212 Kabupaten/Kota Tanpa Kasus Malaria Lokal
Lima provinsi dengan kasus terbesar malaria di Indonesia menjadi target percepatan eliminasi kasus malaria, yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Kementerian Kesehatan memasang target angka kejadian malaria di bawah 1 per 1.000 penduduk di lima provinsi itu.
”Ada beberapa cara mengeliminasi, dengan kelambunisasi atau pemberian obat anti malaria,” kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada puncak peringatan Hari Kesehatan Sedunia yang digabungkan dengan Hari Malaria Sedunia, Sabtu (26/4), di Jakarta.
Saat ini, angka kejadian malaria (annual parasite incidence/API) di Indonesia 1,38 per 1.000 penduduk. Meskipun belum mencapai target Tujuan Pembangunan Milenium (MDG), yaitu API 1, angka itu sudah jauh lebih baik daripada sekitar tahun 2000 atau bahkan 1990, saat API masih pada level 3,62-4,68.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hampir 80 persen kasus malaria di Indonesia berasal dari Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Oleh karena itu, penurunan kasus malaria di lima provinsi itu akan sangat membantu menekan angka kejadian malaria nasional. Itu sebabnya, di lima provinsi itu dilakukan program percepatan eliminasi kasus malaria.
Malaria disebabkan parasit Plasmodium yang dibawa vektor nyamuk Anopheles. Ada 25 jenis nyamuk yang menjadi vektor malaria. Oleh karena itu, kewaspadaan akan kebersihan lingkungan sangat penting.
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kemenkes Andi Muhadir menyebutkan, program akselerasi dilakukan dengan pemberian kelambu total, surveilans aktif petugas, pemberian obat anti malaria gratis, dan pemberian obat semprot dalam ruang (IRS) pada wilayah dengan API 40 per 1.000 penduduk.
Jutaan kelambu
Pembagian kelambu didukung penuh Global Fund, yang juga fokus pada tuberkulosis dan HIV. Ada 3,5 juta kelambu yang akan dibagi untuk lima provinsi itu. ”Pasien malaria yang ditemukan segera diobati untuk mengurangi angka kematian,” kata Andi.
Selain lima provinsi itu, ada tiga provinsi lain dengan API di atas angka nasional, yakni Bengkulu (2,74), Kalimantan Tengah (2,00), dan Kalimantan Selatan (1,43).
Untuk menghindari infeksi malaria, siapa pun yang akan berkunjung ke daerah endemis malaria sangat disarankan minum obat anti malaria masing-masing dua hari sebelum berangkat, selama di sana, hingga sebulan setelah pulang dari daerah itu.
Tahun 2012 terdapat 417.819 kasus positif malaria di Indonesia. Jumlah itu menurun menjadi 343.527 kasus pada tahun 2013. Dari seluruh kasus itu, hampir 80 persen berasal dari lima provinsi di timur tersebut.
Secara nasional, saat ini ada 212 kabupaten/kota yang mendapat status eliminasi malaria. Artinya, tidak ada lagi kasus malaria yang muncul dari daerah itu. Sebanyak 125 kabupaten/kota lain masih dalam proses menuju status eliminasi malaria.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Ahmad Juli mengatakan, status eliminasi malaria yang diperoleh tidak mudah dipertahankan. Pemerintah daerah tetangga harus diajak berkoordinasi agar tidak ada kasus malaria dari daerah itu yang masuk. (ADH)
Sumber: Kompas, 28 April 2014