Indonesia tertinggal dalam perdagangan global. Hal itu disebabkan kurangnya penerapan teknologi di industri untuk menghasilkan produk bernilai tambah tinggi. Karena itu, pelaku industri pemula berbasis teknologi harus terus didorong untuk mengembangkan usaha.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menyampaikan hal itu pada Peluncuran Inkubasi Bisnis Teknologi 2018 di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (28/2).
Mengutip data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Nasir mengatakan, jumlah wirausaha Indonesia amat kecil, yakni 1,6 persen dari populasi. Di antara negara-negara ASEAN, jumlah wirausaha Indonesia di bawah Singapura yang sebanyak 7 persen dari jumlah penduduk, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen, dan Vietnam 3,3 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Melalui program inkubasi bisnis teknologi, kami menargetkan terbentuk 1.000 perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT) hingga 2019,” katanya. Pembentukan perusahaan baru, antara lain, dilakukan lewat program inkubasi bisnis teknologi. Dengan bertambahnya wirausaha berbasis inovasi teknologi, Indonesia dapat menjadi negara berdaya saing tinggi.
Direktur PPBT Kemristek dan Dikti Retno Sumekar menyebutkan, hingga 2017 ada 661 PPBT yang dibina. ”Rapat pleno menetapkan perusahaan yang ikut program PPBT,” ujarnya. Dari 876 proposal, dipilih 150 perusahaan binaan (tenant). Tiap tenant akan mendapat insentif dana Rp 275 juta-Rp 400 juta.
Perusahaan baru
Inkubasi bisnis teknologi dilaksanakan di Puspiptek Serpong di bawah pengelolaan Technology Business Incubation Center (TBIC). Pusat ini didirikan pada 2016 sebagai bagian dari National-Science and Technology Park (N-STP).
”Program inkubasi bisnis teknologi demi menumbuhkan perusahaan baru untuk komersialisasi produk inovasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan, khususnya yang dihasilkan atau bermitra dengan lembaga litbang di Puspiptek,” kata Kepala Puspiptek Sri Setiawati.
Fasilitas TBIC di Zona Bisnis Teknologi Puspiptek bisa dipakai tenant terpilih untuk mengembangkan usaha. Tahun ini, dua perusahaan meningkatkan skala produksi. (YUN)
Sumber: Kompas, 1 Maret 2018