Hotel FlyZoo, sebuah hotel yang menjadi proyek percontohan penggunaan kecerdasan buatan di Alibaba Group, semua tanpa bantuan orang.
KOMPAS/ANDREAS MARYOTO–Sejumlah orang mengerumuni robot di Hotel FlyZoo di Hangzhou, China. Robot ini melayani pengantaran makanan dan minuman.
Hotel itu sepi ketika kami memasuki lobinya. Tidak ada resepsionis dan tak ada sambutan. Hanya ada sambutan di papan layar elektronik besar. Kami beruntung karena kami berasal dari luar China maka tiba-tiba ada petugas yang membantu kami untuk melapor dan mencatatkan diri untuk tinggal di hotel yang berada di Kota Hangzhou, China. Setelah itu semua dilayani oleh teknologi, tepatnya teknologi kecerdasan buatan. Siap dengan kehidupan seperti ini?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejatinya ketika memasuki Hotel FlyZoo, sebuah hotel yang menjadi proyek percontohan penggunaan kecerdasan buatan di Alibaba Group, semua tanpa bantuan orang. Kita harus melayani diri sendiri mulai dari pendaftaran sampai memasuki kamar hotel.
Sistem ini bekerja untuk warga negara China dan mungkin orang asing yang sejumlah identitasnya telah masuk ke dalam sistem mereka. Penduduk China yang masuk ke dalam sistem atau produk Alibaba telah terdata dengan baik sehingga cukup dengan memasukkan nomer identitas atau pemindaian identitas maka semuanya bisa berjalan dengan lancar.
Kami yang berasal dari Indonesia tentu saja harus memasukkan berbagai data secara manual dan juga dipotret wajahnya karena beberapa tidak pernah “bersentuhan” dengan produk Alibaba. Oleh karena itu penduduk China yang menggunakan berbagai produk Alibaba seperti laman e-dagang, sistem pembayaran, layanan logistik, dan lain-lain telah terdata dengan baik sehingga pencocokan data mereka dengan mudah dikenali. Inilah era mahadata (bigdata) dimana identitas dan perlilaku sudah terdata dengan baik.
KOMPAS/ANDREAS MARYOTO–Hotel FlyZoo di Hangzhou, China, adalah hotel yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk berbagai layanan. Hotel milik Alibaba Group ini hanya mengaryakan orang untuk kebersihan hotel.
Pengalaman pertama di hotel ini adalah ketika memasuki lift. Bermodal foto diri saat pencatatan tamu hotel, sistem pengenalan muka digunakan untuk menentukan lantai tempat kamar kita tinggal. Kita harus menghadap kamera di dalam lift dan secara otomatis lift akan berhenti di lantai tempat kamar kita. Iseng ke lantai lain? Tidak bisa karena muka kita tak dikenali di lantai lain.
Setelah itu ketika hendak memasuki kamar, kita harus menghadap tepat di depan pintu. Tak ada kunci fisik. Sistem pengenalan muka kembali digunakan. Bila sistem mengakui kita maka pintu akan otomatis terbuka. Kita tinggal pegang gagang pintu dan selanjutnya kita masuk ke kamar.
Director Corporate Affairs Alibaba Group Dian Safitri mengatakan, di dalam kamar semua fasilitas seperti penyalaan lampu, membuka korden, menyalakan televisi, meminta kata kunci untuk wifi, dan lain-lain menggunakan teknologi pengenalan suara.
Ada fasilitas penangkap suara yang akan menjalankan semua perintah melalui suara. Untuk memanggil “pembantu” di dalam kamar maka ia harus dipanggil dengan nama Tmall Genie. Fasilitas ini merupakan speaker cerdas yang dikembangkan Alibaba. Alat ini pertama kali diperkenalkan tahun 2017 dengan menggunakan teknologi asisten personal cerdas.
KOMPAS/ANDREAS MARYOTO–Robot ini berfungsi sebagai pengantar makanan dan minuman di Hotel FlyZoo di Hangzhou, China,
Ah sayang sekali, perintah-perintah yang bisa ditangkap oleh Tmall Genie baru berbahasa Mandarin. Kita yang ingin berkomunikasi terpaksa mengetik kalimat perintah ke dalam fasilitas Google Translate kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin.
Pengucapan dalam bahasa Mandarin melalui mesin ini baru kemudian diperdengarkan dekat dengan Tmall Genie sehingga ia paham dengan perintah itu. Tak mudah, beberapa kali gagal karena ia tak memahami kalimat yang muncul dari Google Translate.
Saat lapar atau haus kita bisa memesan makanan dan minuman dengan menggunakan aplikasi. Semua pesanan akan diantar ke kamar kita oleh robot. Saat uji coba robot yang mengantar makanan tepat berada di depan kamar dan melalui sistem baik di dalam aplikasi maupun kamar, sebuah notifikasi akan muncul dan memberitahu kita bahwa makanan atau minuman telah tiba.
Hanya saja, robot ini belum bisa mengantar makanan yang berkuah. Alasannya bisa tumpah karena goncangan. Usai mengantar, robot akan kembali ke dapur. Saat pulang itu robot berjalan lebih cepat.
Selama di dalam kamar hotel bila kita ingin bersantai maka kita bisa menggunakan televisi, mengatur suhu, memutar musik, atau mengakses internet yang semua perintah menggunakan teknologi pengenalan suara. Kembali kita menggunakan Tmall Genie untuk menghidupkan semua fasilitas itu. Ya, kembali lagi kita jatuh bangun menggunakan aplikasi Google Translate agar sistem mengenali suara kita.
KOMPAS/ANDREAS MARYOTO–Pusat kebugaran yang dilengkapi panduan senam secara digital di Hotel FlyZoo di Hangzhou, China.
Ketika ke luar kamar kita akan menemukan fasilitas kebugaran yang juga menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Penjualan esk krim juga menggunakan robot di dekat restoran. Bar yang melayani pemesanan berbagai jenis minuman juga menggunakan robot. Bila ingin mencoba pesanlah minuman yang harus dicampur dengan berbagai bahan sehingga kita bisa menonton aksi robot bergerak ke sana kemari.
“Teknologi kecerdasan buatan telah mengefisienkan industri. FlyZoo mewakili Alibaba dalam mengawinkan teknologi dan layanan perhotelan serta menginsipirasi industri pariwisata untuk berinovasi,” kata CEO of Alibaba Future Hotel Andy Wang seperti dikutip dalam laman Globetrender.
Bila anda ingin menikmati hotel ini, anda cukup menyediakan uang sekitar 165 dollar AS permalam. Berbagai fasilitas itu membuat kita terperangah dan terkaget-kaget. Mengalami sebuah kehidupan dengan menggunakan kecerdasan buatan merupakan penawaran dari hotel ini di samping konsistensi pelayanan karena semua layanan berbasis teknologi yang tidak bergantung pada mood karyawan hotel.
Akan tetapi bersiap-siaplah, mungkin rasa sepi dan sunyi bakal menghinggapi anda karena hanya layanan kebersihan saja yang masing menggunakan tenaga manusia.
Oleh ANDREAS MARYOTO
Editor EMILIUS CAESAR ALEXEY
Sumber: Kompas, 22 November 2019