Perubahan lingkungan memicu seleksi alam yang menyebabkan beberapa fauna tidak akan bertahan. Burung dan mamalia berukuran kecil yang diperkirakan bertahan hingga 100 tahun ke depan.
Demikian kesimpulan kajian tim peneliti dari University of Southampton yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications pada 23 Mei 2019. Disebutkan, di masa depan hewan pemakan serangga yang kecil, berumur pendek, sangat subur berkembangbiak, dan dapat hidup di berbagai habitat yang akan mendominasi.
KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENG–Kofiau Paradise Kingfisher (Tanysiptera ellioti), burung endemik yang hanya bisa ditemukan di Kofiau.KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENG
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Para pemenang seleksi alam ini termasuk hewan pengerat dan burung penyanyi, seperti burung pipit beralis putih. Sementara spesies yang membutuhkan kondisi lingkungan khusus dan lambat perkembangbiakannya, kemungkinan akan menjadi korban kepunahan. Mereka yang kalah termasuk elang kuning kecoklatan dan badak.
Para peneliti memperkirakan rata-rata massa tubuh mamalia secara kolektif akan berkurang hingga 25 persen selama abad berikutnya. Penurunan ini tergolong sangat cepat bila dibandingkan dengan pengurangan ukuran tubuh sebesar 14 persen selama 130.000 tahun sebelumnya.
Rob Cooke adalah penulis utama dalam kajian ini dari University of Southampton mengatakan, “Sejauh ini ancaman terbesar terhadap burung dan mamalia adalah umat manusia yang menghancurkan habitat fauna, melalui penggundulan hutan, perburuan, pertanian intensif, urbanisasi dan pemanasan global.”
Ancaman terbesar terhadap burung dan mamalia adalah umat manusia yang menghancurkan habitat fauna.
Keberlanjutan ekologi
Penyusutan spesies ini pada akhirnya dapat menimbulkan dampak negatif lebih lanjut bagi keberlanjutan ekologi dan evolusi jangka panjang. “Hilangnya spesies yang berkinerja unik dalam ekosistem global kita, itu juga bisa berakhir sebagai pendorong perubahan juga,” ungkapnya.
Dalam kajian ini, tim peneliti memusatkan perhatian pada 15.484 mamalia darat dan burung dan mempertimbangkan lima karakteristik yang berhubungan dengan peran masing-masing spesies di alam yaitu massa tubuh, ukuran tubuh, luasnya habitat, makanan, dan lamanya waktu beregenerasi.
Selain itu, para peneliti menggunakan Daftar Merah Spesies Terancam Punah Internasional Union for Conservation of Nature (IUCN) untuk menentukan hewan mana yang paling mungkin punah di abad berikutnya. Mereka menggunakan alat statistik modern untuk menggabungkan semua data ini untuk membuat proyeksi dan mengevaluasi hilangnya keanekaragaman hayati.
Felix Eigenbrod, profesor di University of Southampton, mengatakan, “Kami telah menunjukkan mamalia dan burung yang diproyeksikan punah tidaklah acak, namun selektif. Makhluk tertentu akan diseleksi, tergantung pada sifat dan kerentanan mereka terhadap perubahan ekologis.”
Amanda Bates, ketua tim riset dari Memorial University di Kanada mengatakan, “Kepunahan sebelumnya dipandang sebagai keniscayaan deterministik yang tragis, tetapi mereka juga dapat dilihat sebagai peluang untuk tindakan konservasi.”
Oleh AHMAD ARIF
Sumber: Kompas, 28 Mei 2019