Warga Desa Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, mulai menggunakan biogas sebagai sumber energi rumah tangga. Mereka memanfaatkan kotoran ternak sapi untuk membuat biogas.
”Sekarang kami tidak lagi khawatir terhadap kenaikan harga elpiji dan kelangkaan yang kadang-kadang terjadi. Hampir satu bulan ini kami memasak dengan menggunakan kompor biogas,” kata Ketua Kelompok Tani Tunas Jaya, Agus Kusworo, di sela-sela acara penyalaan api perdana biogas yang diselenggarakan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Simpang Empat, Jumat (6/2).
Di Simpang Empat, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Martapura, ibu kota Kabupaten Banjar, atau 70 kilometer dari Banjarmasin, warganya kebanyakan petani. Selain menjadi petani karet dan sayur-sayuran, mereka juga beternak sapi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Agus menyebutkan, sapi milik kelompok tani berjumlah 25 ekor. Kotoran sapi sangat melimpah. Kotoran ternak sering kali menjadi sumber pencemaran akibat residu yang tidak terolah.
”Kami sudah memanfaatkan kotoran sapi untuk pupuk, tetapi kotoran yang terbuang masih tetap banyak. Akhirnya, berkat bantuan Yayasan Dharma Bhakti Astra, kami bisa membuat teknologi biogas dari kotoran sapi,” kata Agus.
Menurut dia, kompor biogas dapat dipergunakan untuk memasak selama empat jam. Setelah itu, kompor harus dimatikan sekitar satu jam agar bisa digunakan untuk memasak selama empat jam lagi. ”Kompor biogas sudah digunakan untuk menggoreng aneka keripik yang diolah kelompok ibu pelaku UMKM,” ujarnya.
Ketua Pengurus YDBA FX Sri Martono mengatakan, teknologi biogas merupakan salah satu kemajuan kelompok tani dalam memanfaatkan kotoran ternak sebagai sumber bahan bakar dan pupuk kandang berkualitas. Teknologi biogas ini juga dapat menciptakan kegiatan ekonomi baru dan memperkuat usaha pertanian yang sudah ada.
”Kami berharap ada inovasi dan terobosan baru hasil karya usaha mikro, kecil, dan menengah di Desa Simpang Empat setelah ada teknologi biogas. Mudah-mudahan produk itu bisa menjadi unggulan masyarakat Simpang Empat,” kata Martono.
Camat Simpang Empat Abdul Hamid menyampaikan terima kasih atas kepedulian YDBA membantu masyarakat dalam pembuatan teknologi biogas.
”Wilayah kami baru kali ini memiliki teknologi biogas. Teknologi semacam ini sangat menunjang kebutuhan masyarakat,” katanya. Ia pun berharap, teknologi biogas di Simpang Empat bisa dikembangkan di desa lain. (JUM)
Sumber: Kompas, 7 Februari 2015
Posted from WordPress for Android