Satelit pertama karya anak bangsa dan dibuat di Indonesia, bakal diorbitkan ke luar angkasa siang ini (28/9) pukul 11.30. Titik peluncuran ini ada di Pusat Antariksa Satis Dawan di Sriharikotta, India.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, Indonesia belum mempunyai roket peluncur ruang angkasa. “Sehingga satelit Lapan-A2 atau disebut juga Lapan-Orari menumpang roket milik India,” kata dia di Jakarta kemarin.
Guru besar riset bidang astronomi itu menjelaskan, satelit Lapan-Orari ini merupakan adik dari satelit Lapan-A1 (Lapan-Tubsat). Satelit perdana hasil kerjasama Indonesia dengan perusahaan TU Jerman itu diorbitkan ke luar angkasa pada 2007 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Thomas, masa orbit satelit Lapan-A1 sejatinya diperkirakan berakhir pada 2013 lalu. Tetapi beberapa waktu lalu satelit Lapan-A1 itu masih mengirim video pemotretan bumi dari ketinggian 630 km di atas permukaan air laut. “Kita berharap peluncuran satelit Lapan-Orari ini berjalan sukses,” tuturnya.
Hingga kemarin petang Thomas terus memantau laporan langsung dari India. Dia menjelaskan hitung mundur (countdown) peluncuran roket oleh otoritas India sudah berjalan. Thomas juga menjelaskan seluruh pengecekan pra peluncuran juga sudah dituntaskan.
“Termasuk kondisi cuaca di lokasi peluncuran juga dipantau terus. Semuanya dilaporkan dalam kondisi baik,” tuturnya.
Rencananya siang ini jajaran Lapan akan melaksanakan pemantauan langsung detik-detik peluncuran roket berbandrol Rp 40 miliar itu. Sedangkan untuk ongkos numpang roket India sekitar Rp 7,6 miliar.
Thomas menjelaskan satelit Lapan-A2 ini memiliki beberapa fungsi vital. Pertama adalah observasi bumi dengan dibekali kamera super canggih. Hasil pemotretan ini akan diterima oleh stasiun Lapan yang ada di Rancabungur, Kabupaten Bogor.
FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS–Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kabinet Kerja meninjau satelit Ekuatorial pertama Indonesia, Lapan A2 di Pusat Teknologi Satelit Lapan, Bogor, Kamis (3/9/2015).
Fungsi lainnya adalah satelit ini akan menerima sinyal dari kapal-kapal yang lalu lalang di perairan Indonesia. Sehingga bisa digunakan sebagai kontrol lalu lintas laut. Fungsi ini mendukung program tol laut Presiden Joko Widodo.
Kemudian fungsi terakhir satelit ini adalah sebagai pemancar radio amatir (Orari). Kemampuan ini diharapkan bisa membantu mitigasi bencana. Sebab ketika ada bencana alam, infrastruktur telekomunikasi konvensional sering mengalami gangguan. “Inilah sebabnya satelit ini juga disebut satelit Lapan-Orari,” tandasnya.
Pengurus pusat Orari Erdius Zen menuturkan dia sangat optimis terhadap peluncuran satelit Lapan-Orari itu. Apalagi mereka bersama Lapan sudah melakukan pengecekan fisik satelit sebelum diorbitkan. Seperti pengujian terakhir pada 14 Agustus lalu.
Erdius mengatakan fungsi voice repeater amatir radio dan automatic packet reporting system (APRS) berjalan dalam keadaan baik. “Kami berharap satelit ini menjadi kebanggaan bangsa dan anggota Orari,” tuturnya. (wan/agm)
Sumber: JPNN Senin, 28 September 2015
—————
Inilah Detik-detik Peluncuran Satelit Lapan-A2 yang Menegangkan
Suasana di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rawamangun, Jakarta kemarin (28/9) terasa tegang.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin terus memantau detik-detik peluncuran roket peluncur milik India pembawa satelit Lapan-A2 ke luar angkasa, di Pusat Antariksa Satish Dhawan di Sriharikota, India.
Persis pukul 10.00 waktu Sriharikota atau pukul 11.30 WIB, ekor roket peluncur PSLV (polar satellite launch vehicle) menyemburkan api lalu mulai meluncur menembus atmosfer menuju ruang angkasa.
“Satelit Lapan-A2 yang berbobot 76 kg lepas dari badan roket di 23 menit 3 detik dari start peluncuran,” kata Thomas.
Total misi peluncuran mulai dari start hingga seluruh bagian roket terpecah-pecah membutuhkan waktu sekitar 25 menit. Seluruh kru peluncuran roket di India terlihat girang dan kompak tepuk tangan saat semua bagian roket sudah berhasil terurai. Begitupun di gedung Lapan, tepuk tangan riuh memenuhi aula di lantai 3.
Rincian terurainya roket milik India itu adalah roket pertama berbahan bakar padat lepas setelah meluncur 1 menit 52 detik. Kemudian roket kedua dengan bahan bakar cair lepas setelah 4 menit 23 detik. Lalu roket ketiga dengan bahan bakar padat lepas setelah 9 menit 48 detik. Terakhir roket keempat yang berbahan bakar cair dimatikan saat mencapai titik orbit di ketinggian 650 km dari permukaan laut.
Rangkaian pelepasan satelit diawali dari satelit Astrosat milik India dengan bobot 1,5 ton. Kemudian disusul satelit Lapan-A2 milik Indonesia. Kemudian satelit ketiga yang dilepaskan adalah satelit nano milik Kanada dengan bobot 28 kg. Menyusul kemudian pelepasan empat buah satelit nano milik AS bernama Lemur, masing-masing berbobot 7 kg. “Peluncuran ini adalah momentum kebangkitan teknologi satelit nasional,” kata Thomas.
Dia menjelaskan tim penerima informasi dari satelit Lapan-A2 atau tim darat (stasiun bumi), diperkirakan baru mendapatkan data valid sebulan ke depan. Tim pemantau ini diantaranya berada di Pusat Teknologi Satelit (Pusteklit) Lapan di Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Menurut dia, satelit berbiaya Rp 40 miliar ini memiliki tiga fungsi utama. Yaitu fungsi pemetaan atau pemotretan wilayah Indonesia serta negara lain yang dilaluinya. Satelit ini akan melintas di atas Indonesia sebanyak 14 kali dalam sehari.
Fungsi berikutnya adalah pemantauan lalu lintas kapal-kapal yang melintasi perairan Indonesia. Lalu fungsi ketiga adalah sebagai pemancar radio amatir. Fungsi ini bisa digunakan sebagai alat telekomunikasi darurat di daerah bencana alam.
Ketua Bidang Operasi dan Teknik Orari (Organisasi Amatir Radio Republik Indonesia) Erdius Zen bersyukur dengan keberhasilan misi peluncuran satelit Lapan-A2 itu. Dia berharap dalam waktu dekat fungsi sebagai pemancar radio amatir yang ada di satelit ini bisa segera berjalan. (wan/agm)
Sumber: JPNN,Selasa, 29 September 2015