Empat Tahap Transformasi

- Editor

Kamis, 19 Mei 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pesawat N-250 karya Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie disimpan di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/9/2019). Habibie wafat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/9) pukul 18.05.

KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Pesawat N-250 karya Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie disimpan di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/9/2019). Habibie wafat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/9) pukul 18.05. KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Ada banyak strategi yang dapat dilaksanakan dalam rangka transformsi industri. kinkan saya mengundang perhatian pembaca.

Proses transformasi suatu masyarakat menjadi suatu bangsa yang maju teknologi dan industrinya dapat dipikirkan terdiri dari empat tahap yang bertumpang-tindih. Tiga diantaranya relevan bagi negara-negara sedang berkembang, sedangkan keempat merupakan tahap kunci bagi negara-negara yang ingin mempertahankan keunggulan teknologinya.

Tahap pertama yang paling mendasar adalah tahap penggunaan teknologi-teknologi yang telah ada di dunia ini untuk proses-proses nilai tamhah dalam rangka produksi barang-barang yang telah ada di pasaran. Pada tahap ini. teknologi-teknologi produksi dan manajemen digunakan untuk mengubah bahan mentah dan barang-barang setengah jadi menjadi barang-barang jadi yang memiliki nilai yang lehih tinggi. Karenanya, proses-proses ini dinamakan proses nilai tambah. Tentunya, dalam pelaksanaan proses nilai tambah ini dapat saja dimanfaatkan teknologi yang telah dikembangkan di dalam negeri. Namun, penggunaan teknologi-teknologi ini tidak dengan sendirinya akan memajukannya. Untuk keperluan tersebut dapat dilakukan investasi di dalam usaha-usaha penelitian dan pengembangan. Tetapi hal ini sangat mungkin akan sekedar menghasilkan “penemuan kembali roda” di berbagai bidang. Dengan perkataan lain, setelah menanamkan waktu, tenaga dan uang hanya akan dihasilkan teknologi-teknologi yang sama seperti yang telah ada di negara-negara lain. Karena itu, dalam banyak hal jalan pintas yang paling masuk akal adalah melakukan pengalihan teknologi-teknologi dari luar negeri dan melaksanakan produksi atas dasar lisensi. Dalam melakukan tindakan ini perlu diterapkan rencana-rencana produksi progresif (“progressive manufacturing plans”) untuk menjamin teralihkannya feknologi yang bersangkutan secara teratur dengan mengkaitkan tingkat pengalihan teknologi pada jumlah barang yang diproduksi dan tidak dengan cara menentukan sasaran-sasaran waktu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Melalui tahap ini akan dikembangkan kemampuan untuk memahami disain-disain serta teknik-teknik dan cara-cara produksi yang lebih maju yang telah dikembangkan di luar negeri. Baik keterampilan produksi maupun keahlian organisasi dan manajemen akan ditingkatkan. Disiplin kerja akan lebih dimajukan. Penerapan standar-standar mutu akan lebih ditingkatkan. Pemeliharaan standar kerja dan standar mutu akan lebih terbiasakan.

Tahap perkembangan kedua adalah tahap integrasi teknologi-teknologi yang telah ada kedalam disain dan produksi barang-barang yang baru sama-sekali, artinya, yang belum ada di pasaran. Pada tahap ini dikembangkan desain dan cetak-biru baru. Dengan demikian. ada elemen baru, yaitu elemen penciptaan. Disamping akan dikembangkan keahlian disain, tahap ini akan meningkatkan keahlian-keahlian lain. terutama keahlian di dalam melakukan integrasi dan optimisasi komponen-komponen ke dalam sistem-sistem baru dan atas dasar ini, kemampuan untuk memilih, dari semua disain komponen untuk barang baru tersebut, disain yang paling optimal. Pada dasarnya, setiap produk buatan manusia dapat dilihat merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing membutuhkan sebuah teknologi tertentu untuk membuatnya. Di dalam sistem ini, setiap komponen memperoleh nilainya dari fungsinya kedalam keseluruhan sistem atau produknya secara keseluruhan seperti halnya produknya sendiri memperoleh nilainya dalam pasar sesuai dengan fungsinya bagi masyarakat. Betapa baikpun rancangannya, tidak satupun sistem roda atau baling-baling akan mempunyai nilai di dalam pasar kecuali melalui diintegrasikannya komponen tersebut dalam sebuah kereta api atau pesawat terbang, baik yang sudah ada maupun yang baru. Ban mesin sistem avionik, dan lain lain komponen hanya akan dapat memasuki pasaran melalui integrasinya kedalam suatu pesawat terbang. Komponen-komponen hanya akan memasuki pasaran hanya jika memenuhi fungsinya di dalam produk-produk yang pada nantinya, juga hanya akan memperoleh suatu nilai di pasaran jika dapat melaksanakan tugasnya dalam masyarakat. Pengembangan keahlian disain dan integrasi dengan demikian secara alamiah akan membawa serta kesempatan untuk memilih, dari kesemua teknologi yang tersedia di dunia, termasuk yang paling mutakhir, teknologi-teknologi yang paling sesuai dengan produk yang dirancang tersebut. Dan kesempatan ini akan datang dengan sendirinya tanpa biaya pada perusahaan yang sedang dalam tahap pengembangan ini karena para produsen komponen akan berlomba-lomba menawarkan disain-disain serta produk-produk mereka pada perusahaan yang diketahui sedang merancang produk-produk baru. Tiba-tiba, didorong oleh kekuatan pasar, deras arus aliran informasi teknologi ke dalam negeri bertambah kuat, termasuk di dalamnya informasi mengenai perkembangan-perkembangan terbaru.

Karena produk baaru yang dirancang masih harus diuji coba, baik di dalam laboratorium maupun di dalam pasaran, maka melalui tahap pengembangan ini kemampuan menguji serta keahlian menajemen dan pemasaran, serta di dalam simulasi juga turut ditingkatkan. Peranan penelitian dan pengembangan lebih menonjol dengan perlu ditingkatkannva fasilitas-fasilitas antara lain untuk pengujian, disain serta untuk simulasi.

Tahap ketiga adalah tahap pengembangan teknologi itu sendiri, Di dalam tahap ini, teknologi-teknologi yang telah ada dikembangkan lebih lanjut. Teknologi-teknologi harupun dikembangkan. Kesemuanya itu dilakukan dalam rangka merancang produk-produk masa depan. Jikalau di dalam tahap kedua tadi orang masih dapat memanfaatkan teknologi-teknologi yang sudah ada, termasuk yang paling mutakhir di dalam tahap ini diperlukan penciptaan teknologi-teknologi baru sama sekali.

Sebagaimana diketahui, inilah skenario yang tentunya sudah menjadi bagian dan kehidupan sehari-hari dinegara-negara maju ataupun di dalam negara-negara industri baru (“newly industrializing countries”). Perusahaan-perusahaan dan negara-negara yang lalai melakukan investasi di dalam pengembangan teknologi baru akan cepat kehilangan daya saingnya. Tahap ketiga ini merupakan tahap dilakukannya inovasi-inovasi, tahap diciptakannya teknologi-teknologi untuk komponen-komponen yang akan merupakan bahagian dari produk-produk yang pada jamannya masing-masing akan merupakan produk yang secara teknologis terbaik di dalam bidangnya masing-masing. Tahap ini merupakan tahap vang mau tidak mau harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan dan setiap negara yang ingin mempertahankan posisinya dalam bidang usahanya masing-masing. Dan betapapun jauhnya tampaknya tahap ini dari tingkat perkembangan banyak negara-negara sedang berkembang dewasa ini, akan sangat bijaksana jika merekapun rnerencanakan akan melaksanakan tahap pengembangan ini jika tidak hendak kehilangan segala kemajuan yang telah dicapainya di dalam tahap-tahap pengembangan teknologi dan industri sebelumnya.

Perusahaaan-perusahaan dan negara-negara yang sedang melaksanakan tahap pengembangan ketiga ini seringkali menemui kurangnya teori disana-sini yang memerlukan dilakukannya penelitian dasar untuk menutupinya. Tahap pelaksanaan penelitian dasar secara besar-besaran ini dapat dinamakan tahap keempat di dalam pembangunan dan teknologi untuk transfomasi teknologi dan industri, negara-negara sedang berkembang. Perkembangan-perkembangan baru di bidang informatika di dalam bidang teknologi pengendalian dan di dalam bidang teknologi komputer pada saat inipun sedang mengantarkan cara-cara hidup dan bekerja baru di negara-negara industri maju.

Walau negara-negara sedang berkembang ikut pula melakukan investasi di bidang penelitian dasar ini, banyak diantara.nya berpandangan bahwa sumber-sumber daya keuangan, prasarana serta manusianya yang langka itu lebih dapat dimanfaatkan untuk tugas-tugas lain yang mendesak. Karena itu, kebanyakan penelitian dasar dilakukan di negara-negara maju dengan negara-negara sedang berkembang dapat mengikuti serta dan mentantaatkan hasil-hasilnya antara lain melalui perjanjian-perjanjian kerja sama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun tidak seluruhnya tak relevan untuk negara-negara sedang berkembang, tahap pengembangan keempat ini tidak sepenting ketiga tahap sebelumnya untuk mentrasformasikannya menjadi negara-negara teknologi dan industri maju.

Di dalam kesemua tahap yang telah dibicarakan, prinsip keterlibatan secara aktif di dalam proses-proses produksi merupakan suatu prinsip yang mutlak perlu diterapkan.

Memang tidak mustahil untuk memperoleh pengetahuan sekedarnya mengenai teknologi produksi melalui observasL ataupun partisipasi dalam seminar ataupun lokakarya. Belajar teknologi produksi melalui cara ini menghasilkan satu-dua buah produk saja pun mungkin. Namun pengetahuan serta keterampilan produksi yang diperoleh dengan cara-cara ini tidak akan tahan lama. Keterampilan teknologi yang mendarah daging serta kemampuan mengembangkan teknologi hanyalah dapat diperoleh melalui penerapannya. Lokakarya serta seminar serta presentasi ataupun briefing memang ada gunanya sebagai media pengantar pengetahuan industri. Namun untuk keperluan pengalihan teknologi produksi dan teknologi bidang-bidang lainnya secara berhasil dan tahan lama, pelaksanaan secara konsisten program-program desain dan produksi barang-barang yang secara teknologis unggul dan secara ekonomis layak merupakan pengantar yang jauh lebih baik.

Oleh BJ Habibie

Sumber: Maajalah SCIENTIAE/ MEI 1984

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Berita ini 77 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:11 WIB

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB