Bidang Kelautan Menjanjikan
Pendidikan vokasi, khususnya bidang kelautan dan perikanan di jenjang menengah dan tinggi, perlu diperkuat guna mengoptimalkan potensi kemaritiman bagi kesejahteraan masyarakat. Saatnya daerah pesisir menggalakkan pendidikan kejuruan bidang maritim.
Pemerintah pusat dan daerah perlu bersinergi menyediakan sumber daya manusia sektor kelautan dan perikanan.
Rifky Effendy Hardijanto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dalam acara wisuda dan penyerahan ijazah Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong Angkatan Ke-30 di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Kamis (2/6), mengatakan, sektor kelautan dan perikanan punya potensi bagus untuk tumbuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apalagi, kata Rifky, kegiatan investasi dan penangkapan ikan masuk dalam daftar investasi negatif bagi asing. “Ini peluang bagi Indonesia sendiri untuk menggali potensi kelautan dan perikanan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di ASEAN saja Indonesia nomor tiga terbesar dalam produksi ikan. Padahal, potensi ikannya justru yang terbesar. Karena itulah, penguatan SDM lewat pendidikan vokasi secara formal menjadi salah satu komitmen pemerintah pusat dan daerah,” kata Rifky.
Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkuat pendidikan vokasi lewat SUPM setara SMK. Di SUPM Negeri Ladong, diwisuda 136 lulusan dari program keahlian nautika perikanan laut, teknika perikanan laut, teknologi budidaya perikanan, dan teknologi pengolahan hasil perikanan. Umumnya mereka telah direkrut berbagai perusahaan dan sebagian kecil melanjutkan pendidikan.
Rifky mengatakan, penambahan SDM dari pendidikan vokasi dibutuhkan. KKP memiliki 9 SUPM yang diperkuat dengan 3 politeknik dan satu sekolah tinggi perikanan. Penambahan politeknik kelautan dan perikanan diprioritaskan asal ada dukungan pemerintah daerah.
Menurut Rifky, tahun ini ada dua politeknik baru yang siap berdiri, yakni di Bone, Sulawesi Selatan, dan di Kupang, NTT. KKP menargetkan punya 10 politeknik.
Bersertifikat
Zulfikar, Kepala SUPM Negeri Ladong, mengatakan, siswa di sekolahnya tidak hanya dapat ijazah saat selesai menempuh pendidikan tiga tahun. Mereka juga mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi, antara lain sertifikat bidang penangkapan ikan dengan beragam kualifikasi.
Sertifikat tersebut mencakup operator penangkapan ikan dengan gill net, bidang mesin kapal perikanan dengan kualifikasi operator perawatan mesin kapal perikanan, bidang budidaya perikanan dengan kualifikasi operator budidaya perikanan, serta bidang pengolahan hasil perikanan dengan kualifikasi operator pengolahan hasil perikanan.
Sertifikat lainnya adalah Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan (Ankapin) II, Ahli Teknika Kapal Penangkap Ikan (Atkapin) II, Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), serta Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). “Kami benar-benar mempersiapkan siswa untuk kompeten di bidangnya dengan memperkuat praktik lewat teaching factory di sekolah dan magang di industri terkait,” ujar Zulfikar.
Sekolah ini juga jadi rujukan untuk SMK kelautan dan perikanan di Aceh, terutama untuk memperkuat kompetensi siswa sehingga bisa disertifikasi. Sekolah lain mengirim siswa untuk melatih pemakaian peralatan praktik yang tidak dimilikinya.
Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Pemerintahan Iskandar A Gani mendukung diperkuatnya SDM bidang kelautan dan perikanan lewat pendidikan vokasi.
Bahkan, Aceh menyambut baik rencana pembangunan politeknik yang didukung KKP. Pemerintah Aceh berupaya mempercepat kesiapan lahan sekitar 30 hektar. Targetnya, tahun depan politeknik kelautan dan perikanan sudah dibuka. (ELN)
———-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Juni 2016, di halaman 11 dengan judul “Galakkan Vokasi di Daerah”.