Ekskavasi Goa Harimau; Cari Jejak ”Homo Sapiens” Sumatera

- Editor

Selasa, 13 Mei 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pusat Arkeologi Nasional melanjutkan ekskavasi Goa Harimau di Sumatera Selatan pada Mei ini. Kali ini, ekskavasi dilakukan secara vertikal untuk menelusuri jejak atau peninggalan Homo sapiens tertua di Sumatera. Jejak Homo sapiens sebelum zaman es awal atau holosen tidak pernah ditemukan selama ini.

Arkeolog prasejarah dari Pusat Arkeologi Nasional, Harry Truman Simanjuntak, mengatakan, ekskavasi Goa Harimau dimulai sejak 2009 dengan hasil sangat menjanjikan, yaitu ditemukannya jejak-jejak hunian manusia tertua di Sumatera. Diduga kuat, mereka merupakan leluhur langsung atau nenek moyang Nusantara.

”Selama ini, Sumatera tidak pernah punya data tentang hunian manusia sebelum masa holosen. Dalam ekskavasi kali ini, kami akan mengangkat semua kerangka manusia yang ditemukan di Goa Harimau kemudian fokus melakukan ekskavasi vertikal, ke dalam,” ucap Truman, Minggu (11/5), di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ekskavasi terakhir di Goa Harimau berhasil menemukan 76 kerangka manusia di dalam Goa Harimau. Menurut Truman, masih banyak ruang lain di goa itu yang belum digali sehingga diperkirakan masih akan ditemukan kerangka-kerangka manusia lainnya.

”Jika ekskavasi secara horizontal, diduga masih akan terus ditemukan tulang-tulang. Karena itu, kami akan membatasi ekskavasi secara vertikal saja untuk mengetahui konteks kubur yang ternyata usianya bermacam-macam mulai 3.500 hingga 1.500 tahun lalu,” ujarnya.

1335214613Agar tak rusak oleh sentuhan manusia, binatang, dan cuaca, semua tulang belulang manusia beserta aneka macam peninggalan di goa tersebut akan dipindahkan ke museum lapangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, di kampung terdekat Goa Harimau.
Hunian strategis

Goa Harimau diduga kuat menjadi tempat penguburan selama ribuan tahun. Pada lapisan awal ditemukan kerangka manusia yang dikubur sekitar 3.500-1.500 tahun lalu dan di lapisan bawahnya ditemukan lagi kerangka yang dikubur sekitar 15.000 tahun lalu. Selain sebagai tempat penguburan, goa itu diduga juga tempat hunian karena ditemukan sisa-sisa peralatan sehari-hari, sisa-sisa pembakaran, tulang hewan hasil buruan, dan bunga-bungaan.

Arkeolog Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Daud Tanudirjo, menambahkan, penemuan kerangka-kerangka Homo sapiens di goa itu penting karena jumlahnya sangat banyak di satu lokasi. Banyak aspek bisa dikaji mulai dari urutan kematiannya hingga kemungkinan wabah penyakit. ”Pola-pola itu harus ditemukan,” ucap Daud. (ABK)

Sumber: Kompas, 13 Mei 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB