Genetika Neanderthal dan Denisovan di Melanesia

- Editor

Senin, 21 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penelitian terbaru menemukan, manusia modern Melanesia yang berada di Pasifik ternyata memiliki unsur DNA manusia purba Denisovan dan Neanderthal. Temuan yang dipublikasikan di jurnal Science edisi 17 Maret 2016 itu telah mengubah peta genom manusia awal.

Dengan temuan ini, manusia purba Denisovan dan Neanderthal yang selama ini hanya ditemukan di Eurasia, utamanya di Eropa, ternyata terbukti telah menyebar jauh hingga Kepulauan Pasifik melalui Asia Tenggara. Temuan tersebut juga semakin menguatkan bahwa manusia purba itu pernah hidup bersama dan sebagian kawin mawin dengan nenek moyang orang Melanesia sehingga jejak genetikanya bisa ditemukan hingga saat ini. Menurut penelitian itu, komposisi genetika Denisovan mencapai 2-4 persen dari populasi orang Melanesia. (AIK)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Maret 2016, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

—————-

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peraih Juara Lomba Matematika Dapat Beasiswa

Tiga siswa SMA mendapat beasiswa dari Universitas Trisakti setelah memenangi Kompetisi Nasional Matematika, Informatika, dan Simulasi Bisnis Tingkat Nasional 2016, Sabtu (19/3), di Universitas Trisakti, Jakarta Barat. Mereka adalah peraih juara dalam kompetisi bidang matematika. Kristofus Jason (SMA Kristen 1 Penabur, Jakarta) yang merebut juara I mendapatkan beasiswa Rp 134 juta. Adapun juara II diraih Martin Amerigo (SMA Kristen 6 Penabur Jakarta) dengan beasiswa Rp 72 juta. Gelar juara III diraih Cristopher Rusli (SMA Kristen 6 Penabur, Jakarta) dengan mendapat beasiswa Rp 36 juta. Sebelumnya mereka bertarung dalam lomba yang diikuti 387 siswa SMA/SMK. Ada 292 orang yang mengikuti kompetisi matematika, sementara 95 orang mengikuti lomba simulasi bisnis. Kompetisi diselenggarakan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti. Ketua panitia Dedy Sugiarto mengatakan, lomba bertujuan melatih siswa berkompetisi secara sehat. (C04)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Maret 2016, di halaman 11 dengan judul “Langkan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB