“When we change the way we communicate, we change society”
Ketika kita mampu mengubah bagaimana masyarakat berkomunikasi dengan sesama masyarakat maupun pemimpinnya, transformasi luar biasa bakal tak terhindarkan.
Ungkapan Clay Shirky, pakar internet, dalam Here Comes Everybody (2008) itu begitu mengena begitu kita kaitkan dengan sepak terjang lima orang hebat penerima Anugerah Telkomsel 2016. Mereka adalah Kertamalip, Rama Raditya, Ainun Najib, Nadiem Makarim, dan Ahmad Zacky.
Ketika masyarakat terkoneksi satu sama lain dan berkomunikasi intens melalui platform digital seperti blog atau Facebook. energi positif meluap-luap pun begitu mudah terbebaskan.Mereka menjadi masyarakat yang terlibat, peduli, partisipatif, bertanggungjawab, dan selalu bergerak untuk berkontribusi dan mengubah dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Itulah yang dilakukan Kertamalip, Kepala Desa Karang Raja di kaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Timur. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) gampang dan murah seperti blog dan media sosial. Kertamalip mampu menggerakkan warganya untuk berpartisipasi aktif membangun desa.
Ia menjadikan warganya melek internet dan kemudian menggunakan internet untuk mendorong partisipasi masyarakat, menciptakan transparansi, menghilangkan sumbat-sumbat birokrasi. memperbaiki layanan publik, dan membangun good governance.
Namun, di atas itu semua, sumbangsih pripurna sang kepala desa adalah mengedukasi masyarakat untuk berdaya. Mendorong warganya untuk peduli, trelihat, bertanggungjawab, dan aktif berkontribusi bagi kemajuan desanya. Singkatnya, Kertamalip telah melakukan Revolusi Mental yang diimpikan Jokowi, bukan dengan penataran P4, melainkan blog dan Facebook.
“Connecting Citizens”
Kertamalip tidak sendiri. Sekumpulan anak muda milenial tergerak hatinya mengabdi di ranah publik memberikan yang terbaik untuk bangsanya dengan memanfaatkan platform digital sebagai enabler. Dua di antaranya adalah Rama Raditya dan Ainun Najib.
Rama Raditya menciptakan aplikasi digital Qlue untuk menghubungkan aspirasi masyarakat sipil dengan pejabat publik. Dengan aplikasi tersebut, masyarakat dapat melaporkan keluhannya mengenai tumpukan sampah, kemacetan, atau pungutan liar secara langsung. Dengan aplikasi ini. para pejabat publik berlomba-lomba bekerja lebih baik dengan cara menindaklanjuti keluhan-keluhan masyarakat yang disalurkan lewat aplikasi ini.
Sementara itu, Ainun Najib menciptakan situs kawalpemilu.org untuk mengawal rekapitulasi suara pemilihan umum di Tanah Air. Dengan pendekatan crowdsourcing, Najib menggalang para relawan melalui jejaring media sosial. Melalui situsnya, Najib menggerakkan para relawan ini untuk membantu proses pemasukan data rekapitulasi pemilu. Hasil input data inilah yang menjadi sumber informasi yang bisa dipantau masyarakat melalui situs kawalpemilu.org.
Seperti dipraktikkan Rama dan Najib, platform digital seperti blog dan aplikasi mobile telah menjadi alat transformasi sosial yang mampu menciptakan perubahan berarti dalam tata kelola pemerintahan. Dengan platform digital, mereka telah membuka saluran-saluran komunikasi antara warga negara dan aparat pemerintah yang selama ini pampat sekaligus mendorong transparansi.
Apa yang dilakukan Kertamalip, Rama, dan Najib merupakan inspirasi luar biasa bagi setiap pemimpin publik dari kepala desa hingga presiden bahwa platform digital bisa menjadi disruptive tools yang berpotensi merevolusi efektivitas dan produktivitas pengelolaan sektor publik.
Tanpa banyak pidato dan himbauan, secara konkret, mereka telah memberi alternatif solusi bagi persoalan masyarakat di depan mata. Mereka telah menunjukkan kepada kita bahwa teknologi digital merupakan alat revolusi sosial yang impactful.
“Business enabler”
Kalau Kertamalip, Rama, dan Najib berkiprah di sektor publik, Nadiem Makarim dan Ahmad Zacky memberikan sumbangsih tak kecil di ranah bisnis. Peran teknologi digital sebagai basiness enabler begitu substansial dalam memotong biaya transaksi (transaction costs), mendorong efisiensi dan produktivitas, menjangkau pasar, menciptakan engagement dengan konsumen, hingga membagikan sumber daya.
Nadiem dan Zacky memanfaatkan keunggulan digital secara cantik tak hanya untuk kemanfaatan bisnis mereka, tetapi juga masyarakat dan bangsa. Platform digital yang mereka tawarkan tak hanya menjawab persoalan bisnis yang mereka hadapi, tetapi juga sekaligus menjadi solusi sosial berupa pemberdayaan ekonomi masyarakat bawah dan pelaku usaha kecil menengah.
Apa yang dilakukan Nadiem sangat revolusioner, menciptakan sebuah aplikasi digital yang menghubungkan masyarakat dengan layanan ojek yang super efisien dan bebas repot. Layanannya tak hanya transportasi orang, tetapi juga melebar pengiriman makanan, dokumen, belanja, bahkan jasa pijat.
Dengan platform berbagi (sharing platform), kedua belah pihak, baik konsumen maupun tukang ojek diuntungkan. Konsumen mendapatkan kepastian harga dan kemudahan pemesanan. Di sisi lain, pendapatan tukang ojek terdongkrak hingga lebih dari 50 persen. Tak bisa disangkal, platform yang dirintis Nadiem sekaligus merupakan solusi sosial bagi problem pengangguran yang demikian akut di negeri ini.
Kontribusi Ahmad Zacky tak kalah bernilai. Ia membuka bukalapak.com, sebuah platform jual beli daring yang menampung para pelaku usaha kecil (UKM). Yang menarik, apa yang dilakukan Zacky adalah beyond business, tak melulu bermotif bisnis. Ia menggunakan bukalapak.com sebagai platform untuk mengedukasi, memberdayakan, dan menaikkan kelas UKM sehingga cukup powerfull untuk menjadi pilar ekonomi Indonesia.
Apa yang dilakukan Nadiem dan Zacky sangat bermakna karena dengan platform berbagi mereka menciptakan inovasi bisnis untuk menghasilkan extraordinary value ke konsumen. Namun tak hanya itu. mereka juga menciptakan inovasi sosial dengan menyelesaikan persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan yang ada di lingkungannya.
Dengan platform berbagi yang diciptakan, mereka membuka seluas-luasnya kesempatan berusaha di kalangan individu (individual entrepreneur) dan wirausaha kecil menengah (micro entrepreneur) yang berpotensi mengurangi pengangguran dan mewujudkan pemerataan kemakmuran. Lebih luas lagi, mereka juga berkontribusi membangkitkan social capital dengan mengembangkan lapis masyarakat wirausaha yang berpikiran positif, produktif, dan selalu mencipta nilai.
Apa pun cara dan hasilnya, ada yang sama dari apa yang dilakukan Kertamalip, Rama Raditya, Najib, Nadiem, dan Zacky. Mereka semua menggunakan keajaiban digital untuk mengubah dunia. Bangsa ini membutuhkan ribuan, bahkan jutaan orang seperti mereka.
Yuswohady
Managing Partner Inventure
@yuswohady
@kompasklass #budiluhur
Sumber: Kompas, 1 Juni 2016