Desain Jembatan Merah Putih di Teluk Ambon Maluku memiliki kemiripan dengan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Keduanya juga sama-sama mengusung teknologi jembatan cable stayed, namun yang membedakannya hanya panjangnya saja.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan Jembatan Merah Putih Ambon memiliki panjang 1.060 Km dengan teknologi cable stayed sepanjang 300 meter. Sementara Jembatan pendekatnya di kedua sisinya
sekitar 760 meter.
“Tentunya tidak lebih panjang dari Jembatan Suramadu yang total panjangnya 5,5 Km dengan cable stayed 800 meter dan jalan pendekat maupun approach-nya di kedua sisi sekitar 4,7 Km,” kata Hermanto kepada detikFinance, Selasa (23/8)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Desain Jembatan Merah Putih telah melalui uji terowongan ILST (Indonesian Low Speed Tunnel), yakni salah satu terowongan angin yang di operasikan oleh UPT-LAGG BPPT. Jembatan ini termasuk memiliki cable stayed dan berbentang panjang, maka jembatan termasuk pada tipe jembatan khusus dengan struktur yang tidak standard. Kajian aerodinamika yang mendalam di terowongan angin, menjadi sangat penting untuk menjamin keamanan sistem tahanan angin pada jembatan selama masa operasi.
Keberadaan Jembatan Merah Putih di Ambon akan semakin mengukuhkan kesetaraan infrastruktur di kawasan Indonesia Timur dengan Barat. Misalnya di kawasan barat saat ini sudah ada beberapa jembatan yang fenomenal di luar Jembatan Suramadu. Antaralain Jembatan Ampera Palembang, Sumatera Selatan, total panjang jembatan ini mencapai 1.177 meter dan lebar 22 meter.
Bagian tengah jembatan ini terangkat setinggi 35,40 meter jika ada kapal yang melintas. Jembatan Barito adalah jembatan yang menghubungkan tepi barat sungai Barito Kecamatan Anjir Muara dan tepi timur Sungai Barito di Kecamatan Alalak dekat Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Jembatan ini memiliki panjang 1.082 meter yang melintasi Sungai Barito selebar 800 meter dan Pulau Bakut selebar 200 meter.
Jembatan ini terdiri dari jembatan utama sepanjang 902 meter, dan jembatan pendekat 180 meter, dengan lebar 10,37 meter. Ketinggian ruang bebas jembatan utama 15-18 meter. Proyek Jembatan Merah Putih diklaim sebagai jembatan terpanjang di Kawasan Timur Indonesia. Jembatan itu berada di Teluk Dalam Pulau Ambon yang menghubungkan Kecamatan Sirimau pada sisi utara dan Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan. Jembatan Merah Putih sudah dilakukan proses groundbreaking pada pertengahan Agustus 2011. Biaya pembangunan Jembatan Merah Putih mencapai Rp 249,614 miliar didanai APBN tahun 2011-2013. Pertengahan 2014 ditargetkan bisa beroperasi.
24 August 2011
——————
Jembatan Merah Putih, Jembatan Terpanjang di Indonesia Timur
Dibukanya Jembatan Merah Putih, pasca diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), membuat masyarakat Kota Ambon kini mempunyai ikon pariwisata baru.
“Keindahan Kota Ambon, khususnya Teluk Ambon akan dapat dinikmati oleh siapa pun yang datang ke sini,” ungkap Jokowi.
Selain menjadi ikon pariwisata baru bagi masyarakat kota Ambon, jembatan terpanjang di Indonesia Timur ini juga membuat warga Ambon tak perlu lagi mengeluarkan ongkos untuk menaiki kapal ferry atau memutar jauh jika harus menuju ke sisi Teluk Ambon di seberang.
Jembatan Merah Putih di Ambon dibangun sejak Juli 2011 dan baru selesai pada Maret 2016. Jembatan sepanjang 1.140 meter ini terbagi menjadi 3 bagian. Pertama, jembatan pendekat Poka (Poka approach bridge) sepanjang 520 meter.
Kedua, jembatan pendekat Galala (Galala approach bridge) sepanjang 320 meter, dan ketiga, jembatan utama (main bridge) sepanjang 300 meter. Sedangkan tinggi jembatan ini mencapai 34,1 meter di atas permukaan laut.
Pembangunan jembatan ini memakan dana kurang lebih Rp 772,9 miliar. Dengan terbangunnya Jembatan Merah Putih, akses perjalanan di kawasan Teluk Ambon lebih mudah. Salah satunya dari Bandara Pattimura menuju ke tengah Kota Ambon yang sebelumnya memakan waktu 1 jam, menjadi hanya 10-15 menit saja.
Sumber: Goodnews, Selasa, 05 April 2016
———————
Meski Bergeser 9 cm, Jembatan Merah Putih Ambon Diresmikan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bakal meresmikan Jembatan Merah Putih di Kota Ambon, Maluku, Senin (4/4) sore ini.
“Jembatan ini sempat beberapa kali tertunda, termasuk yang terakhir karena adanya gempa. Tapi ternyata masih bisa diteruskan,” ujar Basuki, dikutip dari laman Kementerian PUPR, Senin (4/4).
Ia mengungkapkan seharusnya jembatan sepanjang 1.140 meter (m) tersebut sudah diresmikan pada malam tahun baru 2016 lalu. Namun terjadinya gempa mengakibatkan pergeseran sekitar 9 cm. Namun Menteri Basuki memastikan bahwa saat ini kondisinya baik.
“Waktu gempa geser cuman 9 cm, toleransi pergeseran kan sampai 30 cm,” tambah Basuki.
Untuk memastikan jembatan tersebut aman digunakan meski terjadi pergeseran, Maret 2016 lalu telah dilakukan pengujian statik dan dinamik untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai kondisi aktual jembatan.
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan respon sesungguhnya dari struktur jembatan terhadap beban statik dan dinamik, mengetahui kekakuan struktur dan perilaku getaran struktur serta kekuatannya.
Pengujian dilakukan menggunakan 44 truk stand by yang masing-masing beratnya 8 ton atau total 352 ton. Uji coba dengan 44 truk ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Semua truk ini dimasukkan satu persatu ke tengah jembatan untuk menguji coba kemampuan kelenturan dari jembatan tersebut.
“Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelenturan jembatan sesuai dengan yang direncanakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasilnya baik dan tidak ada masalah,” jelasnya.
Jembatan Merah Putih yang membentang di Teluk Dalam Pulau Ambon menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka) dengan ruas sepanjang 520 m, Kecamatan Sirimau pada sisi utara dan Desa Hative Kecil/Galala sepanjang 320 m, dan Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan sepanjang 300 m.
Basuki menjelaskan sebelum ada Jembatan Merah Putih, jarak Bandara Internasional Pattimura sampai ke Kota Ambon sepanjang 35 km harus ditempuh selama 60 menit dengan memutari Teluk Ambon. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan kapal penyeberangan (ferry) antara Desa Rumah Tiga (Poka) dan Galala dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, belum termasuk waktu antri.
“Jembatan Merah Putih diharapkan dapat mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari Kota Ambon menuju Bandara Pattimura dan sebaliknya, sehingga biaya operasi kendaraan dapat berkurang,” kata Basuki.
Ia menambahkan, dana yang dihabiskan untuk membangun jembatan Merah Putih termasuk biaya untuk membangun Underpass Jalan Sudirman sebagai tempat berputar kendaraan yang dari/ke Jembatan Merah Putih mencapai Rp772,9 miliar. (gen)
Gentur Putro Jati
Sumber: CNN Indonesia Senin, 04/04/2016
—————-
Gempa geser struktur Jembatan Merah Putih Ambon
Gempa tektonik berkekuatan 5,2 skala richter (SR) yang mengguncang Pulau Ambon pada Selasa (29/12) pukul 01.26 WIT menyebabkan struktur baja Jembatan Merah Putih (JMP) yang melintasi Teluk Dalam Ambon bergeser.
“Getaran gempa yang dirasakan sangat kuat itu mengakibatkan struktur baja JMP mengalami pergeseran mencapai lima centimeter,” kata Kepala Satuan Kerja (Satker) JMP, Cristian Lesmono, di Ambon, Kamis.
Dia mengemukakan, pasca-gempa pihaknya langsung melakukan pengukuran struktur jembatan yang akan menjadi ikon pembangunan di Maluku itu, dan struktur baja pada bentangan tengah yang telah disiapkan sebagai penghubung utama mengalami pergeseran.
Selain itu, ia mengemukakan, kabel bentang (stayed) yang digunakan untuk menyangga tiang utama bentangan tengah yang sebelumnya telah seimbang, juga mengalami pergeseran ke arah kanan. Akibatnya, kabel di sisi kanan menjadi tegang, sedangkan sisi kiri renggang.
“Kami masih tetap melakukan evaluasi, terutama tentang penambahan gaya untuk menstabilkan struktur jembatan yang bergeser,” ujarnya.
Ia menimpali, “Konsultan juga telah dimintakan hasil pemeriksaan lengkap terhadap konstruksi jembatan, termasuk semua sambungan beton, guna dievaluasi kondisi struktur jembatannya secara keseluruhan.”
Hal itu, menurut Cristian, mengakibatkan rencana menghubungkan bentangan tengah ke jembatan pendekat dari arah Poka dan Galala yang direncanakan dilaksanakan bertepatan dengan perayaan Tahun Baru 2016 di JMP pada pukul 00.00 WIT malam ini tertunda.
Dia juga menyampaikan bahwa telah menginformasikannya kepada Gubernur Maluku, Said Assagaff.
Sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) juga meninjau JMP pada Rabu (30/12), sehingga rencana menghubungkan bentangan tengah jembatan tidak dapat dilaksanakan tepat waktu bersamaan dengan perayaan malam Tahun Baru 2016.
Khusus pekerjaan menghubungkan bentangan tengah dengan kedua jembatan pendekat arah Galala-Poka, Cristian menegaskan, kemungkinan baru akan diselesaikan hingga minggu kedua Januari 2016.
“Kami akan menyelesaikan segmen ke enam terlebih dahulu, terutama mengatasi pergeseran struktur beton dan baja serta kabel stayed yang mengalami pergeseran, setelah itu baru mengerjakan konektivitas seluruh bentangan jembatan,” ujarnya.
Gubernur Said yang didampingi Kepala Badan Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah IX (Maluku – Maluku Utara) Amran Mustari, telah melihat kondisi terkini JMP pasca-gempa dangkal dengan posisi 25 KM bagian utara Pulau Ambon.
“Masalah ini juga akan dilaporkan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Iqnatius Johan, beserta para dirjen dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang berkunjung ke Ambon hari ini untuk merayakan malam pergantian tahun yang dipusatkan di JMP,” katanya.
Editor: Priyambodo RH
Pewarta: Jimmy Ayal
Sumber: ANTARA News – Kamis, 31 Desember 2015