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan teknologi. Langkah ini membutuhkan perencanaan jangka panjang yang konsisten serta produk hukum yang melindungi industri dan mengamankan pasar dalam negeri.

”Ini bukan proteksionisme, tetapi untuk menciptakan lapangan kerja. Negara-negara lain juga melakukannya,” tuturnya.

Insinyur Indonesia

Peningkatan daya saing industri manufaktur harus ditopang oleh kualitas sumber daya manusia yang memadai. Namun, hal ini masih sulit karena hanya ada 16.435 insinyur per Mei 2010 dari 237 juta rakyat Indonesia atau 0,006 persen.

Menteri Koordinator Perekonomian M Hatta Rajasa mengatakan, bidang rekayasa (engineering) Indonesia mengalami perkembangan pesat pada era 1980-an. Kini, potensi perekayasa Indonesia harus dibangkitkan kembali agar bisa memberi nilai tambah hingga mampu bersaing secara global.

Pada kesempatan itu, diberikan penghargaan PII Award 2010 kepada individu dan industri berprestasi dalam bidang teknologi dan rekayasa. Penghargaan diberikan dalam lima kategori. Untuk kategori lifetime achievement, penghargaan diberikan kepada dua tokoh dan ahli konstruksi Wiratman Wangsadinata dan GM Tampubolon. Sementara itu, Adhiwarta Rekayasa diberikan kepada Redaktur Senior Kompas Ninok Leksono. (MZW)

Sumber: Kompas, Kamis, 23 Desember 2010 | 04:12 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB