Curah Hujan Menipis, Titik Panas Meningkat

- Editor

Selasa, 30 Juni 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ancaman kebakaran lahan dan hutan yang meluas di Riau terus meningkat seiring dengan menipisnya curah hujan karena musim kemarau. Kondisi ini juga menjadi peringatan bagi provinsi lain, terutama yang memiliki lahan gambut, untuk meningkatkan kewaspadaan agar bisa menurunkan risiko kebakaran.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, satelit Modis pada Minggu (28/6) menangkap 207 titik panas di Pulau Sumatera. “Sebanyak 71 titik di antaranya berada di Riau, yakni di Pelalawan 24 titik, Rokan Hilir 18 titik, Bengkalis 9 titik, Indragiri Hilir 6 titik, Dumai 5 titik, Siak 3 titik, Indragiri Hulu 3 titik, serta di Kuansing, Meranti, dan Kampar masing-masing 1 titik,” kata Sutopo, Senin (29/6).

37a0c81102304e8c8afefe9bf3cd6d0eSutopo menyebutkan, terdapat 142 hektar lahan yang sudah terbakar di Riau. Petugas gabungan dari Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, Polri, dan relawan berhasil memadamkan 69 hektar di antaranya, sedangkan 73 hektar lahan belum dapat dipadamkan. Penyebab kebakaran adalah pembakaran secara sengaja untuk pembersihan dan pembukaan lahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Curah hujan yang terbatas di Riau juga membuat upaya teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dikenal sebagai hujan buatan tidak bisa maksimal dalam sepekan lalu. Penaburan garam (NaCl) ke awan untuk memicu hujan hanya dilaksanakan empat hari, sedangkan pada Jumat dan Sabtu (26-27 Juni) operasi tidak dijalankan mengingat awan tidak memadai, lebih kering dibanding pekan lalu. Penyebabnya, tekanan udara tinggi di Benua Australia semakin dominan.

Sutopo meminta seluruh unsur, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun masyarakat, untuk senantiasa mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, terutama di provinsi-provinsi yang memiliki lahan gambut. Berdasarkan pola titik panas tahun 2006-2014 di Sumatera dan Kalimantan, jumlah titik api akan terus meningkat hingga bulan Oktober. “Puncak titik panas pada September,” ujarnya.

Juli kering
Sementara itu, berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi kering diperkirakan terus berlangsung setidaknya hingga pertengahan Juli. Kepala Subbidang Analisis dan Informasi Iklim BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, hampir seluruh wilayah Indonesia berpeluang besar mengalami kekeringan pada dasarian pertama dan kedua (tanggal 1-20) bulan Juli. Itu ditunjukkan oleh peta prediksi curah hujan kurang dari 50 milimeter per dasarian yang dibuat BMKG.

Terkait dengan Riau yang sedang siaga kebakaran lahan dan hutan, pada dasarian pertama Juli, peluang kekeringan mencakup sebagian besar Riau, terutama area selatan, dengan peluang mencapai lebih dari 90 persen atau hampir pasti kering. Peluang kekeringan menurun menjadi sekitar 70 persen pada dasarian kedua Juli, tetapi masih menunjukkan potensi kekeringan yang kuat untuk Riau.

Menurut Ardhasena, dalam periode tersebut, daerah-daerah rawan kebakaran lain juga harus waspada karena peluang kekeringan juga lebih kurang setara dengan yang di Riau. Daerah tersebut antara lain Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan bagian selatan.

J GALUH BIMANTARA

Sumber: Kompas Siang | 29 Juni 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB