Danau Toba Ditetapkan Menjadi Taman Bumi

- Editor

Jumat, 28 Maret 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tanpa Perbaikan Pengelolaan, Status Bisa Dicabut

Danau Toba di Sumatera Utara ditetapkan sebagai Taman Bumi Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (27/3). Hal ini diharapkan bisa memperbaiki pengelolaan danau vulkanik terbesar di dunia yang tahun ini diusulkan ke UNESCO sebagai geopark dunia itu.

Presiden menandatangani prasasti Geopark Kaldera Toba (GPK), saat meresmikan Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Namun, Presiden tak menyinggung soal geopark dalam sambutannya, meskipun kemudian melihat paparan sekilas Danau Toba dari Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Surono, taman bumi merupakan konsep konservasi kawasan yang digagas UNESCO di bawah koordinasi The International Network of Geoparks (INoG). Kawasan yang dikonservasi tak hanya untuk alasan geologi, tetapi bisa juga nilai arkeologi, ekologi, atau budayanya.

Konsep taman bumi, kata Surono, tak hanya untuk mengonservasi keunikan geologi, tetapi juga memperbaiki relasi manusia dengan alam. Untuk itu dibutuhkan keterlibatan masyarakat, khususnya di sekitar Kaldera Toba untuk turut menjaga lingkungan.

”Kaldera Toba baru jadi taman bumi tingkat nasional sebelum akhir tahun ini akan diusulkan ke UNESCO untuk dinilai tahun depan. Selain Toba juga akan diusulkan Raja Ampat di Papua,” kata Indyo Pratomo, geolog Museum Geologi-Badan Geologi.

Menurut situs resmi UNESCO, sejak 1999 hingga Maret 2014, taman bumi di dunia terdapat di 100 lokasi di 32 negara. Indonesia baru memiliki satu taman bumi yang diakui UNESCO sejak 2012, yaitu Batur Global Geopark (BGG).

”Dua kawasan lain yang akan masuk penilaian UNESCO tahun ini adalah Gunung Sewu di Pacitan dan Merangin di Jambi,” kata Indyo.

Danau Toba sebagai GeoparkAnggota tim percepatan GKT, ME Girsang, mengatakan, penetapan oleh Presiden itu akan memicu perbaikan pengelolaan Toba. Saat ini terbentuk tim percepatan beranggota lintas sektor pemangku Danau Toba, seperti Badan Lingkungan Hidup Sumut, Dinas Pertambangan dan Energi Sumut, serta perwakilan 7 kabupaten di sekeliling Danau Toba.

Bisa dicabut
Menurut Surono, Indonesia sebenarnya punya banyak bentang alam luar biasa yang layak jadi taman bumi dunia. ”Banyak teman dari luar negeri kagum dengan eksotiknya pemandangan alam Indonesia, terutama gunung apinya,” ujarnya.

Tak hanya keindahan pemandangan alamnya, menurut Indyo, beberapa gunung api di Indonesia punya narasi yang dikenal global. Letusan Gunung Tambora pada 1815 menyebabkan tahun tanpa musim panas di Eropa. Adapun letusan Krakatau pada tahun 1883 menimbulkan tsunami gunung api terbesar yang diikuti kemunculan Anak Krakatau yang menjadi laboratorium para biolog untuk mempelajari suksesi ekologi.

Adapun Kaldera Toba terbentuk dari letusan supervolcano atau gunung api raksasa sekitar 74.000 tahun lalu. Letusan ini terbesar di Bumi dalam dua juta tahun terakhir dan dipercaya memicu pendinginan global dan nyaris memunahkan nenek moyang manusia modern (Kompas, ”Ekspedisi Cincin Api-Toba Mengubah Dunia”, 15/11/2011).

Namun, Surono mengakui, potensi alam Indonesia ini belum dikelola dengan baik. Bahkan, Kaldera Batur, yang sudah ditetapkan UNESCO sebagai taman bumi, juga masih banyak masalah lingkungan. ”Kita harus dapat menciptakan kelestarian tanpa mengganggu perekonomian masyarakat setempat,” kata dia.

Indyo mengatakan, UNESCO bisa mencabut status taman bumi suatu kawasan yang dinilai tidak layak lagi.

”Setiap empat tahun statusnya akan dievaluasi. Kalau sampai taman bumi yang kita punya, seperti Batur, statusnya dicabut UNESCO, itu malah jadi kampanye negatif. Menjadi seperti promosi kegagalan dalam pengelolaan lingkungan,” kata Indyo. (AIK/WSI)

Sumber: Kompas, 28 Maret 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB