Seluruh wilayah Indonesia akan kembali dilanda gerhana bulan sebagian pada Rabu (17/7/2019) dini hari. Namun, gerhana itu terjadi bersamaan dengan tenggelamnya Bulan sehingga tidak seluruh fase gerhana bisa diamati di Indonesia.
FAJAR RAMADHAN UNTUK KOMPAS–Pengamatan gerhana bulan sebagian dari teropong Planetarium dan Observatorium Jakarta, Sabtu (28/7/2018).
Seluruh proses gerhana akan berlangsung selama 5 jam 33 menit mulai pukul 01.44 WIB hingga 07.18 WIB. Wilayah yang bisa menyaksikan seluruh tahapan gerhana bulan sebagian tersebut adalah Timur Tengah, sebagian besar Afrika, sebagian Asia Selatan, dan Eropa Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ini adalah gerhana bulan kedua atau yang terakhir yang terjadi sepanjang 2019. Gerhana bulan pertama terjadi pada 21 Januari lalu dan merupakan gerhana bulan total. Namun, gerhana bulan total itu tidak bisa disaksikan dari wilayah Indonesia karena sedang siang hari.
Pada gerhana bulan sebagian 17 Juli nanti, pada tahap awal gerhana akan terjadi gerhana bulan penumbra. Namun, perubahan warna Bulan saat gerhana penumbra ini sulit diamati. Fase gerhana penumbra ini akan berlangsung antara pukul 01.44 WIB dan 03.02 WIB.
Berubahnya warna Bulan baru bisa diamati saat fase gerhana bulan umbra pukul 03.02 WIB-06.00 WIB. Bagian Bulan yang mengalami gerhana akan berubah warna menjadi merah oranye kehitaman. Perubahan warna itu sangat bergantung pada tingkat debu di atmosfer ataupun besarnya polutan udara di suatu wilayah.
”Puncak gerhana akan terjadi pukul 04.30 WIB,” kata dosen Astronomi dan Astrofisika, Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Judhistira Aria Utama, Sabtu (6/7/2019).
Selanjutnya, gerhana bulan penumbra akan kembali terjadi antara pukul 06.00 WIB dan pukul 07.18 WIB. Fase ini dipastikan tidak dapat diamati dari wilayah Indonesia mana pun karena Bulan sudah tenggelam dan Matahari sudah terbit.
Masyarakat yang tinggal di wilayah Indonesia timur akan menyaksikan fase gerhana bulan umbra itu bersamaan dengan terbenamnya Bulan. Karena itu, untuk dapat mengamati gerhana bulan ini, masyarakat Indonesia timur harus mencari lokasi dengan medan pandang ke arah barat yang benar-benar lapang, misalnya ke arah laut.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA–Fenomena gerhana bulan total dari Kelenteng Sanggar Agung di Surabaya, Rabu (31/1/2018).
Sementara itu, masyarakat di Jawa dan Sumatera masih bisa menyaksikan fase gerhana bulan umbra itu hingga sesaat sebelum gerhana umbra berakhir dan Bulan tenggelam. Puncak gerhana yang bersamaan dengan datangnya waktu subuh juga menguntungkan karena membuat masyarakat yang ingin mengamati gerhana tidak perlu begadang sejak dini hari.
Selain warnanya yang berubah sebagian, Bulan yang berada di dekat ufuk atau horizon akan terlihat lebih besar. Situasi itu akan membuat Bulan makin menarik diamati dan diabadikan.–M ZAID WAHYUDI
Sumber: Kompas, 8 Juli 2019