Di Singosari Mampu Bikin Mobil, di Buduran Kapal Patroli
Tak salah jika Pemprov Jatim menggerojokkan anggaran untuk pengembangan SMK (sekolah menengah kejuruan). Sebab, beberapa SMK berhasil menunjukkan kualitas. Misalnya, ada yang berhasil menciptakan mobil dan kapal patroli.
LIHAT saja SMK Negeri 1 Singosari, Kabupaten Malang. Para siswa di sekolah itu berhasil menciptakan prototipe mobil Esemka Digdaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mobil itu sangat menarik perhatian Gubernur Jatim Soekarwo. Sebab, mobil yang dirancang bangun para siswa SMK tersebut memiliki berbagai keunggulan sekaligus menjadi prototipe mobil masa depan.
Mobil Digdaya dengan desain kolaborasi jip-pikap tersebut memang sangat membanggakan. Tidak hanya mendesain bodi mobil itu, para siswa juga sudah mampu merancang bangun engine-nya. Mobil tersebut sudah mendapatkan apresiasi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai salah satu karya anak bangsa yang menempuh pendidikan di SMK.
Soekarwo mengatakan, anak-anak Jawa Timur pada dasarnya memiliki tingkat kreativitas yang tinggi. Mobil Digdaya merupakan salah satu bukti kreativitas tersebut. “Kreativitas seperti itu harus terus dibina dan difasilitasi,” papar Soekarwo.
Bahkan, Esemka Digdaya bersiap terjun ke pasar tanah air dalam waktu dekat. Rencananya, pertengahan Juni mendatang mobil tersebut diluncurkan dengan varian double cabin terbaru yang dinamai Digdaya 1.5i. Itu merupakan pengembangan terakhir untuk pasar mobil tanah air dengan harga yang diperkirakan di bawah Rp 100 juta. “Kalau dipasarkan, berarti diproduksi secara masal,” jelas Soekarwo.
Esemka Digdaya merupakan mobil penjelajah yang menggunakan penggerak empat roda atau 4 x 4 dengan mengusung mesin 1.500 cc DOHC injection. Mobnas Esemka Digdaya sanggup memuntahkan tenaga puncak 76 kw pada 5.500 rpm dengan torsi maksimal 147 Nm pada putaran 4.000 rpm. Sampai saat ini, prototipe mobil tersebut masih diuji untuk mendapatkan izin kelayakan jalan dan diproduksi secara masal.
SBY juga memberikan apresiasi tinggi atas karya para siswa SMK itu saat Esemka Digdaya dipamerkan pada perayaan Hari Pendidikan Nasional di Bandung pada 26 Mei 2009. SBY pun membubuhkan harapan dan tanda tangan di kap mesin mobil Digdaya 1.5i dengan berkata, “Karya yang sangat membanggakan, saya harap dilanjutkan.”
Yang tak kalah menarik adalah karya para siswa SMK Negeri 3 Buduran, Sidoarjo. Mereka terus berpacu untuk menciptakan berbagai prototipe kapal. SMKN 3 Buduran yang sebelumnya merupakan SMK perkapalan tersebut sudah menciptakan banyak prototipe kapal ikan, baik berbahan aluminium maupun fiberglass. “Kapal ikan itu sudah diproduksi banyak dan dipasarkan,” kata Kepala SMKN 3 Buduran Asmunir.
Dalam setahun terakhir ini, lanjut dia, para siswa mulai menciptakan kapal patroli. “Kapal patroli itu diujicobakan beberapa hari lalu di wilayah Polairud Perak, Surabaya. Hasilnya cukup bagus. Kapal tersebut kini memasuki tahap sertifikasi,” tambah dia.
Setelah sertifikasi selesai, lanjut dia, SMKN 3 Buduran akan bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk memproduksi kapal tersebut. “Kami juga menjajaki untuk bekerja sama dengan PT PAL. Kami juga akan bekerja sama dengan Fakultas Teknik Perkapalan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS),” terang dia.
Kualitas siswa SMKN 3 Buduran memang sudah diperhitungkan banyak perusahaan. Salah satunya adalah PT Unilever Indonesia Tbk. Pada akhir 2009, para siswa sekolah tersebut dites keahlian untuk direkrut sebagai karyawan perusahaan itu. Sedikitnya 61 siswa direkrut meski belum lulus sekolah. Selain Unilever, PT Pelayaran Meratus merekrut lima siswa dan PT Spill memasukkan sembilan pelajar dari sekolah itu. (nks)
——————–
SMK Kelas Juragan hingga Perakit Laptop
SEABREK prestasi telah ditorehkan para siswa SMK. Kalau dulu SMK (STM dan SMEA) hanya menjadi tempat para siswa yang tidak mendapat kursi di SMA (SMU), kini tidak bisa lagi dipandang seperti itu. Justru SMK kini memiliki berbagai keunggulan yang mampu bersaing dengan lembaga pelatihan kerja, karena lulusannya memiliki keahlian khusus yang siap memasuki dunia kerja.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan, setelah melakukan berbagai kunjungan kerja di SMK berbagai daerah, dia menyimpulkan bahwa siswa SMK memiliki banyak keunggulan. Bahkan, gedung SMK saat ini benar-benar menjadi tempat praktik kerja yang cukup bagus. “Saya yakin jika terus didorong pemerintah, SMK akan semakin meningkatkan kualitas lulusannya,” kata Gus Ipul, sapaan akrab Wagub.
Ada SMK yang memiliki kelas “juragan”. Kelas ini mencetak lulusan menjadi wirausahawan sekaligus menciptakan lapangan kerja baru. Saat kelas I, para siswa menerima pelajaran yang sangat padat. Menjelang kelas II dilakukan seleksi menjadi wirausahawan. Saat memasuki kelas III, siswa kelas juragan ini melakukan kontrak dan diberi berbagai peralatan usaha sesuai dengan bidang keahliannya. Program kelas juragan atau kelas wirausaha ini sudah berlangsung di SMK Negeri 3 Kota Malang dan SMK Negeri 1 Buduran, Sidoarjo.
“Yang ingin membuka usaha konveksi diberi peralatan jahit. Pada kelas III itulah para siswa langsung menerima order jahit dari masyarakat umum. Semakin banyak order, semakin baik nilai rapornya,” jelas Gus Ipul, didampingi Widjil Saptadi, Kkepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan Pemprov Jatim.
Prestasi lain juga dilakukan siswa SMK Negeri 1 Jenangan, Ponorogo, dan SMK Negeri 1 Malang yang berhasil merakit laptop. Di samping itu, siswa SMK Negeri 1 Jenangan, Ponorogo, berhasil mendapatkan medali emas dalam kontes skill tingkat Asia Tenggara. Mereka berhasil meraih peringkat delapan dunia untuk bidang bangunan dengan program pemasangan batu bata yang berlangsung di Kanada. (nks/c2)
——————–
Satu SMK Dapat Rp 15 Miliar
Program Pemprov Jatim 2010, Bangun Lima SMK Internasional
Salah satu program pendidikan yang saat ini digarap Pemprov Jatim ialah meningkatkan jumlah sekolah menengah kejuruan (SMK). Dengan begitu, komposisinya jika dibandingkan dengan sekolah menengah umum (SMU) adalah 60:40.
Peningkatan kualitas dan kuantitas siswa SMK itu bertujuan meningkatkan daya saing siswa kepada pasar kerja saat lulus nanti. Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, lulusan SMK harus memiliki keahlian atau skill yang siap bekerja secara mandiri. Jika seorang siswa mau sekolah di SMK, mereka akan memiliki keahlian yang mampu berkembang pada saat sudah lulus dari sekolahnya. ”Pemprov Jatim terus mendorong perbaikan mutu SMK yang ada di provinsi ini agar SMK ke depan lebih berkualitas dan dapat menarik siswa untuk mau sekolah di SMK,” kata Soekarwo.
Dia menambahkan, Pemprov Jatim telah membuat berbagai perencanaan pengembangan SMK berbasis internasional dengan mengangkat kearifan lokal. Pada tahun ini, Pemprov Jatim akan membangun lima SMK baru bertaraf internasional. Setiap sekolah akan mendapatkan kucuran anggaran Rp 15 miliar untuk pembangunan unit sekolah baru. Karena itu, sedikitnya membutuhkan anggaran Rp 75 miliar untuk lima SMK itu. Sedangkan tanah disiapkan oleh kabupaten atau kota dengan luas sekitar 3 hektare.
”Pembangunan unit sekolah baru SMK memang mahal. Sebab, kita tidak hanya membangun gedung, tetapi juga menyiapkan berbagai peralatan praktik sesuai dengan program di SMK tersebut,” tambah gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu.
Sesuai dengan target yang dicanangkan Pemprov Jatim menjadikan provinsi ini sebagai provinsi agrobisnis dan agroindustri, lima SMK yang akan dibangun tersebut harus memiliki program yang bernuansa agrobisnis atau agroindustri.
Hingga saat ini, Pemprov Jatim mematangkan rencana tersebut dan sudah terdapat lima lokasi yang sedang dikaji. Lokasi itu adalah di Bondowoso, Pacitan, Sampang, Pasuruan, dan Jombang. Untuk Bondowoso, akan dibangun SMK Negeri 4 Bondowoso dengan program keahlian agrobisnis budi daya tanaman perkebunan, telekomunikasi, dan keperawatan.
Di Pacitan akan dibangun SMK Negeri 1 Pringkuku dengan program keahlian agrobisnis teknologi pengolahan hasil pertanian, tata busana, furniture, dan otomotif teknik sepeda motor. Di Sampang akan dibangun SMK Negeri 2 Sampang dengan program keahlian agrobisnis teknologi pengolahan hasil pertanian, agrobisnis peternakan, serta teknologi dan rekeyasa listrik instalasi.
Dua unit sekolah baru SMK akan dibangun secara terpadu dengan pondok pesantren. Yakni, di SMK BAYT Al Hikmah, Kota Pasuruan, dengan program keahlian agrobisnis budi daya tanaman pangan hortikultura, IT rekayasa perangkat lunak, dan tata busana. Kemudian, SMK Tarbiyatun Nashiin Jombang dengan program keahlian agrobisnis teknologi pengolahan hasil pertanian, teknik komputer jaringan, dan otomotif kendaraan ringan. ”Tahun 2010 diharapkan lima SMK baru sudah berdiri dan kami targetkan hingga 2014 mendatang akan bertambah 38 SMK bertaraf intenasional,” tandasnya.
Selain itu, tambah Pakde Karwo, peningkatan kualitas pendidikan SMK melalui pembangunan ruang kelas baru, sebanyak 109 kelas, dengan anggaran Rp 100 juta per SMK. Pemprov juga melakukan perbaikan kelas serta bantuan peralatan praktik kerja dan peralatan laboratorium di 64 SMK di Jawa Timur masing-masing Rp 75 juta.
Dari data Dinas Pendidikan Jatim, pada 2009 terdapat 1.132 SMK di provinsi ini dengan rincian 233 SMK negeri dan 899 SMK swasta. Sedangkan jumlah siswa untuk kelas X sebanyak 178.607 anak, kelas XI sebanyak 148.054 siswa, dan kelas XII sebanyak 113.379. Berdasar data tersebut menunjukkan bahwa minat siswa untuk masuk SMK semakin tinggi dari tahun ke tahun.(nks)
Sumber: Jawa Pos, 26 April 2010