Untuk kedua kalinya Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan Olimpiade Astronomi dan Astrofisika Internasional. Ini membuktikan bahwa Indonesia merupakan salah satu pemain penting dalam lingkaran kompetisi ilmiah bertaraf internasional.
Olimpiade Astronomi dan Astrofisika Internasional (IOAA) ke-9 akan dilangsungkan di Magelang, Jawa Tengah, pada 26 Juli hingga 3 Agustus. Perlombaan ini diperuntukkan bagi para siswa SMA dan sederajat. “Terdapat 318 peserta dari 41 negara, belum termasuk perwakilan negara-negara lain yang akan datang sebagai pengamat,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah Nur Hadi Amiyanto saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (25/7).
Ia menjelaskan, lomba akan diselenggarakan di SMA Taruna Nusantara. Alasannya, sekolah tersebut memiliki siswa yang mewakili 34 provinsi di Indonesia. Adapun kegiatan meneropong bintang akan dilakukan di pelataran Candi Borobudur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Borobudur dibangun dengan perhitungan astronomi. Jadi, hal ini bisa menunjukkan bahwa kebudayaan Indonesia sangat mengusung ilmu pengetahuan sekaligus mempromosikan pariwisata kita,” kata Nur Hadi.
Kualitas dunia
Pada acara jumpa pers mengenai IOAA di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Sekretaris Jenderal IOAA Greg Stachowski menjelaskan, ketika Institut Teknologi Bandung didapuk menjadi lokasi IOAA ke-2 pada 2008, Indonesia telah membuktikan diri mampu menyediakan sarana dan prasarana lomba. “Standar kami tinggi dari segi peralatan. Namun, ternyata Indonesia tidak kalah dari negara-negara lain,” katanya.
Ia memaparkan, ilmu astronomi belum terlalu dikenal dibandingkan dengan ilmu-ilmu sains lain, seperti fisika, biologi, kimia, ilmu bumi, dan matematika. Akan tetapi, dari segi peminat, terjadi peningkatan yang cukup stabil, termasuk di Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengharapkan IOAA bisa meningkatkan minat para siswa Indonesia karena melibatkan masyarakat pendidikan SMA. “Di samping itu, acara tersebut menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan potensi pendidikan kita kepada anak-anak berprestasi dari seluruh dunia,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Direktur Pembinaan SMA Kemdikbud Harris Iskandar memaparkan alasan Jawa Tengah dipilih sebagai tuan rumah IOAA 2015. Provinsi ini merupakan juara umum Olimpiade Sains Nasional (OSN). Ke depan, provinsi-provinsi berprestasi akan diberi kesempatan menjadi tuan rumah berbagai lomba sains.
Indonesia akan menerjunkan dua tim yang masing-masing terdiri atas lima siswa. Para peserta disaring dari 28 kandidat yang meraih medali emas, perak, dan perunggu pada OSN sebelumnya. “Pada IOAA 2008, kita memenangi empat medali emas. Setelah itu sempat tenggelam hingga tahun 2013, ketika Indonesia meraih satu emas. Tahun ini, harapannya kita bisa kembali juara,” ujar Harris.
LARASWATI ARIADNE ANWAR
Sumber: Kompas Siang | 25 Juli 2015