Tiga gempa bumi berkekuatan di atas M 5 terjadi di zona kegempaan berbeda, Jumat (1/9). Itu menandai aktifnya pergerakan lempeng Bumi sekitar Indonesia dan menjadi peringatan pentingnya bangunan tahan gempa.
Gempa terkuat terjadi pukul 00.06.56 di Kepulauan Mentawai dan pesisir Sumatera Barat. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berkekuatan M 6 dengan episenter di laut jarak 57 km arah timur laut kota Muara Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Kepala Pusat Gempa Bumi BMKG Mochammad Riyadi menyebutkan, pusat gempa terletak di Kepulauan Mentawai dan pantai Barat Sumatera, kedalaman 59 km. Guncangan gempa dirasakan di Padang, Pariaman, Painan, dan Kepulauan Mentawai dalam skala intensitas II Skala Informasi Gempa-BMKG atau V Mercalli Modified Intensity (MMI). Kekuatan guncangan cukup kuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ditinjau dari kedalaman hiposenter dan mekanisme sumber berupa sesar naik, gempa ini dangkal dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, di zona transisi Megathrust-Benioff. “Hasil pemodelan menunjukkan gempa tak berpotensi tsunami,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono.
Episenter gempa kali ini dekat gempa berkekuatan M 7,6 pada 30 September 2009 yang mengakibatkan 1.115 orang meninggal dan ribuan warga terluka. Pusat gempa hanya berjarak 66 km dari pusat gempa merusak 2009. Di zona itu juga pernah terjadi gempa dahsyat M 9 tahun 1833 yang memicu tsunami dan melanda pesisir Padang hingga Bengkulu.
Distribusi informasi
Rina Dewi dari Komunitas Siaga Tsunami Padang menilai, respons warga pada bencana sudah baik. “Distribusi informasi BMKG belum bagus,,” ujarnya.
Saat gempa, warga keluar rumah dan ada di area terbuka, ada warga menjauh dari pantai dan bergerak ke area lebih tinggi atau zona hijau tsunami. Ada juga warga yang menyelamatkan diri ke tempat evakuasi sementara di sekitar kediaman mereka.
“Begitu gempa, banyak warga keluar rumah karena kaget,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nurdin saat dihubungi dari Padang. Hingga kemarin sore belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa akibat gempa itu.
Gempa juga terjadi pukul 05.57 WIB di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Analisis BMKG menunjukkan, gempa ini M 5,4 dengan episenter 10 km di bawah laut, jarak 127 km tenggara Bolaang Mongondow Timur. “Gempa ini dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Maluku Utara,” kata Daryono.
Sementara pukul 10.47, terjadi gempa di luar zona subduksi selatan Jawa Timur. Gempa M 5 itu dengan episenter kedalaman 10 km di bawah laut. Menurut Daryono, tiga gempa tersebut menjadi peringatan aktifnya pergerakan lempeng di Indonesia.
Ahli konstruksi bangunan tahan gempa dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Sarwidi, mengatakan, dari kajian gempa di Indonesia 2016-2017, mutu konstruksi bangunan di Indonesia buruk. “Gempa kecil sampai menengah merusak banyak bangunan,” ujarnya.(AIK/ZAK/WER)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Gempa Terjadi di Tiga Zona Berbeda”.