Peluang memahami alam semesta semakin terbuka. Dua peneliti tentang materi neutrino menerima Hadiah Nobel Bidang Fisika 2015. Dari hasil riset mereka, neutrino terbukti memiliki massa meski amat kecil.
Neutrino mengalami perubahan ketika menjalar di atmosfer. Perubahan hanya dimungkinkan jika neutrino memiliki massa. Massa dari neutrino demikian ringannya, jutaan kali lebih ringan daripada elektron.
Sekretaris Jenderal Royal Swedish Academy of Sciences Göran K Hansson, Selasa (6/10), di Stockholm, Swedia, mengumumkan, dua ilmuwan dianugerahi penghargaan Nobel bidang fisika. Mereka ialah Takaaki Kajita dari Super-Kamiokande Collaboration University of Tokyo di Jepang dan Arthur B McDonald dari Sudbury Neutrino Observatory Collaboration Queen’s University, Kingston, Kanada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Super-Kamiokande mulai beroperasi pada 1996 di pertambangan Zincum (Zn) sekitar 250 kilometer barat-laut Tokyo. Sementara Sudbury Neutrino Observatory dibangun di daerah pertambangan nikel (Ni) di Ontario, mulai pengamatannya pada 1999. Dua laboratorium itu berhasil mengungkap teka-teki tentang materi neutrino yang bertahan tiga dekade.
Sejak 1960-an, secara teoritis, para ilmuwan menghitung jumlah neutrino, hasil dari reaksi nuklir yang menyebabkan matahari bersinar. Namun, saat dilakukan kalkulasi di Bumi, sampai dua pertiga jumlah neutrino hilang dan tak diketahui penyebabnya.
Fundamental
Temuan itu dinilai sebagai temuan fundamental bidang fisika kuantum. “Temuan ini akan mengubah buku-buku fisika, sungguh temuan besar,” ujar Barbro Asman, anggota Komite Nobel dan profesor fisika dari Stockholm University.
Kajita dan McDonald melakukan penelitian dengan cara berbeda. Penelitian Kajita dilakukan di dalam tangki yang ditanam 1 kilometer di bawah permukaan tanah. Neutrino dalam cahaya telah menghasilkan sinar biru Cherenkov yang bisa menjelaskan identitas neutrino.
AP PHOTO/EUGENE HOSHIKO, AP PHOTO/THE CANADIAN PRESS/FRED CHARTRAND–Takaaki Kajita (kiri), dan Arthur McDonald (kanan).
Di Kanada, McDonald mengukur neutrino yang berasal dari reaksi nuklir pada matahari. Neutrino yang dihasilkan hanya elektron-neutrino, muon-neutrino, dan tau-neutrino. Neutrino bisa berubah-ubah dari satu jenis ke jenis lainnya.
Melalui telepon, McDonald mengatakan kepada wartawan di Stockholm, temuan itu tak hanya memberi pemahaman penuh kepada ilmuwan tentang dunia secara fundamental, tetapi juga membuat terang masalah tenaga fusi yang menjadi sumber energi matahari. Suatu saat nanti, sumber energi matahari itu diharapkan bisa dialirkan dan dipakai sebagai sumber energi Bumi.(WWW.NOBELPRIZE.ORG/ REUTERS/ISW)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Oktober 2015, di halaman 14 dengan judul “Peluang Memahami Semesta Kian Terbuka”.