Penghargaan Habibie Award 2010 dianugerahkan kepada peneliti di bidang ilmu rekayasa, Dr Eng Eniya Listiani Dewi (36), dan sejarawan maritim Indonesia, Prof Dr Adrian Bernard Lapian (81). Selain itu, dua tokoh agama, Syafii Maarif (75) dan Franz Magnis-Suseno (74), dianugerahi Penghargaan Khusus Habibie tentang Harmoni Kehidupan Beragama.
Eniya, peraih gelar doktor di Universitas Waseda, Jepang, mendapatkan penghargaan karena keberhasilannya melakukan rekayasa teknologi sel bahan bakar dan hidrogen yang menghasilkan energi listrik ramah lingkungan. Atas temuannya itu, dia pernah meraih penghargaan Mizuno Award, Koukenkai Award, dan Polymer Society Japan pada tahun 2003.
Lapian, penulis disertasi Orang Laut-Bajak Laut-Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX di Universitas Gadjah Mada tahun 1987, mendapatkan penghargaan karena dedikasinya mendalami sejarah maritim Indonesia. Mantan wartawan surat kabar The Indonesian Observer ini juga pernah mendapat Bintang Jasa dari pemerintah pada 2002.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Syafii Maarif, mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Franz Magnis-Suseno, pendiri Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, mendapatkan penghargaan khusus karena kontribusinya dalam menciptakan harmoni dalam kehidupan beragama. ”Penghargaan khusus tahun ini diberikan karena kontribusi kedua tokoh itu dalam menciptakan harmoni beragama,” kata Direktur Eksekutif The Habibie Center (THC) Rahimah Abdulrahim, Senin (29/11).
Dewan Pengurus Yayasan Sumber Daya Manusia-Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM Iptek)—salah satu yayasan yang menjadi bagian dari THC—Zuhal AQ menyatakan, Habibie Award diberikan kepada putra bangsa yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar bermanfaat bagi bangsa.
Penghargaan Habibie Award 2010 akan diberikan kepada empat tokoh itu pada peringatan hari ulang tahun THC, Selasa ini di Hotel Grand Sahid, Jakarta. Wakil Presiden Boediono rencananya akan menyampaikan pidato pada acara itu. (why)
Sumber: Kompas, Selasa, 30 November 2010 | 02:39 WIB