Perusahaan platform digital terus memperluas fitur layanan untuk menyediakan berbagai jasa yang dibutuhkan masyarakat. Melalui penambahan fitur tersebut, semakin banyak pelaku industri kreatif lokal yang terjaring sehingga memperkuat ekosistem ekonomi digital.
Line Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan aplikasi berplatform digital mengadakan kompetisi Line Creativate 2016. Line menargetkan 10.000 insan kreatif untuk berkompetisi memonetisasi karyanya.
Managing Director Line Indonesia Ongki Kurniawan mengatakan, kompetisi merupakan salah satu cara untuk menggali bakat kreatif guna mengaktivasi produk ke pasar lokal ataupun regional. Satu kompetisi baru, yakni Game Developer Competition, dibuka di samping Line Webtoon (komik digital) serta Line Sticker (ilustrasi digital) yang lebih dulu diadakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sejauh ini kami sudah menjaring lebih dari 40.000 pelaku industri kreatif lokal. Dengan ditambahnya satu jenis kompetisi, akan semakin banyak yang berpotensi terjaring,” kata Ongki saat jumpa pers Line Creativate 2016, Kamis (6/10), di Jakarta.
Penjualan
Ongki mengungkapkan, bisnis Line secara global tumbuh sebesar 20 persen pada 2016 yang berasal dari kontribusi penjualan gim, stiker, iklan, dan konten layanan lainnya. Pasar di Indonesia dinilai potensial untuk mengembangkan produk yang mampu menjaring banyak konsumen dan melibatkan lebih banyak lagi kreator.
“Kami punya basis pengguna yang besar sekitar 90 juta di Indonesia. Semua akan diuntungkan, baik dari perusahaan, jasa pembayaran, pelaku kreatif, maupun konsumen. Ini keunggulan ekonomi berbagi,” kata Ongki.
Pasar potensial di Indonesia saat ini diarahkan untuk lebih getol menjaring pelaku untuk produksi konten selain meningkatkan angka konsumen. Sebagai perusahaan yang berbasis di Jepang, kesempatan karya insan kreatif lokal berpeluang tersebar hingga pasar internasional.
“Pemenang akan mendapat hadiah, kontrak dengan Line, dan mendapatkan penghasilan dari situ. Setelah itu, mereka bebas mengembangkan diri membuat buku atau layanan sendiri karena mereka sudah punya pasar di Line,” ujar Ongki.
Koordinator Game Developer Competition for Matthew Rendy Tanudjaja mengatakan, kompetisi pengembangan gim berdasar pada keberhasilan tiga gim dalam Line yang meraup 10 juta unduhan. Kesempatan eksposur internasional sangat dimungkinkan karena karya lokal diseleksi oleh Line Japan. (C07)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Oktober 2016, di halaman 19 dengan judul “Fitur Baru Melibatkan Pelaku Lokal”.