Pascasarjana UNJ Jadi Prioritas Pembenahan
Penyelenggaraan pascasarjana akan dibenahi sesuai standar nasional pendidikan tinggi. Berkaca pada kasus Universitas Negeri Jakarta, pembelajaran harus berproses dan terukur sehingga capaiannya tidak instan.
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Intan Ahmad menegaskan hal itu dalam kapasitasnya selaku Pelaksana Harian (Plh) Rektor Universitas Negeri Jakarta, Senin (2/10).
Ia mengingatkan, dalam pendidikan sarjana dan pascasarjana ada capaian pembelajarannya yang harus jadi acuan demi terselenggaranya perkuliahan yang bermutu. “Yang doktor harus punya publikasi di jurnal internasional. Artinya, kandidat doktor harus punya riset yang baik, tidak bisa instan,” ujar Intan seusai upacara Hari Kesaktian Pancasila di Kampus UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Intan mulai menjadi Plh Rektor UNJ pada 25 September 2017, menyusul pembebastugasan sementara Djaali dari pucuk pimpinan perguruan tinggi tersebut. Sesuai dengan surat perintah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Intan memprioritaskan dua hal di UNJ, yakni pembenahan program pascasarjana, khususnya program doktor, serta persiapan pemilihan rektor definitif hingga April 2018.
Intan menyatakan segera membentuk tim yang terdiri dari Kemristek dan Dikti, UNJ, serta perguruan tinggi lain yang baik dalam tata kelola program pascasarjana. Tim tersebut akan memberikan masukan dalam pembenahan program doktor di UNJ.
Intan yang juga guru besar di Institut Teknologi Bandung menambahkan, mereka yang meraih gelar doktor harus mampu berkontribusi pada bidang keilmuannya. Penyandang gelar tersebut harus paham betul perkembangan bidang ilmu yang ditekuninya.
Menurut Intan, setiap perguruan tinggi diharapkan memperkuat sistem penjaminan mutu masing-masing internal. Tak bisa perkuliahan dilaksanakan tanpa mutu. Kehidupan abad ke-21 mensyaratkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai tuntutan hidup.
Plagiat
Wakil Rektor UNJ Bidang Akademik Muchlis Rantoni Luddin mengatakan, sivitas akademika UNJ menerima dukungan Kemristek dan Dikti untuk pembenahan di kampus pencetak guru tersebut. Untuk penanganan plagiat, akan dibentuk semacam satuan tugas untuk memberi saran dan pendapat perbaikan.
“Kami berharap perbaikan bisa berjalan secara cepat dan benar. Ini momentum untuk UNJ yang lebih baik di masa depan,” kata Muchlis. (ELN)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Oktober 2017, di halaman 11 dengan judul “Hindari Cetak Doktor Instan”.