Masyarakat Keplanetan atau The Planetary Society, Kamis (2/4), menyarankan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) mengirim misi berawak ke orbit satelit Mars, Phobos, pada 2033 dan mendarat di Mars pada 2039. Rekomendasi itu disampaikan 70 ahli keplanetan setelah mendiskusikan kelayakan teknik, keterjangkauan, dan keuntungan pendaratan manusia ke Mars selama dua hari, di Washington DC, AS.
Rencana detail misi itu dirancang tim Laboratorium Propulsi Jet NASA. ”Dengan perencanaan jangka panjang dan keterbatasan biaya, misi manusia ke Mars bisa dijalankan,” kata Guru Besar Aeronautika dan Astronautika Universitas Stanford, AS, Scott Hubbard. Misi mengorbit Mars diperlukan sebagai langkah antara untuk mendarat di Mars. Tahap serupa dilakukan misi Apollo 8 dengan mengorbit Bulan hingga misi Apollo 11 mendaratkan manusia di Bulan. Misi ke orbit Mars butuh 30 bulan, rinciannya 9 bulan perjalanan berangkat, 12 bulan di orbit Mars, dan 9 bulan perjalanan pulang ke Bumi. Pemimpin Eksekutif Tertinggi Masyarakat Keplanetan Bill Nye menegaskan kendala terbesar misi itu bukan tantangan teknik, melainkan kemauan politik. (SPACE/MZW)
———————-
Sifat Keturunan Bukan Hanya tentang DNA
Asam deoksiribonukleat (DNA) bukan satu-satunya penentu sifat yang diturunkan antargenerasi. Menurut studi terbaru, perubahan alami pada protein dalam sel bernama histon bertahan beberapa generasi dan memengaruhi sifat yang diturunkan. Sebab, histon mengontrol berubah atau tidaknya gen. Protein itu menyediakan penunjang struktural bagi kromosom dan dikelilingi molekul DNA, tetapi bukan bagian kode genetik. Itu dipublikasikan di jurnal Science, Jumat (3/4), disponsori Wellcome Trust dan EC EpiGeneSys Network. ”Temuan kami menunjukkan, perubahan kumparan histon yang memengaruhi kromosom bisa disalin dan diteruskan ke generasi berikut,” kata pemimpin penelitian, pengajar pada Edinburgh’s School of Biological Sciences, Robin Allshire. Para peneliti menguji teori lewat percobaan pada ragi dengan mekanisme pengendalian gen serupa dengan yang ada di sel manusia. Mereka memicu perubahan protein histon, menimbulkan peniruan alami, dan mengubah gen. (SCIENCEDAILY/JOG)
———
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 April 2015, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT