Epidemi HIV; Penularan di NTT hingga Populasi Umum

- Editor

Kamis, 15 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penularan virus human immunodeficiency virus (HIV) di Nusa Tenggara Timur kian mengkhawatirkan. Dari 3.014 kasus teridentifikasi, penularan virus itu menyebar di semua kabupaten di provinsi tersebut dan menyentuh beragam kelompok usia dan profesi, seperti dokter dan ibu rumah tangga.


”Penularan HIV/AIDS meluas di NTT. Namun, pemerintah setempat, terutama tingkat kabupaten, belum memberi perhatian serius dalam upaya penanggulangan virus itu,” kata Ketua Komisi Penanggulangan AIDS NTT Husen Pancratius, Rabu (14/1), di Kupang, NTT.

Jumlah pengidap HIV/AIDS di NTT dari tahun ke tahun terus meningkat. Hingga akhir 2014, pengidap teridentifikasi 3.014 kasus dan 105 orang di antaranya adalah bayi. Kota Kupang mempunyai jumlah kasus HIV tertinggi (650 kasus), menyusul Kabupaten Belu (471), Sikka (356), Flores Timur (220), dan Timor Tengah Selatan (165).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Husen Pancratius yang mantan Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Kupang memperkirakan, jumlah orang dengan HIV lebih banyak dari yang teridentifikasi. Itu karena masyarakat enggan menjalani tes HIV. Selain itu, fasilitas konseling dan tes sukarela (voluntary counseling and testing/VCT) untuk HIV kebanyakan hanya ada di pusat kota.

Bahkan di Manggarai Raya, yang meliputi tiga kabupaten (Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur), fasilitas VCT hanya di Ruteng, Manggarai. Padahal, fasilitas VCT hanya terdiri dari ruang pemeriksaan dan kelengkapan fasilitas sekitar Rp 21 juta per paket.

87487_pekerja_seks_komersial__psk__gang_dolly_surabayaKondisi itu menjadi bukti rendahnya perhatian instansi terkait tingkat kabupaten atas upaya penanggulangan HIV di NTT. ”Fasilitas VCT idealnya tersedia di semua puskesmas di tiap kecamatan. Kami sudah melatih banyak dokter dan perawat agar siap mendeteksi warga terkait HIV,” katanya.

Sementara itu, pemerhati masalah HIV/AIDS NTT, Yos G Lema, di Kupang, kemarin petang, mengingatkan, upaya penanggulangan HIV/AIDS di NTT butuh perhatian serius pemerintah setempat. Yos juga mengakui bahwa penyebaran HIV/AIDS di NTT masuk kategori membahayakan. Alasannya, HIV/AIDS telah menjangkiti ibu rumah tangga, anak-anak, petani dan kaum muda yang belum menikah.

”Penyebaran virus HIV merata mengikuti industri hiburan dan seks yang sampai pelosok, seperti praktik pijat tradisional plus dan warung remang-remang,” kata Yos. Instansi terkait diharapkan giat melaksanakan sosialisasi penggunaan kondom kepada populasi berisiko tertular HIV dan memberi informasi bahaya HIV di sekolah. (ANS)

Sumber: Kompas, 15 Desember 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB