Diabetes Melitus; Risiko di Daerah Terpencil Tinggi

- Editor

Senin, 2 Mei 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Diabetes melitus tidak hanya menjadi masalah kesehatan masyarakat urban, tetapi juga warga di daerah pedesaan dan terpencil. Oleh karena sejumlah kebiasaan di pedesaan dan daerah terpencil memicu diabetes, untuk itu perlu pendekatan khusus agar kebiasaan berubah dan gaya hidup sehat membudaya.

Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kemitraan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) Diah Saminarsih menyatakan, sebagian besar warga desa mengadopsi gaya hidup perkotaan karena urbanisasi. “Kita menganggap akses membeli rokok susah di desa, ternyata lebih mudah karena bisa beli ketengan (per batang),” ujarnya, di Jakarta, Kamis (28/4), dalam diskusi tentang diabetes.

Direktur Institut Diabetes Indonesia Prof Sidartawan Soegondo memaparkan, meningkatnya kasus diabetes di pedesaan dan daerah terpencil merupakan dampak masuknya pembangunan ke daerah. Misalnya, petani yang dulu berjalan ke sawah kini banyak memakai sepeda motor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Diabetes melitus ialah penyakit metabolisme karena peningkatan kadar glukosa darah di atas normal. Seseorang dinyatakan kena diabetes jika kadar gula darah mencapai 200 miligram per desiliter atau lebih.

Risiko tinggi diabetes di daerah terpencil jadi temuan pada program Pencerah Sehat. Dari data diagnosis 2014 di tujuh puskesmas di daerah penempatan tim, diabetes termasuk 10 besar penyakit di tiga puskesmas, yakni Ogotua (Tolitoli, Sulawesi Tengah), Kelay (Berau, Kalimantan Timur), dan Pakisjaya (Karawang, Jawa Barat).

Menurut Direktur Program Pusat Inisiatif Pembangunan Strategis Indonesia (CISDI) Anindita Sitepu, jumlah penyandang diabetes diprediksi lebih banyak dari itu. “Ini yang ketahuan. Pengalaman di lapangan, tak ada alat tes gula darah ataupun pasien datang saat komplikasi sehingga harus dirujuk,” ujarnya.

Faktor risiko
Hal itu diperkuat fakta hipertensi, termasuk 10 besar penyakit di tujuh puskesmas lokasi program Pencerah Nusantara dikelola CISDI, termasuk Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Bahkan, di Puskesmas Tosari, Pasuruan, Jawa Timur, kasus penyakit terbanyak ialah hipertensi, faktor risiko diabetes.

Tim Pencerah Nusantara juga mendapati kebiasaan pemicu diabetes di daerah penempatan. Di Tosari, warga terbiasa minum kopi kental manis 10 cangkir per hari. Di Mentawai, warga harus naik kapal 12 jam untuk beli sayur sehingga makanan tak bergizi seimbang. Jadi, warga daerah terpencil didorong agar mandiri memenuhi gizi seimbang.

Menurut data beban ekonomi Indonesia akibat penyakit tak menular Januari-Juni 2014, diabetes di urutan keempat dengan biaya Rp 313,6 miliar dari 70.584 kasus. Dari Sample Registration Survey 2014, diabetes dengan komplikasi menyebabkan kematian terbanyak ketiga setelah stroke dan sakit jantung. (JOG)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 April 2016, di halaman 14 dengan judul “Risiko di Daerah Terpencil Tinggi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB