Industri Nasional Belum Berbasis Teknologi

- Editor

Kamis, 1 Maret 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia tertinggal dalam perdagangan global. Hal itu disebabkan kurangnya penerapan teknologi di industri untuk menghasilkan produk bernilai tambah tinggi. Karena itu, pelaku industri pemula berbasis teknologi harus terus didorong untuk mengembangkan usaha.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menyampaikan hal itu pada Peluncuran Inkubasi Bisnis Teknologi 2018 di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (28/2).

Mengutip data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Nasir mengatakan, jumlah wirausaha Indonesia amat kecil, yakni 1,6 persen dari populasi. Di antara negara-negara ASEAN, jumlah wirausaha Indonesia di bawah Singapura yang sebanyak 7 persen dari jumlah penduduk, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen, dan Vietnam 3,3 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Melalui program inkubasi bisnis teknologi, kami menargetkan terbentuk 1.000 perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT) hingga 2019,” katanya. Pembentukan perusahaan baru, antara lain, dilakukan lewat program inkubasi bisnis teknologi. Dengan bertambahnya wirausaha berbasis inovasi teknologi, Indonesia dapat menjadi negara berdaya saing tinggi.

Direktur PPBT Kemristek dan Dikti Retno Sumekar menyebutkan, hingga 2017 ada 661 PPBT yang dibina. ”Rapat pleno menetapkan perusahaan yang ikut program PPBT,” ujarnya. Dari 876 proposal, dipilih 150 perusahaan binaan (tenant). Tiap tenant akan mendapat insentif dana Rp 275 juta-Rp 400 juta.

Perusahaan baru
Inkubasi bisnis teknologi dilaksanakan di Puspiptek Serpong di bawah pengelolaan Technology Business Incubation Center (TBIC). Pusat ini didirikan pada 2016 sebagai bagian dari National-Science and Technology Park (N-STP).

”Program inkubasi bisnis teknologi demi menumbuhkan perusahaan baru untuk komersialisasi produk inovasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan, khususnya yang dihasilkan atau bermitra dengan lembaga litbang di Puspiptek,” kata Kepala Puspiptek Sri Setiawati.

Fasilitas TBIC di Zona Bisnis Teknologi Puspiptek bisa dipakai tenant terpilih untuk mengembangkan usaha. Tahun ini, dua perusahaan meningkatkan skala produksi. (YUN)

Sumber: Kompas, 1 Maret 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB