Filsafat Tetap Aktual pada Segala Zaman

- Editor

Rabu, 17 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Filsafat sebagai induk dari ilmu pengetahuan memiliki tiga fungsi utama, yaitu memberi kritik terhadap ideologi, mencari arah dan menegaskan identitas, serta sebagai sarana dialog berdasarkan kesetaraan dan persamaan. Karena itulah, filsafat tidak pernah kehilangan fungsi dan tetap aktual di segala konteks zaman.

”Jika kita mau mencari wajah filsafat Indonesia, di sinilah kita mendapatkan ruangnya karena filsafat memiliki fungsi kritis terhadap ideologi, berperan penting untuk mencari arah dan menegaskan identitas bangsa, dan menjadi sarana bagus untuk berdiskusi,” tutur dosen Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Simon Lili Tjahjadi, Selasa (16/9), di Jakarta.

Ironisnya, di Indonesia hingga sekarang filsafat belum mendapat tempat yang layak di panggung pendidikan. Padahal, pada zaman sekarang, kehadiran filsafat sangat dibutuhkan untuk memberi kritik kritis terhadap ideologi, dogma-dogma ilmu pengetahuan, serta makna-makna palsu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Di Indonesia dukungannya sangat lemah, sekarang hanya ada dua universitas negeri, yaitu Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada yang punya Program Studi (prodi) Filsafat. Prodi ini juga tidak masuk dalam prioritas rektor-rektor yang bersangkutan,” kata dosen STF Driyarkara, Franz Magnis-Suseno.

Menurut Magnis, di dalam kehidupan akademik, ilmu filsafat semestinya selalu mendapat tempat. Apalagi, di zaman sekarang filsafat dibutuhkan untuk mengkritik kondisi bangsa.

Budayawan Jaya Suprana mengatakan, Indonesia sebenarnya juga memiliki filsuf-filsuf yang diakui luar negeri. Dalam kamus filsuf yang diterbitkan University Presses of France 1984 tercatat beberapa nama filsuf Indonesia, seperti Nikolaus Driyarkara, Soekarno, Ronggowarsita, dan Mpu Tantular.

Dalam rangka menggagas sosok filsafat Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, STF Driyarkara, dan Institut Prestasi Nusantara/MURI akan menggelar Simposium Internasional Filsafat Indonesia, 19-20 September 2014.

”Kami mengundang 150 doktor filsafat dan tokoh intelektual dalam dan luar negeri. Sampai sekarang sudah ada 60-an pemikir yang merespons. Kita sebagai manusia Indonesia sebenarnya mempunyai pemikiran filsafat serta cara berpikir sendiri. Hanya, selama ini kurang digali,” ungkap dosen STF Driyarkara, Setyo Wibowo. (ABK)

Sumber: Kompas, 17 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB