Sistem deteksi dini longsor, kerja sama Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, serta Japan Radio Co Ltd, akan segera dipasang di dua kabupaten di Jawa Tengah, yakni Cilacap dan Banyumas. Sistem deteksi dini itu idealnya dipadukan dengan sistem deteksi dini lain yang sudah terpasang.
Presentasi mengenai hal itu dilakukan JRC di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu (2/9). Sistem deteksi dini yang diterapkan di Jepang itu menggunakan radar pemantau sensor yang dipasang di lokasi rawan longsor.
Nico Erwin Pasaribu dari PT Mitra Teknologi Utama, konsultan JRC di Indonesia, menjelaskan, sensor akan mengirim sinyal ke pusat pengendali. Dari sana lalu akan ditetapkan langkah yang harus dilakukan warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dengan sistem ini, pusat pengendali memungkinkan membuat pengumuman secara langsung yang dapat didengar warga, misalnya mengumumkan lokasi pengungsian dan bantuan logistik,” kata Nico.
Sensor pendeteksi longsor yang dipasang di titik rawan longsor akan menggunakan energi tenaga surya.
Di Indonesia, alat deteksi dini longsor itu sudah dipasang di Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Selain itu, di Jakarta dan Jawa Barat juga dipasangi alat deteksi dini banjir dengan mekanisme yang mirip.
Nico mengatakan, sistem deteksi dini yang ada di Indonesia selama ini, seperti yang dibuat Universitas Gadjah Mada serta LIPI, dapat dipadukan. “Semuanya bisa disatukan dengan sistem ini sehingga semua terkontrol di satu pusat pengendali, misalnya BNPB,” katanya.
Kepala BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana mengatakan, pemasangan alat deteksi dini itu program dari BNPB. Sebelumnya, LIPI menentukan titik-titik rawan longsor yang diprioritaskan dipasang sistem tersebut.
Selama ini di Jateng beberapa titik dipasang deteksi dini longsor, di antaranya di Kabupaten Wonosobo, Pekalongan, Cilacap, Banjarnegara, dan Karanganyar. Kini, alat deteksi dini akan ditambah di 28 titik rawan longsor di Cilacap dan Banyumas.
“Yang perlu ditekankan adalah sosialisasi dan pendekatan kepada warga setempat tentang alat ini. Warga harus memahami apa yang harus dilakukan saat sirene berbunyi,” kata Sarwa. (UTI)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 September 2015, di halaman 13 dengan judul “Deteksi Dini Dipasang di Cilacap dan Banyumas”.