Gerhana Bulan Sebagian Kembali Terjadi di Indonesia

- Editor

Rabu, 10 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fenomena Gerhana Bulan Super Darah Biru terlihat dari Klenteng Sanggar Agung di Surabaya, Rabu (31/1). Fenomena tersebut terjadi 152 tahun sekali.



Kompas/Bahana Patria Gupta

Fenomena Gerhana Bulan Super Darah Biru terlihat dari Klenteng Sanggar Agung di Surabaya, Rabu (31/1). Fenomena tersebut terjadi 152 tahun sekali. Kompas/Bahana Patria Gupta

Seluruh wilayah Indonesia akan kembali dilanda gerhana bulan sebagian pada Rabu (17/7/2019) dini hari. Namun, gerhana itu terjadi bersamaan dengan tenggelamnya Bulan sehingga tidak seluruh fase gerhana bisa diamati di Indonesia.

Gerhana Bulan Super Darah BiruFAJAR RAMADHAN UNTUK KOMPAS–Pengamatan gerhana bulan sebagian dari teropong Planetarium dan Observatorium Jakarta, Sabtu (28/7/2018).

Seluruh proses gerhana akan berlangsung selama 5 jam 33 menit mulai pukul 01.44 WIB hingga 07.18 WIB. Wilayah yang bisa menyaksikan seluruh tahapan gerhana bulan sebagian tersebut adalah Timur Tengah, sebagian besar Afrika, sebagian Asia Selatan, dan Eropa Timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ini adalah gerhana bulan kedua atau yang terakhir yang terjadi sepanjang 2019. Gerhana bulan pertama terjadi pada 21 Januari lalu dan merupakan gerhana bulan total. Namun, gerhana bulan total itu tidak bisa disaksikan dari wilayah Indonesia karena sedang siang hari.

Pada gerhana bulan sebagian 17 Juli nanti, pada tahap awal gerhana akan terjadi gerhana bulan penumbra. Namun, perubahan warna Bulan saat gerhana penumbra ini sulit diamati. Fase gerhana penumbra ini akan berlangsung antara pukul 01.44 WIB dan 03.02 WIB.

Berubahnya warna Bulan baru bisa diamati saat fase gerhana bulan umbra pukul 03.02 WIB-06.00 WIB. Bagian Bulan yang mengalami gerhana akan berubah warna menjadi merah oranye kehitaman. Perubahan warna itu sangat bergantung pada tingkat debu di atmosfer ataupun besarnya polutan udara di suatu wilayah.

”Puncak gerhana akan terjadi pukul 04.30 WIB,” kata dosen Astronomi dan Astrofisika, Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Judhistira Aria Utama, Sabtu (6/7/2019).

Selanjutnya, gerhana bulan penumbra akan kembali terjadi antara pukul 06.00 WIB dan pukul 07.18 WIB. Fase ini dipastikan tidak dapat diamati dari wilayah Indonesia mana pun karena Bulan sudah tenggelam dan Matahari sudah terbit.

Masyarakat yang tinggal di wilayah Indonesia timur akan menyaksikan fase gerhana bulan umbra itu bersamaan dengan terbenamnya Bulan. Karena itu, untuk dapat mengamati gerhana bulan ini, masyarakat Indonesia timur harus mencari lokasi dengan medan pandang ke arah barat yang benar-benar lapang, misalnya ke arah laut.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA–Fenomena gerhana bulan total dari Kelenteng Sanggar Agung di Surabaya, Rabu (31/1/2018).

Sementara itu, masyarakat di Jawa dan Sumatera masih bisa menyaksikan fase gerhana bulan umbra itu hingga sesaat sebelum gerhana umbra berakhir dan Bulan tenggelam. Puncak gerhana yang bersamaan dengan datangnya waktu subuh juga menguntungkan karena membuat masyarakat yang ingin mengamati gerhana tidak perlu begadang sejak dini hari.

Selain warnanya yang berubah sebagian, Bulan yang berada di dekat ufuk atau horizon akan terlihat lebih besar. Situasi itu akan membuat Bulan makin menarik diamati dan diabadikan.–M ZAID WAHYUDI

Sumber: Kompas, 8 Juli 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB